Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sesampainya di rumah, Marshall kembali membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar
"Pulas sekali tidurmu sayang" ucap Marshall sambil mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya
Sulfi langsung membuka matanya saat suaminya yang sedang berada tepat di depan wajahnya
Jantung mereka berdua langsung berdetak kencang saat tubuh mereka saling berdekatan
"A-aku mau mandi dulu..." Sulfi langsung bangkit dan segera masuk ke kamar mandi
Marshall yang masih mematung tidak menjawab perkataan istrinya
Di dalam kamar mandi, Sulfi masih merasakan detak jantungnya berdetak kencang
"Tampan sekali suamiku ini, apakah aku bisa menghindarinya kalau selalu seperti ini?" gumam Sulfi
Sulfi yang masih duduk di atas closed langsung dikejutkan dengan suara ketukan pintu
Tok
Tok
Tok
"Sayang, apakah kamu sudah selesai mandi?" Tanya Marshall
"I-iya Mas, ini mau selesai" jawab Sulfi yang langsung segera mandi dan setelah itu ia keluar dan melihat suaminya yang sudah tidak ada di kamar
Sulfi mendengar suara suaminya yang sedang memasak di dapur dan ia pun langsung turun untuk membantunya
"M-mas mau masak apa?" Tanya Sulfi
Marshall meminta Sulfi untuk mendekat kearahnya dan ia menunjukkan kalau akan memasak cumi asam manis
"Apakah kamu bisa memasak?" Tanya Marshall
Sulfi menggelengkan kepalanya karena memang ia tidak bisa memasak. Yang bisa memasak hanya mendiang mamanya dan kedua kakaknya yang sekarang berada diluar kota
Marshall mengambil celemek dan memakaikannya kepada istrinya
"Ayo, Mas ajari kamu masak" Marshall meminta istrinya untuk mencuci cumi
Sulfi yang baru sekali ini memegang cumi langsung mencoba membersihkannya
"Mas, wajahku kena tinta cumi" Marshall menoleh ke arah wajah istrinya dan ia langsung tertawa terbahak-bahak
Marshall mengambil kain untuk membersihkan tinta cumi yang ada di wajah istrinya dan setelah itu ia meminta istrinya untuk mengupas bawang bombai
"Mas, sudah lama bisa masak?" Tanya Sulfi sambil mengupas bawang bombai
"Dari kecil mas sudah bisa masak, mendiang ibu mas yang mengajari agar bisa memasak" jawab Marshall sembari membersihkan cumi
Setelah selesai membersihkan dan memotong cumi sekarang Marshall meminta istrinya untuk melihat dirinya yang sedang memasak
Marshall memasukkan semua bahan yang sedang ia tumis dan setelah itu ia memasukkan cumi kedalam penggorengan
"Sudah tampan, pintar masak lagi" gumam Sulfi sambil melihat suaminya yang sedang memasang
"Sayang, jangan melihatku seperti itu. Tolong ambilkan piring" ucap Marshall sambil mencium kening istrinya
Sulfi yang salah tingkah langsung mengambil piring dan memberikannya kepada suaminya
Kemudian Marshall mengajak istrinya untuk menikmati masakan yang sudah ia siapkan
"Ayo sayang, kita makan dulu" ajak Marshall
Sulfi segera duduk dihadapan suami dan mereka berdua langsung menikmati makanan yang sudah dimasak oleh suaminya
"Apakah masakanku enak?"
"I-ini enak sekali Mas, aku jadi malu karena tidak bisa memasak" ucap Sulfi
Marshall meminta istrinya untuk tidak usah bersedih karena ia yakin kalau suatu saat istrinya pasti akan jago memasak
Mereka berdua kembali melanjutkan makannya dan setelah itu Sulfi mencuci piring dan gelas yang baru saja mereka pakai
"Apakah kamu sudah mengantuk?" Tanya Marshall
"B-belum Mas, ada apa?"
