Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Suamimu sedang bersamaku!.
Khai tak bisa berbohong tentang kejadian semalam yang membuatnya hampir frustasi, pulang kerja lembur tentu saja capek ingin berendam lalu tidur namun semuanya harus ia urungkan karena panggilan puluhan kali dari dokter yang merawat bibinya itu.
Ken sendiri merasa tak ingat apa yang terjadi semalam terakhir kali ya dia memang tengah mencari khai namun berakhir dengan bertemu kuntilanak yang menawarkan anaknya namun setelah itu dia pergi dan setelah itu ia tak ingat lagi.
" anda sungguh gila semalam dokter saya sampai tak habis fikir bagaimana anda bisa jadi dokter dengan otak seperti itu " ujar khai memulai mengorek kejadian semalam sampai geleng geleng kepala tak habis fikir.
Ada pepatah mengatakan bagus dari luarnya belum tentu bagus dari dalamnya begitulah ibaratnya dokter ken itu.
" jangan seperti itu aku tiap hari merawat dan mengoperasi banyak pasien sudah pasti aku pintar " puji lelaki itu pada diri sendiri.
Gebrak !
" tapi anda semalam benar benar bobrok dokter " ujar khai mengingat kejadian semalam membuat ken terkejut.
Flashback on...
Khai yang tengah duduk bersandar di sofa terus menerus mendengar ponselnya berdering padahal ia baru saja pulang kantor, tanpa melihat siapa yang menghubunginya tengah malam ia mengangkat teleponnya.
" hallo !" sapa khai pada orang yang menghubunginya.
" hallo apa ini pacar orang yang memiliki ponsel ini " suara wanita menyahutnya membuat khai mengerutkan keningnya lalu melihat siapa yang menghubunginya.
" dokter ken " gumamnya lalu menempelkan kembali ponsel tersebut pada telinganya.
" maaf bisakah anda segera menjemput pacar anda bu dia sangat mabuk dan mengacau di bar kami " ucap seorang wanita di ujung telepon.
" baiklah berikan aku alamatnya " pinta khai pada wanita disana.
" bar polaris bu jalan ......" ucapnya.
Khai memutuskan sambungannya lalu mendengus kesal.
" kenapa ia tidak menghubungi istrinya" geramnya lalu beranjak dari sana untuk menjemput sang dokter.
Setelah tiba ke tempat yang diberikan khai terkejut ternyata benar dokter ken tengah ribut dengan pelanggan lain bahkan ia tampak mabuk.
Khai segera mendekatinya lalu menghalanginya saat ingin menghajar laki laki yang sama mabuknya dengan dokter ken, lalu ia menuntunnya untuk duduk di kursinya.
" astaga dokter kau benar benar gila ,,, ahh bau mulutmu sama seperti air comberan " cetus khai sambil mengibaskan tangannya untuk menghilangkan bau menyengat yang keluar dari mulut dokter spesialis jantung itu.
" khai ... Sayang ..." racau ken dengan mata berbinar lalu menangkup wajah khai dengan ke dua telapak tangannya.
" kau cantik ... " lalu ken menundukan wajahnya ia benar benar sudah pening.
Seorang pelayan datang mendekati mereka " maaf apa anda pacarnya bu tolong bayar dulu tagihannya " ucap pelayan tersebut sambil menyodorkan buku nota nya pada khai.
Khai memberikan kartu debitnya pada pelayan tersebut dan pergi untuk melakukan pembayaran, tak lama kemudian pelayan itu kembali dan mengembalikan kartu miliknya.
" maaf bu kalo bisa jangan diputusin kasihan dia nangis nangis tadi sambil mengacau dan membuat kami kewalahan untuk menenangkannya " ucap pelayan wanita itu yang langsung pergi tanpa mendengar penjelasan khai sendiri tak paham apa yang terjadi.
" apa apaan ini dokter ken " tanya khai pada lelaki yang berada di sampingnya itu dengan wajah yang kesal dan menahan marah lalu mendengus kesal.
" sayang... " racaunya sambil menangis.
"dia sangat jelek kalo mabuk " umpat khai yang sesekali melihat lelaki yang sudah mabuk itu.
