Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbang
Setelah menghabiskan waktu bersama Tania kemudian pamit pulang.
"Mamah kamu dimana sayang? aku ingin pamit pulang," kata Tania.
"Sepertinya mamah sedang dibelakang biar aku panggil," kata Rangga.
"Mah, mah," panggil Rangga.
"Iya kenapa nak?," jawab bu Resti yang berjalan menghampiri Rangga.
"Tania mau pamit pulang mah," kata Rangga.
"Aku pamit pulang ya tan," kata Tania.
"Iya, hati-hati dijalan ya Tania," kata bu Resti membalas dengan ramah.
Bu Resti mengantar Tania sampai ke teras rumah sedangkan Rangga menunggu didalam.
Tania memasuki mobil dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah Rangga.
Bu Resti kembali masuk ke dalam rumahnya.
"Rangga, mamah mau berbicara dengan kamu," kata bu Resti.
Pasti mamah mau bertanya soal Tania. Batin Rangga.
"Iya mah," kata Rangga.
"Kemarin sewaktu dalam perjalanan pulang, kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak memiliki seorang kekasih. Lalu hari ini seorang gadis mengakui bahwa dirinya adalah pacar kamu dan ternyata hal itu benar. Kenapa kamu berbohong?," tanya bu Resti.
"Maaf mah, Rangga tidak ada maksud untuk berbohong ke mamah," kata Rangga.
"Tapi kamu sudah berbohong ke mamah. Apa alasannya kamu berbohong kepada mamah nak?," tanya bu Resti.
"Aku tidak memiliki tujuan apapun mah. Alasanku berbohong kepada mamah agar mamah mengira bahwa Alya satu-satunya gadis yang ku cintai," kata Rangga.
Bu Resti malah kebingungan mendengar penjelasan Rangga tersebut.
"Mamah masih belum paham," kata bu Resti.
"Sejujurnya mah, pertama kali aku bertemu Alya kembali aku jadi merasa bimbang. Rasa cintaku pada Tania tidak sebesar dulu. Begitu mudah pudarnya," kata Rangga.
"Kenapa begitu?," tanya bu Resti.
"Aku juga bingung dengan perasaanku, apa karena Alya cinta pertamaku?," jawab Rangga.
"Mamah kurang suka jika kamu melakukan hal seperti itu nak. Carilah yang pasti bukan yang tidak pasti. Selama ini Tania sudah mencintaimu dan kamu juga mencintainya, jangan hanya karena kehadiran orang lain menjadi pemisah diantara kalian nantinya," kata bu Resti.
"Iya mah aku paham. Sejujurnya aku tidak ingin berada diposisi seperti ini. Tapi setiap aku berada didekat Alya hatiku merasa nyaman," kata Rangga.
Bu Resti menghela nafas mendengar penjelasan Rangga. Ia pun tidak dapat menyalahkan Rangga. Rasa nyaman yang diberikan Alya kepada Rangga itu sangat berarti.
"Mamah jadi bingung nak. Mamah hanya khawatir, kamu yang belum tahu pasti apakah Alya mencintaimu juga atau tidak malah membuat keputusan yang salah dengan mengabaikan seseorang yang benar-benar mencintaimu," kata bu Resti.
Apa yang dikatakan mamah memang benar. Tapi dilain sisi, aku tidak dapat menampik rasa cintaku pada Alya. Lalu bagaimana dengan Tania? astaga, kenapa aku jadi pusing begini?. Batin Rangga.
"Kamu sebaiknya istirahat saja nak! biar waktu yang menjawabnya. Pesan mamah, pikirkan dengan matang apa yang hendak kamu pilih, jangan salah langkah!," kata bu Resti memberi nasihat.
"Iya mah," kata Rangga menurut.
Seminggu Kemudian
Alya telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Hari ini ia akan kembali pulang kerumahnya. Ia tidak lupa membawa barang milik Rangga yang tertinggal dihotel.
Alya disambut dengan baik oleh ayah, ibu, serta kakak laki-lakinya. Ia pun bercerita tentang pengalamannya selama bekerja disana. Namun ia tidak bercerita tentang keadaan Rangga.
Setelah dirawat dengan baik oleh seorang dokter spesialis, Rangga sudah dapat kembali berjalan dengan baik. Bahkan ia sudah dapat bekerja kembali ke kantor beberapa hari lagi.