Marshall mengajak istrinya ke ruang keluarga untuk menonton film
"Ayo kita nonton film dan malam ini Mas yang menentukan filmnya" ucap Marshall
Sulfi mengangguk dan ia langsung duduk dimana sudah banyak camilan yang sudah disiapkan oleh suaminya
Marshall lekas memutar film itu dan duduk disamping istrinya
"M-mas, apakah aku boleh bertanya?" Tanya Sulfi
"Iya sayang, silahkan"
"Ada hubungan apa Mas dengan Lisa? Tadi dia mengatakan...." Sulfi masih penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Lisa tadi
Marshall langsung menoleh ke arah istrinya yang bertanya seperti itu
"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Lisa dan asal kamu tahu sayang. Kalau suamimu ini hanya mencintaimu saja" jawab Marshall
Marshall yang penasaran langsung mendekati istrinya lagi
"Apakah kamu sedang cemburu?" Tanya Marshall
"A-aku..." Sulfi kebingungan akan menjawab apa memang kenyataannya dia sedang cemburu
Sulfi takut jika ada wanita lain yang mencintai suaminya
"Sayang, apakah kamu sudah mulai mencintaiku? Mas hanya ingin tahu apa yang harus aku lakukan biar istriku bisa mencintaiku" Marshanda menghela nafasnya dan langsung masuk ke kamar
Sulfi sebenarnya mau menjawab pertanyaan dari suaminya tetapi Marshall malah masuk ke kamar dengan perasaan yang sedih
"A-apakah aku harus mengatakannya sekarang kalau aku juga sudah mulai mencintainya" gumam Sulfi sambil memandang pintu kamar yang sudah ditutup
Sulfi memberanikan dirinya untuk menghampiri suaminya yang sedang berada di dalam kamar
Tok
Tok
tok
"Mas, apakah aku boleh masuk?" Tanya Sulfi
"Masuklah, tidak Mas kunci pintunya" jawab Marshall
Sulfi masuk kedalam kamar dan melihat suaminya yang sedang menghadap ke arah samping. Ia melihat suaminya yang sedang menghapus air matanya
"M-mas menangis? A-aku minta maaf...."
Marshall mengatakan kalau ini bukan kesalahan Sulfi karena Marshall tahu kalau cinta tidak bisa dipaksakan
Marshall mengira kalau istrinya tidak akan mungkin jatuh cinta dengannya
"M-mas, sebenarnya aku sudah mulai mencintai kamu" ucap Sulfi sambil menundukkan kepalanya karena malu
Marshall langsung tersenyum saat mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya itu dan ia mengajak istrinya untuk duduk di atas tempat tidur
"Apa Mas tidak salah dengar?" Tanya Marshall
Sulfi menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau dirinya sudah mulai mencintai suaminya sejak Marshall mencium bibirnya pertama kali
"Sayang, lihat wajah Mas. Apakah Mas boleh meminta hak ku sebagai suami? Mas tidak bisa menahannya lagi" ucap Marshall
Sulfi bingung harus menjawab bagaimana karena saat ini jantungnya berdetak kencang sekali
"Sayang....." Marshall menggenggam tangan istrinya yang masih saja menundukan kepalanya
Sulfi mengaggukkan kepalanya dan ia memperbolehkan suaminya untuk melakukan ritual olahraga
Melihat istrinya yang sudah memberikannya ijin, Marshall bangkit dari tempat tidur dan mengunci pintu kamarnya
Setelah itu ia membaringkan tubuh istrinya ke atas tempat tidur
Marshall mulai mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya dan mulai mencium bibirnya dengan sangat lembut
Kemudian Marshall membuka pakaiannya dan pakaian yang dikenakan oleh istrinya
"Sayang, jangan takut. Mas janji akan melakukannya pelan-pelan" ucap Marshall sambil kembali mencium bibir istrinya
Sulfi yang sudah pasrah saat suaminya sudah berada di atas tubuhnya dan ia langsung mencengkeram punggung Marshall saat merasakan senjata suaminya masuk kedalam tubuhnya
"M-mas..." Sulfi menitikkan air matanya saat merasakan perih disekitar sana
Marshall mencium kening istrinya dan berusaha melakukannya pelan-pelan
Marshall melihat istrinya yang sudah mulai menerima serangannya
Hampir satu jam mereka melakukan ritual olahraga bersama
"Terima kasih sayang" ucap Marshall yang akhirnya bisa melakukan ritual olahraga bersama dengan istrinya
Marshall dan Sulfi saling pandang dan setelah itu Marshall memeluk tubuh istrinya
"Apakah masih sakit?" Tanya Marshall yang sudah berhasil membobol mahkota istrinya yang masih sangat muda sekali
"S-sedikit.." jawab Sulfi yang langsung membalikan tubuhnya dan bersandar di dada bidang suaminya
Marshall mengelus pipi istrinya dan ia tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih atas semuanya
"M-mas....." panggil Sulfi dengan suara lirih
"Ada apa sayang?" Tanya Marshall sambil mencium kening istrinya
"Aku mencintaimu Mas..." Sulfi sudah berani menyatakan perasaannya kepada suaminya
Kemudian Marshall juga mengatakan hal yang sama kepada istrinya
Marshall meminta istrinya untuk segera tidur karena Alan sudah mendapatkan guru untuk mengajar besok
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia tambah mendekatkan tubuhnya ke tubuh suaminya
"Sayang, apakah kamu ingin menggodaku lagi?" Tanya Marshall
"A-apakah aku boleh memintanya lagi? Ternyata enak sekali, Mas" ucap Sulfi sambil menahan malunya
Marshall langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Istrinya yang menurutnya sangat lucu sekali
"Apakah kamu mau lagi?" Tanya Marshall
Sulfi menganggukkan kepalanya dan setelah itu Marshall langsung mencium bibir istrinya
Dan mereka berdua kembali melakukan ritual olahraga bersama