CEO DINGIN DAN GADIS SHOLEHA

Hari ini kembali Kendra mendatangi kediaman keluarga Malik, seperti biasa selalu terjadi perdebatan hebat antara Kakek dan dirinya.

" Masih belum kapok juga,, apa kamu tidak punya rasa malu sedikit pun ?"

" Rasa malu ku sudah hilang ketika melihat anak dan istri ku Kek,, terserah Kakek mau ngomong apa.Yang jelas aku tidak akan menghentikan langkah ku datang kemari."

Diam diam Kakek tersenyum tipis,

" Baiklah,,,, setelah selesai cepat pergi dari sini,aku tak mau cicit ku terkena pengaruh dari mu "

" Ayolah, Kek... Aku bukan penyakit menular, aku Daddy nya. Aku juga mau bertemu dan bermain dengan anak ku "

Kakek segera pergi meninggalkan Kendra bersama Kiano bermain di ruang tengah.

Kakek masuk menghampiri para wanita yang sedang sibuk di dapur menyiapkan makan siang.

"Kiano sama siapa Kek ? "

" Itu.... Sama pria yang ngaku Daddy nya "

Hummairah mengernyitkan alisnya heran

" Maksud Kakek, Kak Kendra ? "

"Siapa lagi, Kakek sudah bosan melihat tampang nya. Setiap pagi selalu datang kemari, dengan alasan bermain bersama Kiano.Tapi, sebenarnya itu hanya alasan Dia hanya ingin menjadi dekat dengan keluarga ini "

Para wanita itu hanya tersenyum mendengar gerutuan Kakek.

" Sudah Ra, bilang sama yang ngaku Daddy nya Kiano. Hari sudah siang, waktunya Kiano tidur. Dan suruh Daddy nya Kiano itu pulang, apa Dia tidak kekantor hari ini ?" uca mama panjang,yang hanya di balas anggukan dan senyuman oleh Hummairah.

Hummairah segera berjalan menuju ke ruang tengah.

" Kiano anak Ummi cukup mainnya, sekarang waktunya tidur "

" Kok gitu kan aku belum puas mainnya ? "

" Kak,ini sudah dari pagi lho... Apa Kakak gak ke kantor hari ini ? Sudah siang ini Kak... "

" Kamu ngusir aku Ra ? Kok kamu udah kayak Kakek sii ? Kiano liat tu Ummi kamu, tega banget ngusir Daddy. "

" Bukan ngusir Kak, tapi ini udah waktunya Kiano tidur. Lagian kamu kan juga harus kek kantor ka ? "

" Ya udah deh,,,, besok aku kesini lagi "

" Mau ngapain ? "

" Ya main ama Kiano laah... Masak main ama kamu... Atau kamu mau aku main ama kamu ? "

Hummairah membulatkan matanya melotot ke arah Kendra.

" Apa melotot melotot ? Kamu mau main sama aku, yuk kita main yuk " Kendra berjalan ingin merangkul pundak Hummairah.

Hummairah segera menghindar

" Gak.. gak.. Apaan sii ? "

" Lho katanya mau main, ayo main "

"Apa sii.. Udah ah pulang sana, kasian Ifan di kantor sendirian "

" Kok kamu perhatian banget sama Ifan ? Emang Ifan siapa kamu ? Yang seharusnya kamu khawatirkan itu aku, aku Daddy Kiano "

" Oke baiklah.... Daddy nya Kiano, sekarang sudah waktu nya Daddy kembali kekantor, dan Kiano nya harus istirahat. Oke Daddy ? "

" Baiklah Ummi Daddy ke kantor dulu. Kiano kamu baik baik dirumah yaa.... Jagain Ummi, Daddy cari uang yang banyak untuk kamu dan Ummi."

" Ya udah aku ke kantor dulu ya...."

Hummairah meraih tangan Kendra dan menciumnyadan Kendra mencium kening istrinya.

" Aku antar sampai depan pintu ya Kak "

" Ayo... sini biar Kiano nya aku yang gendong "

Mereka pun berjalan menuju pintu, tanpa mereka sadari sedari tadi beberapa pasang mata memperhatikan mereka.

Tak lama Kakek mulai membuka suara

" Pemandangan seperti ini lah yang ingin aku lihat, aku ingin Kendra kembali kerumah ini dan kita semua berkumpul bersama " Ucap Kakek

" Apa Mas Malik sudah memaafkan Kendra ? " Tanya Nanny

" Sudah lama aku memaafkan nya.... Aku seperti ini hanya ingin memberinya pelajaran, agar Dia sadar apa arti istri dan keluarga baginya."

