Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4.Curiga
Waktu cepat berlalu, jam silih berganti, tidak terasa hari sudah mulai petang. Kring...Kring, suara ponsel Arkan. Arkan segera merogoh ponselnya di dalam saku celananya, ternyata Senja yang menelponnya.
"Assalammualaikum sayang." Sapa Arkan ketika sudah melekatkan ponsel itu di telinganya.
"Waalaikumsalam mas, mas lagi sibuk ya?" tanya Senja takut mengganggu suaminya itu. Walaupun dia tau kalau suaminya itu selalu punya waktu untuknya, tapi Senja cuma tidak ingin suaminya meninggalkan kesibukannya hanya demi dirinya.
"Memang kenapa sayang?" Arkan bukannya menjawab dia malah balik bertanya. Biasanya istrinya itu akan kesal kalau dia tidak menjawab dan malah balik bertanya. Arkan sangat suka membuat istrinya itu kesal karena bagi Arkan itu kesenangan tersendiri melihat istrinya kesal.
"Mas bisa jemput aku tidak? Aku sudah mau pulang ni?" tanya Senja.
"Tentu dong tuan putri, 'kan tuan putri pioritas utama mas. Oke sekarang mas kesana," ucap Arkan mematikan ponselnya dan langsung melajukan motornya menuju cafe tempat istrinya bekerja.
Tidak membutuhkan waktu lama Arkan sudah sampai di halte tempat Senja sering menunggunya. Setelah Senja naik, Arkan segera melakukan Motornya kerumah. Sesampai di rumah keduanya langsung masuk ke kamar.
"Mas mau mandi duluan apa aku yang duluan." Tanya Senja pada suaminya.
"Kamu duluan aja, mas masih capek." Jawab Arkan menyuruh istrinya mandi duluan. Senja langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah Senja masuk ke kamar mandi Arkan mengambil ponselnya di dalam lemari.
Ponsel pengeluaran terbaru itu Arkan simpan di dalam lemari, ponsel itu hanya akan dia pakai ketika mau menghubungi orang kepercayaan nya atau Anak buahnya. Dan ponsel itu juga di pakai kalo sedang ada masalah di perusahaan atau di cafe maupun butiknya.
Awan menekan nomor asistennya. Tidak lama kemudian terdengar sahutan dari seberang sana.
"Halo tuan." Terdengar sapaan asisten nya di sebrang sana.
"Iya halo, gimana, apa ada masalah di perusahaan selama aku tidak disana?" tanya Arkan pada asistennya itu.
"Tidak tuan, kemaren sempat ada,tapi sudah saya tangani, tuan tidak usah khawatir," jawab Ferdy asisten Arkan.
"Oke kalau begitu, aku matikan ya?" Arkan segera mematikan ponselnya dan menyimpan nya kembali.
Tidak lama kemudian Senja keluar dari kamar mandi dengan sepotong handuk yang melingkar di tubuhnya. Arkan terperanjat melihat lekuk tubuh Senja yang begitu putih dan mulus. Arkan menelan saliva nya dan terpaku sesaat. Arkan selalu terpana di saat melihat tubuh istrinya itu, walaupun tubuh itu sudah Arkan nikmati setiap malam, namun pesona Senja selalu membuat dirinya menelan saliva.
Senja yang melihat suaminya terpaku tak bergerak sedikitpun, dia mengulum senyum, Senja tau kalau suaminya sangat berhasrat melihat dia seperti saat ini.
"Mas, mandi sana, jangan melamun, nanti aku kasih." Senja semakin menggoda suaminya.
"Eh iya, mas mandi ya?" Arkan salah tingkah di depan istrinya. Senja yang melihat suaminya salah tingkah, dia geleng kepala. Senja kemudian membuka lemari untuk memakai bajunya.
Setelah Senja memakai bajunya. kemudian Senja menyiapkan pakaian untuk suaminya. Di saat Senja mengambil baju untuk suaminya,tidak sengaja Senja menjatuhkan sebuah map dan ponsel yang tersimpan di antara pakaian suaminya.
Senja mengambil Map itu yang berisi dokumen. Senja Membuka dan melihat.
"Ini 'kan dokumen keuangan cafe Opera tempat aku bekerja,"gumam Senja heran.Dan kemudian dia mengambil ponsel yang jatuh tadi, di membolak balikkan ponsel itu.
"Ini juga ponsel keluaran terbaru dan harganya sangat mahal. Kenapa mas Arkan bisa memiliki ponsel semahal ini." Senja bermonolog sendiri.
