Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Bulir bening masih setia membasahi pipi Dila .. Dila sudah mencoba menghapus nya , mencoba menguatkan diri nya, namun rasa sesak di dalam dada nya , Dila tidak mampu menahan nya ..
Tangan Dila terulur mengelus puncak kepala sang putra dengan lembut , untung Rayyan tengah tertidur , jadi Rayyan tidak terusik sama sekali ...
'Muhammad Rayyan Zayn ' nama yang indah .. Nama yang di berikan oleh seseorang ...
"Aku tidak mau memberikan gelar di belakang nama nya dengan nama ku"
Pria yang ada di depan nya menangkup kan kedua telapak tangan nya , sembari menangis ..
"aku mohon ... Aku ingin memberikan yang terbaik untuk nya "
"Cih ! Dengan kamu seperti ini , itu sudah menunjukkan jika kamu bukan sosok yang baik untuk nya "
"Aku tidak perduli ... Aku tidak perduli , jika nanti dia membenci ku ... Tapi yang aku harapkan saat ini , kelak dia akan menjadi pria yang baik , tidak seperti ku .. aku mohon , semoga gelar di belakang nama nya , akan membuat nya sama seperti mu .. "
"Aku mohon ... Suatu saat dia akan bangga dengan nama di belakang nya .."
Pria itu diam , tidak bergeming sama sekali . Hanya menghela nafas nya panjang , lalu berjalan berlalu dari sana ... Meninggalkan sepasang kekasih dan seorang balita kecil yang tengah di gendong ...
Tes
Menarik selimut yang ada di dekat nya , Dila menutupi seluruh wajah nya. Menggigit bibirnya dengan kuat ... Sungguh sangat sesak dada nya saat sekarang ini .
"Rayyan .... Jika suatu saat kamu mengetahui sesuatu , umi mohon kamu jangan marah nak ..."
___oOo___
"assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam"
Semua orang menatap ke arah Lydia dan buk Sukma yang datang , di belakang nya ada Arsyad ...
Umi Aisyah tertegun melihat betapa cantik nya Lydia , pantas saja Arsyad menginginkan nya ...
"Lydia , ayo nak Salim dengan kedua mertua mu" ucap buk Sukma , sambil menunjuk ke arah umi Aisyah dan Kyai Haji Husein...
Lydia mengangguk kan kepala nya . Melangkah kan kaki nya mendekati sepasang paruh baya ..
"Assalamualaikum , saya Lydia Maura ," ucap Lydia lalu tangan nya terulur mencium punggung tangan Kyai Haji Husein ..
Kyai Haji Husein tersenyum , lalu tangan kiri nya terangkat mengelus kepala Lydia ...
"Saya Kyai Haji Husein .. panggil saya Abi Husein , saya Abi , Arsyad " ucap nya dengan senyuman nya .
Lydia mengangguk singkat , lalu beralih menatap wanita paruh baya yang ada di samping nya , yang mengenakan cadar ...
Tangan Lydia terulur menyalami wanita tersebut , namun Lydia tersentak ketika wanita paruh baya itu merengkuh tubuh nya dengan erat .. jangan lupakan elusan di punggungnya .. Lydia diam , tidak tau harus bereaksi seperti apa ..
Setelah beberapa saat , pelukan tersebut terlepas, Lydia bisa melihat wanita itu menangis di balik cadar nya ..
"Nama sa--saya Lydia Maura , " ucap Lydia ragu ..
Umi Aisyah tersenyum , tangan nya terangkat menangkup wajah Lydia ..
"Jangan canggung sayang ... Maaf , umi menangis .. umi menangis bukan nya tidak senang .. umi sangat bahagia ... Nama saya Aisyah , panggil umi ya sayang .. umi , ibu nya Arsyad ... "
Lydia tersenyum ...
"Sayang ... Jadilah istri yang baik , umi doakan kamu dan Arsyad sampai ke Jannah nya Allah SWT .. "
Lalu umi Aisyah ingin memeluk tubuh Lydia lagi , namun suara Zahra membuat pelukan tersebut urung ....
"Om Fatih !!??"
Semua nya menoleh , melihat ke arah pintu , sedangkan Zahra , gadis kecil itu sudah berlari ke arah Fatih , dan memeluk nya ...
___oOo___
Meminta penjelasan ? Itu yang harus Fatih lakukan , dengan bekal ijin dari Arsyad di sini lah Lydia sekarang , duduk di sebuah bangku , dengan Arsyad yang duduk di sebelah nya , dan Fatih duduk di depan nya ... Mereka duduk di depan rumah Lydia ..