" Kenapa tidak Mas, suru saja Kendra kembali kemari dan tinggal bersana kita ? "

" Nanny... Aku hanya ingin Dia menyelesaikan masalah nya sendiri, Dia harus berjuang untuk meyakinkan keluarga bahwa Dia tidak bersalah."

" Baiklah Mas, naku mengerti sekarang jalan pikiran Mas... "

Kedua orang tua itu saling tersenyum.

Hari ini Kendra ada janji bertemu dengan Heru, untuk membicarakan masalah tes DNA

" Selamat siang Pak Kendra... Maaf saya terlambat, saya harus mengantar istri ke rumah mertua."

" Tidak apa apa Pak Heru... Silahkan duduk "

" Baiklah apa yang bisa saya bantu kali ini ?"

" Saya hanya memerlukan beberapa helai rambut anda untuk saya cocok kan dengan DNA Syilla. Saya sudah menyerahkan bagian saya dan Syilla ke rumah sakit,sekarang giliran anda. "

" Baik lah, sebentar " Heru segera menarik beberapa helai rambut nya dan memasukakn nya kedalam plastik yang telah disiapkan oleh Kendra. " Apa segini cukup ? "

" Cukup, Pak Heru... Kalalu terlalu banyak saya takut anda pulang istri anda tidak mengenali anda. "

" Anda bisa saja. Kapan kita akan melakukan pemeriksaan ? "

" Secepatnya, kembali dari sini saya akan langsung kerumah sakit dan menyerah kan ini. Mungkin hasilnya keluar akan memerlukan waktu yang lama, apa anda tidak keneratan menunggu ? "

" Lebih baik kita kerumah sakit keluarga saya saja Pak Kendra, disana saya bisa meminta mempercepat keluarnya hasil DNA ini, soal nya istri saya juga sedang menjalani pengobatan disana. Bagaimana Pak Kendra,anda setuju ? "

" Baik lah, kalau saya akan pulang dulu ke apartemen untuk mengambil sampel milik Syilla lagi."

" Pak Kendra maaf.... Apa boleh saya ikut bersama anda pulang ke apartemen anda ? "

Kendra terdiam

" Saya hanya ingin melihatnya secara langsung. "

Kendra menganngguk dan segera beranjak pergi. Mereka keluar meninggalkan restoran dan menuju apartemen Kendra.

Beberapa hari ini Kendra tak datang mengunjungi Kiano, semua tampak merasa biasa saja.Tapi Hummairah selalu terlihat menunggu kedatangannya.

Kakek yang tau gelagat menantunya itu segera membuka suara.

" Tumben beberapa hari ini orang yang mengaku Daddy nya Kiano tidak muncul, apa Dia sudah menyerah ya, dan tidak bisa membuktikan diri nya. Maka nya Dia malu untuk menunjukkan diri disini. "

Ucap Kakek

Semua tampak saling berpandangan dan memandang ke arah Hummairah.

" Iya Ra, kemana ya Daddy nya Kiano udah beberpa hari tidak datang " tanya Mama

" Ara juga gak tau Ma....Terakhir datang kemaren Kak Kendra gak bilang apa apa "

" Kamu tidak coba nelpon dia ? " Tanya Nanny

" Ara gak punya Nomor nya Kak Kendra Nanny"

Hummairah menunduk dan semua orang terdiam, mereka baru menyadari kalau menantu mereka ini tidak pernah menggunakan ponsel. Jangan kan menggunakan, ponsel pun Dia tidak punya.

Semua terdiam

" Sudah jangan di bahas lagi. Nanny, setelah ini ajak menantu mu ini berbelanja, jangan lupa belikan Dia ponsel, masa menantu juragan gak punya ponsel. Lucu sekali " ucap Kakek menggerutu.

Semua berusaha menahan tawa.

" Dengar itu Ra, kali ini jangan menolak lagi. Dari dulu Nanny dan Mama kamu ini nyuruh kamu buat pake ponsel, kamu nya gak mau. Setiap mau di belikan pasti bilang buat apa? Telpon rumah sudah cukup, kalau sudah begini kan repot Ra " ucap Nanny panjang lebar.

Sebenarnya Kakek lah yang melarang Hummairah untuk punya ponsel, maka dari itu Nanny sengaja berbicara seperti itu di depan Kakek.

bersambung