Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Puding Cinta
Suara masjid didekat rumah sudah terdengar, aku segera bangun dan bersiap untuk mandi dan melakukan kewajiban kepada Sang Khalik menunaikan sholat subuh.
Setelah mandi aku segera berpakaian yang sudah aku siapkan sebelumnya, karena sebagian pakaianku sudah aku pindahkan kekamar anakku karena aku tidak mau bolak balik ke kamarku untuk mengambil pakaian, karena ayahnya anak-anak ada dikamar tersebut, aku berusaha menghindarinya sebisa mungkin.
Adzan Subuh telah berkumandang, kusiapkan sajadah mukenah dan aku mulai melakukan sholat sunnah Qobliyah subuh 2 rakaat, kemudian aku dzikir tasbih malaikat sebanyak 100 kali lanjut aku sholat subuh 2 rakaat , setelah menunaikan sholat aku berdoa memohon ampunan dan meminta kemudahan rezeki, serta perlindungan dari Sang Khalik.
Kegiatan rutin aku setelah menunaikan ibadah sholat subuh setiap hari adalah membaca ayat seribu dinar sebanyak 7 kali, lalu dilanjut dzikir Ya Mujib sebanyak 55 kali dan kemudian aku tutup dengan membaca surah Al- Waqiah.
Itu sudah menjadi rutinitasku di waktu subuh, setelah menunaikan sholat dan akan terasa lebih tenang dan adem hati ini mengawali pagi dengan melakukan doa dan dzikir kepada ALLAH.
Anak sulungku juga tadi ke masjid melaksanakan sholat subuh, dan alhamdulillah anakku itu sedari kecil sudah aku bekali untuk melaksanakan kewajiban nya kepada Sang Khalik, dan seharusnya sang Ayah pun harus melakukan kewajiban itu sebaik-baiknya dilakukan di masjid jika itu kaum lelaki, namun makin kesini semenjak dia menduduki posisi yang sangat bagus diperusahaan tempat dia bekerja seperti dia sudah melupakan akan kewajiban nya itu.
Aku sudah sering mengingatkan dan hasilnya ya pastinya hanya ada pertengkaran, jadi sejak itu aku tidak mau menegur atau mengingatkan lagi, dari pada aku nya yang sakit hati karena ucapan kasarnya mendingan aku cari aman saja, toh nantinya yang akan menanggung diakhirat dia sendiri.
Terkadang anaknya sendiri yang menanyakan tapi justru anaknya yang dia maki dan mengatakan jangan sok tahu.
Ayahnya anak-anak dulu nya sangat rajin ibadahnya, namun sekarang sudah berubah dan aku tak tahu apakah dia sudah merasa nyaman dengan hidupnya ini atau bagaimana, ya itu urusan dia sama ALLAH.
Aku melihat dulu kedua anakku yang masih tidur dengan lelapnya, lalu aku keluar kamar dan menuju dapur, untuk memulai membuat pesanan Astrid dan mama nya sambil aku siapkan sarapan buat anak-anakku.
Saking asyiknya aku berkutat didapur dengan segala macam puding, dan sambil buat sarapan, aku tak menyadari jika dari tadi anakku Gala ada didapur juga memperhatikanku.
"Bunda butuh bantuan Gala tidak? biar Gala bantu untuk masukkan ke cetakan puding yang mini saja" kata gala
"Boleh nak sini cuci tangan dulu ya " sahutku sambil menyuruh Gala mencuci dulu tangannya diwastafel.
Setelah puding sudah selesai semua dan lekker holand sudah didalam oven, tinggal menunggu puding nya mengeras dan kue lekker holand nya matang.
Aku melanjutkan membuat telur dadar untuk pasangan nasi goreng yang telah aku buat tadi.
"Bunda ini semuanya sudah masuk ke cetakan mini nya" jelas gala.
" iya nak biarkan saja dulu disitu nanti mengeras semua baru kita kasih toping buahnya" kataku sambil membuat telur dadar.
"Ini puding yang di cetakan besar, bentuknya unik bunda seperti model love" kata Gala sambil dia amati puding yang aku buat, untuk aku bawa juga buat Astrid sekeluarga jadi aku akan membawkan puding dan lekker holand selain pesanan puding mini untuk acara pengajian.