Alya memutuskan untuk mengunjungi rumah Rangga, namun ia tidak mengetahui alamat rumah Rangga.
Alya kemudian mengirim pesan teks kepada Rangga. Pesan teks itu berisi permintaan Alya agar Rangga mengirimkan alamat rumahnya kepada Alya.
"Bang, aku sudah kembali kerumahku. Aku telah menyelesaikan pekerjaanku diproyek tersebut," kata Alya.
"Benarkah? syukurlah," kata Rangga.
"Abang tidak perlu kaget seperti itu seharusnya. Bukankah abang selalu meminta bu Heny untuk memberi tahu apa yang ku lakukan selama bekerja? bukan hanya itu, abang juga sesekali meminta bu Heny untuk mengambil fotoku,," kata Alya.
Hah? bagaimana dia bisa tahu? apa bu Heny memberi tahunya?. Batin Rangga.
"Darimana kamu tahu? aku tidak melakukannya," kata Rangga.
"Sudahlah, abang tidak perlu bohong! aku tidak sengaja melihat ponsel bu Heny yang berisikan pesan perintah dari abang," kata Alya.
Rangga tidak menjawabnya. Dia benar-benar tidak dapat terhindar dari tuduhan yang diberikan oleh Alya.
"Kenapa abang tidak menjawabnya? abang takut ya? aku berencana akan menjenguk abang malam ini. Abang mau dibawakan apa?," tanya Alya.
"Aku tidak ingin dibawakan apa-apa. Dijenguk olehmu saja aku sudah sangat merasa senang," kata Rangga.
Sebenarnya aku tidak ingin memberikan perhatian kepadamu Rangga Setyawan tapi karena kamu terluka karena menyelematkan aku, aku tidak punya pilihan lain. Batin Alya.
"Sebentar lagi aku akan kesana. Tapi aku tidak tahu alamat rumah abang saat ini," kata Alya.
"Aku akan mengirimkannya melalui google maps, kamu tunggu saja notifikasi dariku," kata Rangga.
"Iya bang," kata Tania.
"Senangnya hatiku dijenguk oleh Alya," gumam Rangga.
Sebelum pergi menjenguk Rangga, Alya terlebih dahulu menyempatkan makan malam bersama keluarganya.
"Pah, aku mau keluar malam ini. Boleh tidak?" kata Alya.
"memangnya kamu mau keluar kemana nak?," tanya pak Danu.
"Aku mau kerumah bang Rangga pah," kata Alya.
"Kamu mau main kesana?," tanya pak Danu.
"Bukan pah, aku ingin menjenguknya," kata Alya.
"Memangnya dia kenapa Al? Apa dia sedang sakit?," tanya pak Danu.
"Ia pah, sebenarnya bang Rangga tidak menghabiskan waktu bekerja denganku selama penanganan proyek dikota x kemarin. Dia pulang lebih awal," kata Alya.
"Apa penyebabnya Al?," tanya pak Danu.
"Pada hari pertama bekerja, bang Rangga mengalami kecelakaan saat bersamaku melihat pembangunan pabrik. Dia tertimpa sebuah papan yang mengenai kakinya. Lukanya cukup parah pah sampai ia tidak bisa berjalan karena cidera. Ia juga mendapat beberapa jahitan dari dokter rumah sakit," kata Alya memberi penjelasan.
"Astaga, kenapa bisa seperti itu kejadiannya nak?," kata pak Danu.
"Sebenernya pah, papan itu hendak menimpaku karena papan itu berada tepat diatasku tapi dengan sigap bang Rangga mendorongku dan akhirnya papan itu menimpa kakinya," kata Alya.
"Rangga melakukannya untukmu? itu artinya kamu berutang nyawa padanya nak. Bayangkan saja jika Rangga tidak menolongmu, apa yang akan terjadi? Papan itu akan menimpa kepalamu," kata bu Riska.
"Apa yang dikatakan mamahmu benar? Kamu harus berterima kasih kepadanya Al," kata pak Danu.
"Iya mah, aku sudah menunjukkan rasa terima kasihku dengan menjaganya dirumah sakit selama beberapa sebelum akhirnya ibunya membawanya kembali pulang untuk dirawat oleh tim dokter kepercayaan ibunya," kata Alya.