Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 4
Ketika Rafael sudah berada di depan pintu kamar, sontak langkahnya terhenti setelah mengingat sesuatu membuatnya mengurungkan niat nya untuk masuk ke dalam kamar. Kemudian dengan langkah lebar dia mengayunkan kakinya menuju ruang kerja.
Pria itu mendaratkan tubuhnya duduk di kursi, mengeluarkan benda lipat berbentuk persegi empat dari tas kerjanya, lalu dia letakkan di atas meja kerjanya yang tak jauh dari tempatnya saat ini. Dan benar saja saat dirinya membuka begitu banyak chat masuk di game nya, salah satu nya adalah chat dari Angel yang berada di atas sendiri.
Merasa penasaran dengan apa yang Angel kirim, dengan gesit tangan kekarnya menekan sebuah tombol dimana setelah itu terbuka lah pesan tersebut. Kedua netra Rafael bergerak kesana-kemari dengan sudut bibir tersungging manis, entah pesan apa yang dikirim Angel padanya sehingga mampu membuat hati Rafael bergetar.
Angel : Rafael, kamu sudah sampai rumah belum? Kalau sudah jangan lupa kabari aku ya. Love you, 😘
Rafael: Sudah! Baru saja aku tiba di rumah. Apa kamu merindukan ku, hmmm?
Angel yang masih on dalam game nya, mendapatkan chat yang di kirim Rafael merasa berbunga-bunga hatinya. Tidak butuh waktu lama bagi Angel, setelah dia membaca pesan tersebut dengan cepat jemari lentiknya menari di atas keyboard, dan hanya sekali dirinya menekan sebuah tombol dimana pesan tersebut langsung terkirim pada Rafael.
Angel : Aku sangat merindukanmu Rafael, 😉
Rafael tergelak dengan apa yang di lihatnya pada layar benda lipatnya. Niat hati dirinya hanya bercanda mengirimkan sebuah pesan dimana dia yang bertanya Apa kau merindukan ku? Akan tetapi Rafael tidak menyangka bahwa Angel akan beranggapan lain dan mengirimkan balasan chat seperti yang dia lihat barusan.
Dan akibat dari ulahnya sendiri, kini wanita yang bernama Angel tengah menaruh sebuah harapan besar pada nya. Wanita itu beranggapan bahwa cintanya tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan. Angel menyakini dirinya, bahwa Rafael menyukai dirinya juga. Padahal itu hanya sebuah perasaan yang telah di salah artikan.
Kini balasan chat Rafael yang berupa candaan, seketika berubah menjadi boomerang dalam hidupnya yang suatu saat akan menghancurkan rumah tangga nya dengan Stella.
Namun, fakta nya Rafael tetap belum menyadari hal itu. Dirinya tetap membalas pesan chat yang di kirimkan Angel padanya. Di sisi lain Rafael hanya menganggap Angel sebagai partner game nya tidak lebih dari itu, akan tetapi berbeda dengan Angel yang telah memiliki perasaan dan ingin memiliki Rafael seutuhnya.
Beberapa detik kemudian muncul sebuah pesan chat dari Angel, tanpa menunggu waktu lama Rafael pun membalas nya.
Rafael : Aku juga merindukanmu Angel, 😊
Rafael masih memperhatikan pesan chat yang dia kirimkan ke Angel. Dengan senyuman yang terukir di sudut bibirnya, tak menyadari jika ada sepasang mata yang sedang memperhatikan dari kejauhan.
"Kok senyum-senyum gitu, Mas?"
Wanita itu tengah berdiri di depan pintu ruang kerja suaminya sembari melipat tangan di atas dadanya. Kedua netra nya menatap lurus ke arah sang suami yang kini terlihat jelas ada rasa gugup yang menyelimuti pria itu.
Sebuah tatapan yang berhasil membuat Rafael tersentak kaget.
Suara yang tak asing di dengar Rafael, membuat senyuman itu hilang seketika.