"Apa mungkin narik ojek dapat uang banyak? dan dokumen keuangan itu...jangan -jangan mas Arkan yang punya cafe..tidak, tidak mungkin kalo cafe itu punya mas Arkan. kalau mas Arkan punya cafe tidak mungkin dia mau jadi tukang ojek." Senja sedikit curiga, namun perasaan itu dia tepis kan karena mengingat Arkan tidak mungkin mau jadi tukang ojek berpanas-panasan di jalan jika dia punya kafe.
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Senja cepat-cepat menyimpan dokumen dan ponsel mahal itu kembali. Setelah itu Senja langsung menuju ranjang dan meletakkan baju untuk suaminya di sana.
"Mas, ini bajunya udah aku siapin." ucap Senja pada suaminya.
"Iya sayang makasih ya." Ucap Arkan tersenyum manis pada istrinya.
"Hem, Sama-sama," jawab Senja yang terpesona melihat senyuman suaminya. Arkan langsung mengganti pakaiannya. setelah setelah itu dia menuju ke ranjang untuk istirahat.
Di ranjang sudah ada Senja yang duduk menyandar kan punggungnya di kepala ranjang. Arkan menghampiri dan langsung merebahkan diri disana dengan kepala bertumpu pada paha istrinya.
Senja mengusap pelan kepala suaminya dengan begitu lembut. Senja teringat di mana keduanya bertemu dan hingga sampai ke pernikahan.
"Capek ya mas?" tanya Senja sembari tangannya terus mengelus rambut suaminya.
Arkan menggeleng kepala.
"Tidak sayang, harusnya mas yang nanya ke kamu. Mas tau kamu capek bekerja, sebab itu lah mas menyuruh kamu berhenti bekerja, mas tidak tega lihat kamu kelelahan. Mas sayang dan cinta sama kamu, jadi mas tidak mau kalau istri mas yang cantik ini lelah."
Pipi Senja merona merah dan hatinya berbunga-bunga karena mendapat pujian dan perhatian dari suaminya.
"Makasih mas karena dah menyayangi dan mencintai ku dengan begitu tulus." Senja sangat bersyukur mendapat suami sebaik dan selembut Arkan.
"Mas yang berterimakasih,karena kamu udah mau menerima dan menjadi istri mas yang miskin dan hina ini." Ucap Arkan merendah dirinya. Arkan sebenarnya merasa takut kalau Senja tau jati dirinya, Arkan takut Senja akan Marah karena dia sudah berbohong dengan menutup jati dirinya. Namun Arkan berniat mengatakan yang sebenarnya pada Senja tapi bukan sekarang, Arkan akan menunggu waktu yang tepat.
"Mas jangan pernah bicara seperti itu lagi di depan ku, mas sangat sempurna bagi ku, aku tulus menyayangi dan mencintai mas. Kalau harta dan uang itu bisa di cari. Kita akan berjuang bersama-sama. Aku mau mas berjanji jangan pernah tinggalkan aku dalam ke adaan apapun." Ucap senja panjang lebar. Senja tidak pernah mengharapkan kemewahan dari Arkan, Senja mencintai Arkan sungguh dari lubuk hatinya yang dalam.
Mendengar perkataan Senja tadi, Arkan semakin yakin kalau Senja adalah istri yang tepat untuknya, lagi pula selama dia pacaran Senja tidak pernah meminta apapun dari nya.
"Iya sayang, mas janji kita akan berjuang, susah senang bersama." Arkan langsung membawa istrinya itu kedalam dekapannya, Arkan begitu sangat mencintai gadis yang menjadi istrinya sekarang.
Ketika sedang hangat-hangatnya berpelukan, terdengar suara pintu di ketuk dari luar. "Senja." Panggil Mama ratih.
Senja ingin beranjak membuka pintu, namun tangannya di tahan oleh Arkan.
"Biar mas aja yang buka pintunya." Pinta Arkan langsung beranjak. Setelah Arkan membuka pintu, terlihat Mama Ratih berdiri di depan pintu.
"Kalian turun, makan malam udah siap." Ucap Mama Ratih.
"Iya Ma, bentar lagi kami turun." Jawab Arkan, kemudian dia masuk lagi untuk mengajak istrinya makan malam. Kedua pasutri itu pun segera keluar dari kamarnya.
Bersambung.
Jangan lupa like,komen dan vote agar author semangat berkarya. Terimakasih.