NovelToon NovelToon
Pengasuh Tangguh Violetta

Pengasuh Tangguh Violetta

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Ibu Pengganti
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Reni mardiana

Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.

Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.

Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengantar Violetta

Nurul sudah sampai di toko es krim viral sesuai yang di beritahukan oleh Renata, Nurul mencari Renata namun tidak menemukannya , dia hanya melihat seorang perempuan terduduk dilantai dengan wajah kesalnya.

"Mbak ngapain duduk dilantai? Cantik-cantik kok ngesod." tanya Nurul.

"Bukan urusan loe!" sentak Bilqis.

"Santai aja kali, orang cuman nanyak kok galak pullak? Dasar orang aneh." ucap Nurul sedikit kaget.

Bilqis bangkit dari duduknya kemudian merapikan pakaiannya menggunakan tangan kirinya, dia meringis karena tangan kanannya masih terasa ngilu akibat dipelintir oleh Renata. Nurul menatap tidak suka pada Bilqis, berbeda dengan Bilqis dia langsung memakai kacamatanya kemudian berjalan dengan angkuhnya meninggalkan Nurul.

"Ciihh, gayanya aja selangit atittude nya enggak bingits." cibir Nurul.

Nurul mengedarkan pandangannya kembali mencari Renata, dari kejauhan Nurul mendapati Renata bersama seorang pria berjalan sambil pegangan tangan.

"Sejak kapan Rena punya cowok lagi, bukannya pacarnya direbut si Andin ya?" tanya Nurul pada dirinya sendiri.

"Wooyy, RENA TUNGGU!!" teriak Nurul ketika melihat Renata berjalan lebih jauh lagi.

Merasa dipanggil Renata menghentikan langkahnya, Bram pun ikut berhenti.

"Maaf tuan, sepertinya ada yang memanggil namaku, mungkin temanku sudah sampai." ucap Renata.

"Hemm." jawab Bram singkat.

Nurul sedikit berlari mengejar Renata, dengan nafas tersengal Nurul berhenti tepat dihadapan Renata. Bram menyodorkan air mineral kepada Nurul dan langsung ditenggaknya sampai habis, mata Nurul tertuju pada tautan tangan Bram dan juga Renata.

"Ekkhemm, mau nyebrang bu?" tanya Nurul.

"Hah?" tanya Renata tidak mengerti.

Nurul menunjukk ke arah tangan Renata, Renata langsung melepaskan tangannya dari genggaman Bram.

"Maaf." ucap Bram setelah Renata melepaskan tautan tangannya.

"Lain kali kalo mau pegang tangan izin dulu." tegur Renata.

"Lah, kalian pacaran kah?" tanya Nurul.

"Pacaran matamu! Sembarangan bilang pacar, cowok aja gue kagak punya." protes Renata.

"Tatak." panggil Violetta dari arah belakang.

Bik Marni datang menghampiri Renata, sedari tadi Violetta terus merengek ingin kembali pada Renata, meskipun bik Marni sudah membujuknya tetapi tetap saja Violetta menangis sampai memukul-mukul pundak bik Marni.

"Den, non Vio mau sama mbak Renata daritadi nangis terus." ucap bik Marni.

"Yasudah, sini bik Vio nya biar saya gendong." ucap Renata.

Violetta langsung merentangkan tangannya, Renata maju kemudian menggendong Violeta. Nurul melongo dibuatnya sehingga banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya, bagaimana tidak. Renata tiba-tiba berpegangan tangan dengan Bram, ditambah lagi kedatangan bocil yang minta digendong oleh Renata.

"Ren, sebenarnya mereka siapa? Loe gak mendadak jadi pelakor kan?" tanya Nurul berbisik di telinga Renata.

"Sembarangan, kalo ngomong tuh disaring dulu napa." ucap Renata menatap tajam kearah Nurul.

"Keep calm sis, kan cuman nanyeaak." ucap Nurul cengengesan.

"Tatak baik, Vio tatut." rengek Violetta.

"Jangan takut ada kakak disini, masa anak cantik nangis sih? Nanti cantiknya hilang loh." goda Renata.

Violetta langsung mengusap wajahnya yang basah menggunakan kedua tangannya, dia langsung mengerjapkan mata belonya kemudian menampilkan gigi putihnya.

"Ndak, Vio dak nangis kan Vio cantik hihi." ucap Violetta tersenyum.

"Nah gitu dong, kan cantiknya jadi berkali lipat kalau senyum gini." puji Renata.

"Aaahhh.. Lucu banget sih dek, jadi gemes deh." ucap Nurul mencubit pipi Violetta karena gemas.

"Aaaarrghh..Tatak cakiitt." Adu Violetta kepada Renata.

"Nur, loe apaan sih maen tarik pipi anak orang aja, liat nih sampe merah gini." omel Renata sembari mengusap pipi Violetta yang memerah.

"Habis gue gemes sama ni anak." ucap Nurul.

"Eekkhhemm," Bram berdehem memperingati Nurul.

Nurul melihat kearah Bram yang memasang wajah datarnya, dia menelan ludahnya kasar melihat ekspresi tidak suka dari wajah Bram yang membuatnya ketakutan.

"Vio ayo pulang, disini tidak aman untukmu." ucap Bram.

Violetta menggelengkan kepalanya, dia memeluk leher Renata kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Renata karena ia tak mau jauh darinya. Bram mengambil paksa Violetta dari gendongan Renata, alhasil Violetta menangis dengan keras sampai orang-orang melihat ke arah Bram.

"VIOLETTA MARGARETH!" ucap Bram menekan kata-katanya mulai emosi dengan tingkah Violetta.