"Emmm ... b-bukan apa-apa sayang. Ini Mas hanya melihat foto pernikahan kita."
Sontak saja Rafael mendongakkan kepalanya ke atas, dengan wajah yang sedikit tegang. Dengan cepat ia mengalihkan tatapan nya pada benda lipat sebelum ia menutup aplikasi game tersebut dan membuka sebuah folder yang berisikan tentang foto pernikahan nya dengan Stella.
Bersamaan dengan itu Stella berjalan mendekati Rafael yang masih sibuk dengan benda lipat yang ada di atas meja kerjanya.
"Kamu sudah bangun, Sayang?" Rafael bertanya untuk menghilangkan kegugupan nya.
"Sudah Mas. Jam berapa kamu pulang?"
Stella kembali melayangkan pertanyaan yang berhasil membuat Rafael semakin terlihat gugup. Akan tetapi, Rafael memiliki seribu jawaban untuk menjawab nya.
"Emmm ... Mas tadi pulang jam 4 sore sampai rumah jam 5. Maklum tadi jalanan sedikit macet karena kendaraan lalu lintas yang begitu padat." Rafael berbohong coba menyakinkan Stella yang masih menatap curiga padanya.
Rafael tidak menyangka kalau istrinya akan bertanya sedetail itu terlebih dengan raut wajah yang penuh selidik, seolah dirinya telah tertangkap basah selingkuh di belakang sang istri.
Lagi dan lagi pria itu belum sadar dengan apa yang di lakukan nya. Diam-diam dirinya telah berkhianat pada Stella dengan terus berbohong untuk menutupi segala sesuatu yang dia lakukan di belakang sang istri akhir-akhir ini.
'Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan, Mas? Tidak biasa 'nya kamu terlihat gugup seperti ini saat aku menatapmu.'
Stella menatap kedua netra Rafael penuh selidik mencari kebohongan di dalam sana, dan benar saja dia telah menemukan hal tersebut di dalam bola mata suaminya. Akan tetapi, Stella segera menepis rasa curiga tersebut. Dia tidak ingin berpikiran negatif pada suaminya mengingat Rafael selama ini tidak pernah mengkhianati janji suci pernikahan.
Selain itu dia tidak mau berasumsi tanpa adanya bukti nyata atas kecurigaannya itu karena Stella sangat yakin bahwa Rafael sosok suami sekaligus ayah yang mencintai keluarga kecil nya.
'Enggak! Aku nggak boleh berpikiran macam-macam sama suamiku sendiri. Mas Rafael tipe laki-laki yang setia, terlebih dia selama ini sangat menyayangiku dan Rafella, tidak mungkin Mas Rafael tega mengkhianatiku.'
"Sayang ... kamu kenapa?"
Sontak Stella tersadar dari lamunan nya barusan yang telah berpikiran negatif pada suaminya.
"Ehh Mas! Emm, ngak apa-apa kok Mas. Oh iya, sebentar ya Mas, aku mau siapin air hangat nya dulu buat mandi." Kata Stella seraya beranjak dari tempatnya, tapi secepat kilat tangan kekar Rafael menarik lengan mungil istrinya yang hendak beranjak.
"Sayang ...."
"Ya, ada apa Mas?"
Stella menoleh menatap suaminya hingga keduanya saling bersitatap satu sama lain.
"Terima kasih, Sayang. I love you." Ucap Rafael dengan bibir yang melengkung menghiasi wajahnya.
"Sama-sama Mas. I love you too." Balas Stella dengan senyum manis yang terukir di bibirnya sebelum akhirnya dia keluar meninggalkan ruang kerja suaminya, sedangkan Rafael masih terus menatap kepergian Stella hingga menghilang dari pandangannya.
'Maafkan aku Stella. Mas tidak ada niatan untuk membohongimu. Hanya saja ... Mas tidak ingin membuat kamu terluka.'