"Iya nak itu cetakan yang baru bunda beli online bersamaan cetakan mini itu" jelasku ke sulungku
"Nanti bisa difoto dulu Bunda terus di promosi lagi, dan nanti Bunda kasih judul saja PUDING CINTA....hehehe" sahut Gala sambil tertawa.
"Boleh juga tuh usulnya nak...keren namanya Puding Cinta" kataku.
"Akhirnya selesai juga telur dadarnya, coba lihat adik-adikmu dulu nak sudah bangun atau belum?" aku menyuruh Gala untuk melihat adik- adiknya biar sekalian bisa sarapan sama-sama.
Sambil menunggu anak-anak, aku mengeluarkan lekker holand dari oven karena sudah matang, wangi kue menyebar diseluruh ruangan setelah keluar dari oven.
Aku siapkan semua wadahnya untuk puding dan lekker holand.
"Bunda...adek Rumi sama adek Al sudah bangun, tapi maunya sama bunda tidak mau sama Gala" jelas Gala sambil duduk kembali ke tempatnya tadi sewaktu membantuku menuangkan puding ke cetakan nya.
"Baiklah nak biar Bunda yang ambil adiknya baru kita sarapan bersama "jawabku sambil berlalu kekamar anakku untuk mengambil Rumi dan Al, saat aku melewati kamar aku dan suamiku, aku mendengar suara suamiku didalam kamar sedang berbicara sambil tertawa sepertinya dia lagi terima telpon sambil tertawa.
Aku melanjutkan langkahku ke kamar anakku tanpa ku pedulikan dengan siapa dia berbicara.
Sesampai dikamar anakku aku melihat kedua anakku masih bermalas malasan ditempat tidur, kemudian aku mendekati mereka dan mencium dan memeluk mereka satu persatu, mereka berdua langsung bangun dan langsung memelukku kembali.
"Hayoo cuci muka dulu trus kita sarapan ya sayang, kaka Gala sudah menunggu di meja makan" sahutku dan mereka langsung menuruti apa yang aku perintahkan.
Setelah mereka mencuci muka dikamar mandi mereka dikamar, kemudian kami bertiga ke meja makan untuk sarapan.
Sementara kami sarapan, ayahnya anak-anak datang ke ruang makan namun tidak ikut duduk dimeja makan, tapi hanya berdiri didekat meja makan sambil memperhatikan apa yang ada dimeja makan.
Aku juga pura-pura tidak mau melihatnya, dan aku menikmati saja nasi goreng di piringku, tiba-tiba dia menegur Gala yang juga tidak mempedulikan ayahnya, malah asyik juga dengan nasi goreng nya dan telur dadar nya.
"Gala kenapa tidak pernah mau melihat atau mengajak ayah bicara nak?" tanya ayahnya, namun Gala tetap diam membisu hanya suara sendoknya saja yang terdengar.
"Kaka gala ayah bicara sama kaka" sahut Rumi yang melihat kakaknya hanya diam saja
Aku jadi khawatir jangan sampe suamiku emosinya naik lagi, karena dicuekin sama anaknya, takutnya dia membentak anaknya lagi.
Akhirnya aku mencoba memegang tangan Gala, dan memberi kode jika ayahnya lagi berbicara padanya.
"Gala lagi malas bicara saja ayah" jawab Gala singkat sambil melanjutkan makannya.
"Ya sudah kalo Gala lagi malas bicara, nanti kalo ayah pulang bawa oleh-oleh, buat Gala tidak ada ya hanya buat Rumi sama Al saja" jelas ayahnya ketus
"Iya ayah tidak apa-apa" tiba-tiba Gala menjawab dengan pelan, dan aku tau anak sulungku itu lagi menahan tangisnya.
Ayahnya anak-anak langsung saja meninggalkan kami dimeja makan, dan langsung keluar, aku mendengar suara mobil yang dinyalakan dan keluar dari garasi.
Aku langsung mendekati Gala dan memeluk anakku sambil mengelus kepalanya.
"Sabar ya nak tidak usah dimasukkan dihati apa kata ayah...nanti dari rumah tante Astrid kita singgah di toko mainan ya" Janjiku ke Gala karena rencana nanti aku mau membawa anak-anak kerumah astrid untuk membawakan pesanan nya.
"Iya bunda....Gala tidak apa-apa kok" sahutnya namun aku tau anak sulungku itu lagi tersakiti hatinya karena ucapan ayahnya.
Orangtua Afni malu dgn kelakuan anaknya
selamatkan Willy ya thor