Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Pagi pun tiba.
Andini bersiap untuk berangkat kerja seperti biasa.
Sebelum berangkat, Andini sempat menunggu Indra lewat di depan rumahnya agar berangkat bersama sampai depan, tetapi Indra belum muncul juga setelah Andini menunggu sekitar 10 menit, padahal Andini sudah meneleponnya berkali-kali.
"Hmmm, mungkin Indra sudah berangkat kali ya, aku kangen sangat sama dia, sudah lah aku berangkat duluan saja."
Andini akhirnya berangkat sendiri.
Di tempat kerja, Andini banyak melamun, dia bingung harus mencari uang tambahan ke mana. Karena gajinya di warung hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tabungannya juga gak mungkin dia habiskan secepat ini.
Disaat warung sedang sepi, Andini meluangkan waktu untuk membuka handphone.
Andini melihat notifikasi Mobil Sandy sedang berada di sebuah hotel, Andini sangat curiga apa yang sedang dilakukan Sandy di sebuah hotel siang-siang begini..
Ingin sekali Andini pergi ke sana. Tetapi nggak mungkin karena dia sedang bekerja dan gak mungkin juga harus izin sama Bude Rini.
Andini kebingungan sekali di sini. Tetapi, Tak lama dari itu, pucuk dicinta ulam pun tiba, Andini mendapatkan DM dari Istrinya Sandy.
"Selamat siang Ka, maaf mengganggu, boleh saya minta bantuan?"
Andini tanpa ragu langsung membalasnya.
"Iya selamat siang. Apa yang harus saya bantu ya?"
"Begini Ka, saya belum kasih tahu mas Sandy soal video yang kaka kasih waktu itu. Saya mau minta bantuan kaka untuk mengawasi mas Sandy lebih dari itu, apa kakak bersedia?"
Andini langsung berpikir bahwa ini kesempatan dia juga untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Andini pun langsung membalasnya.
"Apa yang akan saya dapatkan jika saya melakukan itu semua?"
"Soal bayaran, kakak gak perlu khawatir, saya pasti kasih, tetapi saya perlu bukti yang benar-benar sangat kuat, saya ingin bukti yang banyak bukan hanya satu Ka, soalnya mas Sandy itu orangnya pintar memutar balikan fakta. Saat ini saya sepertinya butuh sekali bantuan dari kaka."
"Hmmm. Baiklah, saya bersedia membantu, nggak perlu khawatir, saya jamin kamu puas dengan bukti yang akan kamu dapatkan."
"Baik saya percaya sama kaka, Sebagai biaya operasionalnya, saya transfer saja ya Ka atau bagaimana?."
"Hmm. Baiklah tunggu sebentar"
Andini pun menyuruh Lita mengirim uangnya lewat aplikasi. Andini juga menggunakan akun palsu agar Lita tidak tahu bahwa sebenarnya yang Lita ajak kerja sama ini adalah Andini.
Dan dari situ Andini mendapatkan biaya operasional yang lumayan besar yaitu lima juta rupiah. Memang sih sepertinya uang segitu tak seberapa untuk Lita, karena Lita ini mempunyai dua perusahaan yang lumayan besar. Apalagi dia adalah pewaris tunggal dari orangtuanya.
"Ka, anggap saja itu hanya DP ya, sisanya akan saya bayar tiap kaka mengirimkan bukti yang sangat kuat."
"Baiklah, kamu gak perlu khawatir, saya akan kasih kabar secepatnya."
"Baik ka, sebelumnya saya ucapkan terima kasih."
"Iya sama-sama."
Andini pun harus mencari seseorang yang bisa dipercaya untuk memantau Sandy. Dan akhirnya Andini izin sama Bude Rini untuk pergi ke depan sebentar.
"Bude saya mau izin kedepan sebentar ya ada perlu."
"Hmm. Yaudah jangan lama-lama ya, soalnya sebentar lagi jam makan siang."
"Iya Bude, paling 15 menitan ko."
"Iya sayang yaudah silakan."
Andini pun pergi ke arah pertigaan. di sana ada satu orang ojol yang sedang bengong di atas motornya dan sepertinya sedang kesusahan mencari penumpang. Umurnya sih masih muda sekitar 25 tahun. Andini pun mencoba berkenalan dengannya.