Mengijinkan Lydia bertemu dengan Fatih , tapi tidak dengan membiarkan nya berbicara hanya berdua saja . Walaupun di sana ramai orang , tapi tetap harus bersama dengan Arsyad . Arsyad tidak akan pernah mengijinkan Lydia dekat dengan laki-laki lagi ...
"Emmm ly , tolong kamu jawab , apa benar yang aku dengar tadi " ucap Fatih lirih .. terdengar suara nya serak , menahan sesuatu yang sangat menyesakkan di dalam dada nya .. berulang kali Fatih membuang nafas nya kasar , memejamkan mata nya sejenak .. apa lagi ketika melihat Lydia duduk bersebelahan dengan seorang pria ...
Lydia menghembuskan nafas nya kasar , menatap wajah Fatih sejenak , lalu membuang pandang ke arah lain . Sungguh Lydia tidak tega dengan pria yang ada di depan nya saat ini .
"Pak , maaf ... Maafin saya . Saya --"
"Ly, jawab aja , saya mau dengar langsung dari kamu" Fatih langsung menyela perkataan Lydia , membuat Lydia menahan tangisan nya .
"Pak , saya sudah menikah , dan di sebelah saya suami saya " lirih Lydia , masih menatap ke arah lain , tanpa berani menatap wajah kecewa Fatih ..
Fatih terkekeh kecil mendengar nya . Air mata yang sedari tadi sudah di tahan nya , akhirnya keluar juga .. Fatih menyela nya dengan kasar , melafalkan istighfar berulang kali ...
"Salah saya apa sama kamu ly , sampai kamu melukai perasaan saya seperti ini?" Tanya Fatih .
Lydia menggigit bibir bawah nya , menggeleng kan kepala nya lemah , sungguh Lydia tidak tau harus mengatakan apa kepada Fatih ..
Terkekeh lagi ,Fatih lalu bangkit dari duduk nya .. menghapus air mata nya yang terus-menerus berlinang membasahi pipi nya ...
"Terimakasih atas kebahagiaan yang kamu berikan kemarin . Walaupun itu cuman kata , tapi saya sangat bahagia mendengar kata-kata tersebut . Terimakasih banyak , saya tidak pernah membenci mu Lydia Maura , saya tidak pernah menyesal mencintai kamu . Dan --- selamat atas pernikahan mu , semoga kamu bahagia dengan orang yang kamu cintai " ucap Fatih ,lalu membalikkan tubuh nya ..
Lydia menggeleng kan kepala nya , menoleh ke arah Fatih .. "pak -- "
Namun ucapan nya tertahan ketika Arsyad menarik tubuh nya , membuat Lydia menoleh ke arah Arsyad .
"Sudah cukup , ayo kita masuk" tegas Arsyad , menggenggam tangan Lydia lalu membawa nya masuk ,
Sedangkan Fatih tersenyum pilu melihat itu semua nya .
Fatih memejamkan mata nya sejenak , lalu melangkah kan kaki nya berlalu dari sana dengan rasa kecewa ...
"Om Fatih !!" Zahra yang melihat Fatih akan pergi , langsung memanggil nya . Zahra langsung berjalan menghampiri Fatih .
"Om mau kemana ? " Tanya Zahra .
Fatih tersenyum , tangan nya terulur mengelus kepala Zahra yang tertutup hijab dengan penuh kasih sayang .
"Om mau pulang, cantik "
Zahra mengerucutkan ujung bibir nya . "Yeh , padahal kan belum main sama Zahra sama kak Sinta .."
"Kapan-kapan ya kita main nya"
"Zahra mau nya sekarang om , Zahra bosen lihat bunda sama orang itu" ucap Zahra
Fatih tersenyum . "Enggak boleh gitu sayang , dia udah jadi ayah Zahra sekarang , jadi Zahra harus menghormati nya . Zahra bisa main sama ayah Zahra oke . Om Fatih pulang dulu , kapan-kapan nanti kita main lagi ya cantik " ucap Fatih lembut .
Zahra mengangguk kan kepala nya .
"Om hati-hati ya "
Fatih mengangguk kan kepala nya , lalu masuk ke dalam mobil milik nya ,
Melambaikan tangan nya ke arah Zahra yang juga melambaikan tangan mungil nya ... Fatih tersenyum kecut ..
Hingga mobil yang di kendarai Fatih sudah melaju jauh , Fatih langsung menyandarkan kepala nya ke kursi penumpang dengan mata yang terpejam ..
"Bos , ?" Panggil Romi ..
"Rom , ke danau ya " ucap Fatih .
Romi mengangguk kan kepala nya , lalu melajukan mobil ke tempat yang ingin di tuju Fatih ...
ayo tunjuk jari
so sweet bayangin Arsyad sama Lidya
Farel menitipkan mu dan Rayyan sudah saatnya kembali ke ayah