Rafael meraup kasar wajah nya kemudian menyandarkan tubuh kekarnya ke belakang kursi, seolah dia mencari kenyamanan disana.
Merasa gerah yang menjalar di tubuh nya, Tak lama kemudian Rafael beranjak meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya untuk segera membersihkan diri.
*
Malam pun tiba.
Setelah Rafael selesai mandi, dia pun segera turun ke bawah. Disinilah dia berada di meja makan yang sudah ada berbagai macam hidangan yang telah di siapkan oleh Bi Yati sesuai apa yang di katakan Stella selaku dari istri Tuan nya.
Tampak Rafella sudah duduk di tempatnya dengan makanan yang sudah di ambilkan Stella, kemudian Stella beralih mengambilkan makanan untuk suaminya lalu dia letakkan tepat di hadapan Rafael.
"Dad, kenapa sih akhir-akhir ini Daddy jarang ada waktu main buat Rafella." Protes sang buah hati 'nya sambil mengaduk makanan'nya.
"Tidak seperti dulu lagi selalu ada waktu buat Rafella dan Mommy," sambung 'nya lagi.
"Maafkan Daddy, ya sayang! Minggu ini kerjaan Daddy banyak, bukan tidak ada waktu buat Rafella dan Mommy." Ucap Rafael dengan wajah yang sedikit di buat sedih karena melihat sang putri'nya sedih.
"Tapi ... liburan ini Daddy bakal ajak Rafella dan juga Mommy ke pantai, gimana?"
"Benar yaa, Dad tidak bohong lagi 'kan?"
"Enggak lah Sayang, masa' iya Dad bohong. Dad kan sayang Rafella sama Mommy." Jawab Rafael penuh keyakinan.
"Yeah ... makasih ya Dad. Rafella sayang Daddy dan Mommy."
Semburat bahagia terlihat jelas dari raut wajah Rafella yang begitu menginginkan waktu quality time bersama Daddy dan Mommy nya. Dan semoga Rafael bisa menepati janjinya pada putri yang di cintainya, mengingat selama ini Rafael sama sekali tidak pernah mengecewakan Rafella.
"Ya sudah sayang, ayo lanjutkan makan nya." Seru Stella menatap wajah mungil putrinya.
"Yes, Mom."
Setelah selesai dengan makan malam, mereka semua berkumpul di ruang keluarga hanya untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kecilnya.
"Rafella, kamu sudah mengerjakan tugas sekolah?"
Beginilah Stella, seorang ibu yang selalu bertanya tentang hal-hal kecil pada putrinya.
"Sudah Mom." Jawab Rafella sembari menikmati snack yang dia ambil dari kulkas sambil menonton layar lebar di hadapan nya sebuah film kartun yang jadi favoritnya.
"Sayang, ini sudah larut. Rafella harus segera tidur." Ucap Rafael mengingatkan.
"Dan kamu juga harus istirahat, aku tidak ingin kamu lelah sayang."
"Baiklah, aku akan mengantar Rafella ke atas dulu." Sahut Stella segera beranjak dari tempatnya berjalan ke arah putrinya.
"Rafella, ayo Mommy antar kamu ke kamar. Ini sudah malam waktunya tidur, Besok kamu masih harus sekolah." Stella menarik pelan jemari Rafella yang masih asik dengan film yang di putar.
Tanpa menunggu jawaban, Rafael langsung mematikan TV di hadapannya. Kemudian beralih menatap putrinya.
Rafella pun mengerti tanpa protes dia langsung berdiri dan berjalan lebih dulu menaiki anak tangga sedangkan Stella mengekor di belakang putrinya.
"Good night Princess, have a nice dream." Ucap Rafael memberikan kecupan jarak jauh pada putrinya yang sudah melenggang pergi.
"Good night Dad," teriak Rafella yang sudah berada di atas anak tangga.
*
"Mas, kamu darimana?"
.
.
.
🍁Bersambung🍁