Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kebohongan
Aku dan perempuan itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Qing Tan, memutuskan untuk beristirahat di hutan. Pepohonan di sini tumbuh lebat, menjadi tempat persembunyian sempurna jika ada yang masih mengejar kami.
“Sekarang, jelaskan kenapa kau dikejar oleh Sekte Naga Hitam,” tanyaku dengan nada serius.
Wajah Qing Tan tampak resah, tapi ia mulai berbicara. “Aku dituduh mencuri teknik mereka, padahal aku tidak melakukan apa-apa! Sebenarnya, mereka hanya ingin menyingkirkanku karena aku tahu rahasia mereka.”
“Rahasia apa yang kau tahu?”
“Mereka berencana membangkitkan Naga Hitam, leluhur sekte mereka. Jika naga itu bangkit, Sekte Naga Hitam akan menjadi yang terkuat di Benua Tengah. Tujuan mereka adalah menguasai seluruh benua. Jika aku membocorkan rencana ini ke sekte lain, tentu mereka akan bersatu untuk menghentikan Sekte Naga Hitam. Karena itulah, mereka ingin membunuhku.”
Aku mengangguk perlahan, mencerna ceritanya. “Begitu, ya. Nasibmu memang malang.”
...---...
“Baiklah, kita tak bisa berlama-lama di sini. Ayo pergi.”
Kami meninggalkan hutan menuju kota besar di Benua Tengah. Kota itu tampak megah, lebih ramai dari yang kubayangkan, dikelilingi oleh tembok tinggi dan penjaga bersenjata lengkap. Dari informasi yang kudapat, ini adalah wilayah Sekte Pedang Emas.
“Jika sekte lain masuk tanpa izin, mereka akan dianggap musuh,” kataku sambil melirik gerbang besar di depan kami.
Beruntung, kami berhasil masuk tanpa masalah. Aku bukan anggota sekte mana pun, dan Qing Tan sudah dianggap diusir dari Sekte Naga Hitam.
Kami berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai. Qing Tan terlihat memperhatikan sebuah kedai kecil yang menjual sate, matanya berbinar, tapi dia tak berkata apa-apa.
“Qing Tan, kau mau sate itu?” tanyaku sambil melirik ke arahnya.
“Ti-tidak usah…” jawabnya canggung, tapi suara perutnya membantah ucapannya.
“Kau lapar, bukan?”
Dia hanya mengangguk pelan.
Akhirnya, aku membeli sate untuk kami berdua. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan lebih jauh ke dalam kota. Aku merasa semakin dalam kami masuk, semakin kecil kemungkinan Sekte Naga Hitam menemukan kami. Meski ini wilayah Sekte Pedang Emas, aku tak bisa sepenuhnya tenang. Dengan imbalan yang cukup besar, siapa pun bisa berpaling.
...---...
Qing Tan terlihat tenang meski dikejar oleh sekte berbahaya. Aku mulai mengamati kepribadiannya—ia tampak seperti seseorang yang jarang panik.
Namun, aku belum melupakan perjanjiannya. Waktunya untuk menagih.
“Qing Tan, masih ingat perjanjian kita?” tanyaku tiba-tiba.
Wajahnya seketika memerah. “I-iya… Apa yang kau inginkan?”
“Lepaskan pakaianmu,” jawabku singkat.
“A-apa?! Kau serius?”
“Aku tak akan mengulanginya.”
Dengan ragu, ia mulai melepaskan pakaian luarnya, hingga hanya mengenakan pakaian dalam. Namun, sebelum aku sempat mengatakan apa-apa lagi, suara keras terdengar dari arah jendela.
Crash!
Jendela pecah, dan beberapa orang berpakaian khas Sekte Naga Hitam dan Sekte Pedang Emas menerobos masuk. Seorang pria dengan aura dominan, tampak seperti tetua sekte, berjalan mendekat.
“Putriku, Qing Tan!” serunya.
“Putri?” Aku menatap Qing Tan dengan tatapan tak percaya.
Qing Tan berlari ke arahnya. “Ayah, tolong aku! Orang ini menculikku dan mencoba melecehkanku!”
Ucapannya membuat semua orang di ruangan menoleh ke arahku.
“Apa maksudnya ini?!” teriakku. “Kau bilang kau dikejar oleh Sekte Naga Hitam! Kau membohongiku!”
Namun, Qing Tan mengabaikanku. “Jangan dengarkan dia! Dia jelas ingin melecehkanku. Dia bahkan memaksaku melepas pakaian!”
“Berani sekali kau menyentuh putriku!” raung pria itu dengan amarah yang meledak-ledak.
Seorang tetua dari Sekte Pedang Emas menyela, “Tetua Sekte Naga Hitam, bukankah lebih baik dia dihukum mati saja?”
“Tidak. Aku akan memastikan dia menderita sebelum mati!”
Keadaan semakin kacau, dan aku tak punya waktu untuk menjelaskan apa pun. Pilihanku hanya satu yaitu, kabur.
Aku mengeluarkan Sayap Elang Api Merah dan melompat keluar jendela, melesat cepat ke udara.
“Jangan biarkan dia kabur! Pengikat Naga!”
Seketika, sebuah benang hitam melesat, mengikat kakiku. Aku mencoba memutusnya, tapi benang itu terlalu kuat. Bahkan seorang kultivator di Ranah Raja Suci sekalipun mungkin tak mampu menghancurkannya.
Aku terseret kembali ke dalam ruangan, tubuhku tak berdaya. Mereka menyegel kultivasiku, membuatku benar-benar terjebak.
Qing Tan menatapku dengan senyuman dingin. “Terima kasih atas bantuannya. Tapi sayang, kau hanya pion dalam permainanku.”
Aku mengepalkan tangan, menahan amarah. Namun kini, aku hanya bisa menunggu kesempatan untuk membalikkan keadaan.
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi