NovelToon NovelToon
Kisah Kita, Dunia Di Balik Layar

Kisah Kita, Dunia Di Balik Layar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sasyaaya

Cerita ini mengikuti kehidupan Keisha, seorang remaja Gen Z yang sedang menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Ia terjebak di antara cinta, persahabatan, dan harapan keluarganya untuk masa depan yang lebih baik. Dengan karakter yang relatable dan situasi yang sering dihadapi oleh generasi muda saat ini, kisah ini menggambarkan perjalanan Keisha dalam menemukan jati diri dan pilihan hidup yang akan membentuk masa depannya. Ditemani sahabatnya, Naya, dan dua cowok yang terlibat dalam hidupnya, Bimo dan Dimas, Keisha harus berjuang untuk menemukan kebahagiaan sejati di tengah kebisingan dunia modern yang dipenuhi tekanan dari berbagai sisi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasyaaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersisih

Setelah piknik yang penuh ketegangan itu, Keisha merasakan bahwa ada yang berubah dalam hubungan persahabatannya dengan Raka. Raka yang dulunya selalu ada untuknya kini tampak lebih fokus pada Aria. Keisha merasa kesepian, dan perasaannya yang rumit semakin mendalam.

Di hari berikutnya, Keisha memutuskan untuk menghubungi Naya dan Dimas. Dia merasa perlu bercerita tentang perasaannya yang semakin berat. Mereka berdua adalah teman dekatnya yang selalu bisa diandalkan, terutama di saat-saat sulit.

Saat mereka bertemu di kafe favorit mereka setelah sekolah, Keisha langsung menceritakan apa yang terjadi. “Naya, Dimas, aku butuh bantuan kalian,” ujarnya sambil menyeruput minuman.

“Kenapa, Keisha? Ada yang salah?” tanya Naya, khawatir.

Keisha menarik napas dalam-dalam. “Raka… Dia semakin dekat dengan Aria. Aku merasa seperti kehilangan sahabatku. Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan Aria dan mengabaikanku.”

Dimas mengangguk, “Itu pasti sulit. Apa kamu sudah berbicara langsung dengan Raka tentang perasaanmu?”

“Belum,” jawab Keisha ragu. “Aku takut dia tidak mengerti. Dan… aku cemburu dengan Aria.”

“Cemburu itu wajar, Keisha. Tapi kamu harus berbicara dengan Raka. Jangan biarkan perasaan ini memburuk,” Naya memberi saran.

“Ya, tapi… bagaimana jika dia lebih memilih Aria?” Keisha menggelengkan kepala, kesedihan jelas terlihat di wajahnya. “Aku tidak ingin kehilangan Raka.”

“Kalau Raka memang sahabat yang baik, dia akan mengerti,” Dimas berkata sambil menatap Keisha. “Jadi, kita bisa dukung kamu. Ayo kita buat rencana!”

Keisha merasa sedikit tenang mendengar kata-kata Dimas. “Apa yang harus aku lakukan?”

Naya tersenyum, “Cobalah untuk mengajak Raka berbicara di tempat yang nyaman. Katakan apa yang kamu rasakan, tanpa merasa tertekan.”

Mendengar saran itu, Keisha merasa semangatnya sedikit kembali. “Baiklah, aku akan mencobanya. Terima kasih sudah mendengarkan.”

Mereka bertiga menghabiskan sisa waktu di kafe dengan bercerita, tertawa, dan berbagi momen-momen berharga. Keisha merasa bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka, dan untuk sementara, dia bisa melupakan rasa cemburu yang mengganggu pikirannya.

Di hari berikutnya, Keisha memutuskan untuk mengajak Raka berbicara. Dia merasa harus berani menghadapi situasi ini. “Raka, bisakah kita bicara sebentar?” Keisha mengajaknya saat mereka berdua berada di taman sekolah, menjauh dari keramaian.

“Ya, ada apa?” Raka menjawab dengan nada penasaran.

“Aku… aku merasa ada yang berubah antara kita,” Keisha mulai, berusaha mencari kata-kata yang tepat. “Sejak Aria datang, kita jarang menghabiskan waktu bersama seperti dulu. Aku merasa seperti aku kehilanganmu.”

Raka terdiam sejenak, tampak terkejut dengan pernyataan Keisha. “Keisha, aku… aku tidak bermaksud menjauh darimu. Aria hanya teman baru, dan aku mencoba mengenalnya lebih baik.”

“Aku mengerti, tapi…” Keisha terputus, merasa ragu untuk melanjutkan.

“Tapi kamu merasa cemburu, kan?” Raka menebak, matanya penuh pengertian. “Aku bisa melihat itu. Maaf jika aku membuatmu merasa terabaikan. Aku tidak ingin hubungan kita terganggu.”

Keisha mengangguk, merasa lega. “Aku hanya khawatir. Kita sudah bersahabat lama, dan aku tidak ingin hal ini mengubah apa pun di antara kita.”

Raka tersenyum, “Keisha, kamu tetap sahabat terbaikku. Aria memang menyenangkan, tetapi tidak ada yang bisa menggantikan persahabatan kita. Ayo kita coba untuk lebih sering menghabiskan waktu bersama lagi, tanpa mengabaikan Aria.”

Keisha merasa terharu mendengar kata-kata Raka. “Terima kasih, Raka. Aku sangat menghargai itu.”

Setelah berbicara, Keisha merasa lebih tenang dan bersemangat untuk mencoba membangun kembali hubungan mereka. Namun, perasaan cemburunya terhadap Aria tetap ada. Dia tahu bahwa Aria tidak akan menghilang begitu saja, dan dia harus belajar beradaptasi dengan kehadirannya.

Di hari berikutnya, saat mereka berkumpul di taman setelah sekolah, Aria muncul dengan senyuman lebar. “Hey, kalian! Aku bawa snack! Siapa yang mau coba?”

Keisha berusaha tersenyum, tetapi hatinya masih bergejolak. “Oh, terima kasih, Aria,” ucapnya, berusaha terlihat santai.

Raka mengambil snack dari tangan Aria. “Wah, ini enak! Aku tahu Keisha pasti suka ini.”

Keisha merasa sedikit kesal. “Kamu benar-benar sangat perhatian, Raka,” ujarnya, dengan nada yang sedikit sinis.

Aria menangkap ketegangan itu dan menatap Keisha dengan penuh perhatian. “Keisha, ada yang tidak beres? Apakah kamu baik-baik saja?”

Keisha berusaha tersenyum, tetapi hatinya terasa berat. “Aku baik-baik saja. Hanya… agak lelah,” jawabnya.

Raka, yang menyadari ketegangan itu, mencoba menenangkan suasana. “Ayo kita semua coba snack ini dan bicarakan tentang rencana kita untuk akhir pekan. Kita bisa pergi ke bioskop atau melakukan sesuatu yang seru!”

Keisha mengangguk, berusaha untuk tidak terjebak dalam perasaan negatif. “Baiklah, aku setuju. Kita bisa bersenang-senang bersama!”

Sementara Raka dan Aria tertawa dan merencanakan kegiatan mereka, Keisha merasa sedikit cemburu. Namun, dia juga merasa bersyukur bahwa Raka masih peduli padanya. Dia bertekad untuk tidak membiarkan perasaannya menguasai dirinya. Keisha ingin tetap kuat dan tidak kehilangan sahabat sejatinya.

Namun, perasaan cemburu itu terus menghantuinya, dan Keisha tahu bahwa ia harus lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi ini agar tidak merusak persahabatan yang telah terjalin lama.

---

Hari-hari berlalu, dan suasana di antara Keisha, Raka, dan Aria semakin terasa kompleks. Meskipun Keisha berusaha keras untuk tidak cemburu, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Raka dan Aria tampak semakin akrab. Setiap kali mereka bertiga berkumpul, Keisha merasakan adanya jarak yang semakin melebar antara dirinya dan Raka.

Suatu sore, mereka memutuskan untuk bertemu di taman sekolah setelah jam pelajaran selesai. Keisha merasa ini adalah kesempatan baik untuk berbicara lebih serius dengan Raka. Saat dia tiba, dia melihat Raka dan Aria sedang tertawa, berbagi lelucon yang hanya mereka berdua yang mengerti.

“Eh, Keisha! Ayo sini!” seru Raka, melambai ke arahnya.

Keisha berusaha tersenyum meski hatinya terasa berat. “Hai, Raka, Aria,” jawabnya, mencoba menampilkan sikap santai.

“Keisha, kamu harus coba ini!” Aria berkata ceria, mengulurkan sebuah kotak berisi kue. “Aku baru saja membuatnya, dan aku ingin kalian mencobanya.”

“Wow, hebat! Sepertinya enak,” balas Keisha sambil menerima kue tersebut, meski rasanya sedikit pahit di mulutnya. Dia tidak bisa menahan rasa cemburunya melihat bagaimana Raka dan Aria saling berbagi momen-momen kecil yang manis.

Setelah beberapa saat, Keisha memutuskan untuk membuka obrolan. “Raka, bisa kita bicara sebentar?” tanyanya, berusaha terdengar tenang.

Raka mengangguk, “Tentu, ada yang ingin kamu sampaikan?”

Keisha menarik napas dalam-dalam. “Aku merasa kita semakin jarang menghabiskan waktu bersama. Aku rindu saat-saat ketika kita bisa bercanda dan berbagi cerita tanpa ada gangguan.”

Raka terdiam sejenak, tampak merenungkan kata-kata Keisha. “Aku mengerti, Keisha. Tapi… Aria adalah teman baru. Kami baru saling kenal, jadi aku ingin meluangkan waktu untuk mengenalnya lebih baik.”

“Tapi kita sudah bersahabat lama!” seru Keisha, suara sedikit meninggi. “Kamu tidak perlu melupakan semua itu hanya karena ada orang baru.”

Aria, yang mendengar ketegangan dalam suara Keisha, merasa perlu untuk meredakan suasana. “Keisha, aku tidak bermaksud mengganggu persahabatan kalian. Aku sangat menghargai hubungan kalian dan tidak ingin merusaknya,” ujarnya dengan tulus.

“Tapi kamu justru hadir di antara kami!” Keisha menegaskan, merasa frustrasi. “Aku merasa seolah aku terpinggirkan.”

“Keisha, itu bukan niatku sama sekali,” Raka menyela. “Aku tetap ingin ada untukmu. Persahabatan kita penting bagiku.”

“Lalu, kenapa kamu tidak menunjukkannya?” Keisha bertanya, dengan nada sedih. “Aku tidak ingin merasa seperti ini.”

Melihat suasana semakin tegang, Aria berusaha menengahi. “Bagaimana kalau kita semua merencanakan sesuatu bersama? Kita bisa pergi ke tempat yang menyenangkan dan bersenang-senang sebagai teman.”

Keisha menatap Aria, berusaha mencari niat baik di balik tawaran itu. “Aku… bisa mempertimbangkan itu,” jawabnya, meski masih merasa ragu.

Raka menambahkan, “Itu ide yang bagus, Aria. Keisha, bagaimana kalau kita pergi ke taman hiburan akhir pekan ini? Kita bisa bermain game dan bersenang-senang bersama.”

“Aku… aku rasa itu bisa jadi ide yang menyenangkan,” Keisha setuju, berusaha menyembunyikan rasa cemburu yang masih mengganggu hatinya.

Setelah merencanakan acara tersebut, Keisha berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kehadiran Aria. Namun, saat hari yang ditunggu-tunggu tiba, Keisha merasakan gelombang emosi yang campur aduk. Dia ingin bersenang-senang, tetapi bayangan Raka dan Aria yang semakin dekat terus menghantuinya.

Di taman hiburan, suasana ceria menyelimuti mereka. Raka dan Aria tampak begitu antusias, sedangkan Keisha berusaha keras untuk ikut bergembira. Mereka menaiki berbagai wahana dan tertawa bersama, namun Keisha merasa seperti orang luar.

Saat mereka duduk di sebuah bangku setelah bermain, Aria bertanya, “Keisha, wahana mana yang paling kamu suka?”

Keisha tersenyum paksa. “Semua wahana seru, sih. Tapi mungkin aku lebih suka yang ada roller coaster-nya.”

“Serius? Aku juga! Kita harus mencobanya!” seru Raka, lalu mengalihkan perhatian ke Aria. “Kamu mau ikut, Aria?”

“Of course! Ayo, kita coba!” jawab Aria, dengan semangat yang menggebu.

Melihat betapa akrabnya mereka berdua, Keisha merasa hatinya semakin tertekan. “Baiklah, ayo kita coba!” ucapnya, mencoba menyamarkan perasaannya. Namun, saat mereka berdiri untuk berjalan, Raka menggenggam tangan Aria seolah mengisyaratkan kedekatan mereka.

Perasaan cemburu dan kesepian kembali menyergap Keisha. “Aku akan pergi ke toilet sebentar,” katanya, berusaha meninggalkan mereka tanpa memberi tahu yang lain.

Di toilet, Keisha merenung. Kenapa semuanya terasa begitu rumit? Dia merasa terjebak di antara rasa sayang untuk sahabatnya dan rasa cemburu yang tak tertahankan. Dalam pikirannya, dia berusaha meyakinkan diri bahwa persahabatannya dengan Raka lebih kuat dari ini, tetapi cobalah meyakinkan hatinya yang bergejolak.

Setelah beberapa menit, Keisha keluar dari toilet dan melihat Raka dan Aria yang masih duduk di bangku. Raka tampak sangat menikmati kebersamaan mereka, dan Aria tampak begitu bahagia di sampingnya. Keisha menelan ludah, merasakan sakit di dadanya.

“Eh, Keisha, kami menunggumu!” Raka menyambutnya dengan senyum ceria, tetapi Keisha hanya membalasnya dengan senyum yang dipaksakan.

“Aku baik-baik saja. Maaf, aku hanya butuh waktu sejenak,” Keisha menjawab sambil berusaha tersenyum.

“Yuk, kita lanjut lagi! Kita belum coba wahana yang lain!” ajak Aria dengan antusias.

Keisha mengangguk, mencoba untuk mengabaikan perasaan cemburunya. Dia tahu ini adalah waktunya untuk bersenang-senang, jadi dia berusaha untuk menikmati momen itu meskipun hati kecilnya masih merindukan kedekatan yang sebelumnya ia miliki dengan Raka.

Namun, saat mereka melanjutkan petualangan di taman hiburan itu, Keisha merasa semakin tersisih. Dia merasakan jarak antara dirinya dan Raka semakin lebar, dan meskipun dia berusaha untuk tidak membiarkan hal itu menghancurkannya, rasanya semakin sulit untuk menyembunyikan perasaannya.

1
Cesar Cesar
Jalan cerita hebat.
OsamasGhost
Ini novel asyik banget thor, keep going!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!