"Jangan membuatnya takut, dengan kau marah malah semakin menambah rasa trauma di dalam dirinya tuan." ucap Renata.

Bram menghela nafasnya panjang, dia memejamkan matanya sejenak agar ia bisa menetralisir emosinya.

"Daddy..jahat, Vio dak mau cama daddy.." ucap Vio disela tangisnya.

"Cup cup cup, enggak kok daddy gak jahat sama Vio, daddy baik kok Vio. Maksud daddy ngajak pulang kalau Vio disini terus nanti ada yang ganggu Vio lagi, daddy gak mau lihat Vio nangis." ucap Renata dengan lembut.

"Vio mau i-itut tatak baik a-aja." ucap Vio masih sesenggukan.

"Maaf nona merepotkanmu sekali lagi, maukah kau ikut kami ke rumah mengantar Vio? Dia pasti terus mebangis kalau aku tidak menuruti kemauannya." tanya Bram.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa berlama-lama karena aku harus bekerja." ucap Renata.

"Lah terus gue gimana?" tanya Nurul.

"Kau ikut saja bersama kami." ucap Bram.

Nurul menganggukkan kepalanya. Bram mengajak yang lainnya untuk keluar dari mall, sampai diluar Bram pergi ke parkiran membawa mobil mewahnya.

"Wadoohh, mobilnya Ren keren banget." ucap Nurul takjub melihat mobil Bram.

"Biasa aja." sahut Renata.

"Dasar loe mah gak tahu barang mahal, ini itu mewah namanya gak semua orang punya mobil keren kayak gini tau, soalnya tuh mobil limited edition cuman ada 3 biji di dunia." jelas Nurul.

"Bodo amat, apa urusannya sama gue?" ucap Renata.

Nurul mencebikkan bibirnya mendengar ucapan Renata, Bram mengajak Renata dan yang lainnya masuk ke dalam mobilnya. Mobil Bram muat untuk empat orang, dia meminta Renata duduk di depan bersamanya sedangkan bik Marni dan Nurul duduk di belakang. Disepanjang perjalanan Violetta tetap memeluk Renata, Bram merasa tidak enak kepada Renata tapi apalah daya dia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Maaf merepotkanmu." ucap Bram.

"Tidak masalah tuan." ucap Renata.

Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai oleh Bram sudah sampai dihalaman rumah mewah dan megah, Bram keluar lebih dulu membukakan pintu untuk Renata.

"Tuan, boleh aku minta tolong?" tanya Renata.

"Minta tolong apa?" tanya Bram balik.

"Kakiku keram, tolong bawa Violetta dari pangkuanku dia sedang tidur." ucap Renata.

"Sini, biar aku yang membawanya kedalam." ucap Bram mengambil alih Violetta.

Bram masuk kedalam rumah terlebih dahulu, bik Marni dan Nurul menunggu Renata keluar karena kakinya yang terasa keram.

"Ren masih keram gak kakinya?" tanya Nurul.

"Udah mendingan kok." jawab Renata.

"Mbak pelan-pelan aja, jangan dipaksakan nantinya sakit." ucap bi Marni.

Renata menganggukkan kepalanya, dia perlahan keluar dari mobil. Bik Marni mengajak Renata dan Nurul masuk kedalam rumah, ia meminta keduanya untuk duduk.

"Tunggu disini sebentar ya, kalian mau minun apa?" tanya bik Marni.

"Tidak usah repot-repot bik, air putih aja cukup kok." ucap Renata.

"Baik, tunggu sebentar ya." ucap bik Marni.

Bik Marni pergi ke dapur mangambil minum untuk Renata dan Nurul. Bram menidurkan Violetta dikamarnya, dia menyelimuti sang anak kemudian ia menutup pintunya dan turun ke bawah.

1
Ilham Dwi Putra
Luar biasa
Erlinda
ga keren CEO yg satu ini yg katanya orang nomor 2 terkaya di negara nya tapi bodoh luar biasa lemah ..kecewa aq thor
Erlinda
Thor jujur ya setelah aq membaca cerita gadis bar bar kesayangan CEO lumpuh aq suka apalagi karakter / tokoh dlm cerita mu sangat kuat lucu dan hebat ga menye menye dan lebay. sekarang aq LG membaca cerita pengasuh tangguh Violetta karakter cewek nya disini juga bagus kuat dan berani salut Thor dgn karya mu.
Qilla
hadeh hadehhh Bram Bram apa bremmmm
Qilla
udah banyak sekali yg dilakukan Ama tu wadon ,kenapa belum ada tindakan apa apa sih ,Bram ini banci apa letoi sih
Erna Wati
utahkeun w dina bengeutna😏😏
Indria Agustini
baru bab 1 tp feel nya dah dpt...
Wulan Suci
Buruk
Yuni Martopo
/Rose//Rose//Rose/
Novita Ae
Luar biasa
Novita Ae
Lumayan
Sugina
seru ne crita nya
Nur rai Punia
Luar biasa
Kaseger Oemry
good
rach
Luar biasa
Fadillah Ahmad
Mohon di revisi dong kak,karna masih banyak tayponya di mana-mana kak,tolong ya kak.🙏🙏🙏 ceritanya sudah bagus tapi tulisannya yang kurang bagus. Masih banyak tayponya kak. Mohon di revisi ya kak 🙏🙏🙏
Reni Mardiana: oke siap kak, makasih sarannya 🙏
total 1 replies
Atiah arini
good
Mumun Munawwaroh
tanya author Bram pasti author tau di mana Renata sekarang. sekalian minta no hp nya ya 😁
Syafri Yudinst
ok ok ok madam....lanjuttttt
Syafri Yudinst
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!