"Mas, hey."
Ojol itu pun kaget karena saking seriusnya dia bengong.
"Siang-siang begini malah bengong."
"Hmm iya iya mbak, maaf, ada apa mbak?"
"Begini, mas mau bantu saya gak?"
"Bantu apa ya?"
"Saya punya proyek buat masnya, tetapi ini Rahasia hanya mas dan aku yang tahu."
"Proyek apa ya mbak, tetapi jangan yang macam-macam ya apalagi narkoba."
"Bukan, ini bukan kriminal. Sebenernya mudah sih, masnya hanya memantau seseorang saja di suatu tempat, nanti tempatnya saya yang kasih tahu."
"Maksudnya bagaimana ya mbak saya belum paham."
"Begini, saya tuh punya tugas dari temen saya, katanya suaminya ini dicurigai sedang selingkuh."
"Terus?"
"Mas ini hanya memantau kegiatan suaminya, tetapi gak tiap waktu ko, saya sudah pasang GPS di mobilnya, jadi bilamana dia di tempat yang dicurigai, saya bakal nyuruh mas pergi ke tempat tersebut dan mas hanya mengambil foto atau video dia sedang apa. Tetapi utamakan video ya kalau bisa, bagaimana mas, gampang kan?"
"Hmmm. Zaman sekarang aneh-aneh saja kerjaan. Tetapi bayarannya bagaimana nih?"
"Itu sih gampang, ini saya ada 500 ribu buat hari ini kalau berhasil nanti saya kasih bonus, tetapi mas sekarang harus berangkat ya, soalnya sekarang dia terpantau sedang ada di sebuah hotel."
"Hmmm. Oke deh daripada saya nunggu-nunggu sewa pusing yang ada."
"Iya mas daripada bengong kaya barusan."
"Yaudah deh saya mau."
"Tapi hati-hati ya jangan sampe ketauan jangan gegabah, mudah-mudahan saya bisa percaya sama masnya."
"Siap mbak, kalau sembunyi-sembunyi saya jagonya tenang saja"
"Wah bagus itu."
"Yaudah saya minta nomor mbaknya terus kirimin alamat yang harus saya tuju sekarang."
"Nih mas, oh iya kalau bayarannya saya kirim lewat aplikasi saja ya."
"Iya mbak gampang."
"Nama mbaknya siapa ya? saya bingung ini mau kasih nama apa soalnya"
"Hmmm dasar. Nama saya Dini mas, tetapi kalau masnya nanti ketauan jangan kasih tahu nama saya ya, awas!"
"Iya tenang mbak, gak akan ketauan ko saya juga paham."
"Hmm bagus deh kalau begitu. Lah nama mas sendiri siapa?"
"Hmm. Nama saya Jaka mbak, tetapi nama kerennya Jek sih hehe."
"Hmm pake nama keren segala dasar"
"Biar gaul lah mbak"
"Iya deh iya, yaudah sekarang masnya berangkat ya, inget hati-hati jangan sampe ketauan, nanti chat saya saja ya kalau ada perkembangan. Oke."
"Siap mbak."
Andini sangat tenang sekarang, dia tak perlu lagi bingung bagaimana caranya untuk memantau Sandy.
Andini pun kembali lagi ke warungnya Bude Rini. tetapi masih sepi sih warungnya.
"Kamu habis dari mana Dini?"
"Tadi bertemu temen mbak di depan."
"Padahal suruh ke sini saja temannya."
"Tadi dia gak tahu Bude, malah muter-muter coba di sana kasian"
"Hmm dasar"
Setelah beberapa saat, warung pun mulai kedatangan beberapa orang, soalnya sudah mulai waktunya jam makan siang. Andini melayani tamu yang makin banyak berdatangan.
Di sini juga Andini sudah tidak sendiri lagi, Bude Rini sudah punya dua karyawan perempuan baru lagi, karena semenjak Andini di sini, warung menjadi ramai, dan Bude Rini menganggap Andini ini sudah jadi daya tarik di warung makannya ini.
Andini sempat mengharapkan Indra datang dan makan di sini, tetapi indra sepertinya tak ke sini, Andini ingin sekali mengabarinya. Tetapi warung masih ramai, gak mungkin juga Andini bermain handphone.