Setelah meminta bantuan untuk mengantar ken ke mobil khai tak lupa memberikan tip, malam ini baginya sangatlah sial pekerjaannya masih banyak dia malah direpotkan oleh dokter oleng satu ini.
Saat diperjalanan khai merasa tenang karena dokter ken sepertinya sudah teler namun siapa sangka ujian hidupnya belum berhenti sampai disitu.
Ken bangun dan melirik ke kanan dan kekiri khai yang melihat pun mulai bersiap untuk bertanya dimana dokter tersebut tinggal namun siapa sangka dokter itu malah memuntahkan isi lambungnya.
" dokter ken aish gak lucu ini dok" pekik khai merasa jijik bahkan rasanya ingin ikut muntah menyusul dokter oleng itu.
Tak sampai disitu saat sampai di apartemen nya ken membuat ulah dia bersikap seakan berada dirumahnya, khai yang kelimpungan pun sampai berkacak pinggang ia sangat lelah membawa dokter itu dari parkiran ke tempatnya tinggal.
" dasar dokter oleng" umpatnya lalu meraih dan merangkul ken untuk masuk kekamar tamu.
" bibi saya pulang " teriak ken membuat khai menggelengkan kepalanya.
Ken melepaskan tangan nya dari rangkulan khai ia ingin berjalan sendiri khai yang berjaga jaga agar ia tak jatuh namun tetap saja tak bisa di hindari ken jatuh dan jatuh lagi karena berjalan sempoyongan.
" dokter ken bisa tidak menurut ayo masuk kamar" ajak khai namun ken malah menyuruh nya diam dengan menempelkan jari telunjuknya pada bibir manyunnya.
" saya lapar saya mau makan rendang dengan sedikit pedas " racaunya lalu berjalan ke arah dapur khai hanya mengekorinya saja entah benar atau tidak lelaki mabuk itu kelaparan.
Ken membuka kulkas lalu mengeluarkan jus jeruk dan sayuran lalu menaruhnya di meja makan, khai hanya melihatnya sambil menaruh dua ponsel miliknya dan ken di atas meja makan.
" sayang kita masak rendang aku lapar" ucapnya lagi membuat khai pusing ia ingin masak rendang tapi yang di ambil sayuran hijau.
" dasar dokter oleng " lagi lagi khai mengumpat kesal.
" besok aku masakin sekarang kamu tidur dulu udah malam " ajak khai namun ken menepis tangan khai yang terulur.
" aku lapar ... Sayang " igaunya lalu menangis dan merosot duduk di lantai.
" ya sudah aku masakin sekarang " ucap khai pada akhirnya " sekarang kamu duduk dulu" titahnya sambil menuntun ken untuk duduk dikursi.
Khai mulai mempersiapkan bahan makanan untung kemarin ia sudah berbelanja banyak bahan makanan tak ada yang tahu kalo tamu tak diundang akan menginap dirumahnya.
Cukup lama ia memasak sambil sesekali ia melihat ke arah ken yang tampak ngantuk lalu menyandarkan kepalanya di atas meja.
Melihat itu khai pun mendekat sepertinya dia sudah tidur lalu wanita itu pun membawanya ke kamar tamu yang tak jauh dari dapur.
Ujian pun kembali datang ken yang sudah tertidur diatas kasur melepaskan satu persatu kancing bajunya membuat khai menautkan alisnya lagi.
" dia mau ngapain?" tanya nya dalam hati melihat ken melempar kemejanya asal.
Khai melotot kala ken tak hanya melepaskan kemeja melainkan satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya.
" astaga dokter ken " ucap khai sambil memalingkan tubuhnya menghindari tubuh polos sang dokter.
Setelah semua aman khai menyelimuti tubuh ken dengan mata merem yang sesekali membuka matanya sedikit saja lalu memunguti pakaian kotor lelaki mabuk itu.
" sepertinya dokter ken benar benar oleng tidak dia sudah gila bahkan sangat gila " umpatnya sangat sangat kesal hatinya sekarang.
Saat di dapur khai menaruh pakaian kotor untuk di laundry besok dan ia meraih ponselnya membeli beberapa pakaian dan keperluan laki laki termasuk parfum karena ia sangat muak dengan bau alkohol yang menempel di tubuh sang dokter.
Sambil memasak khai menunggu pesanannya beruntung ada toko online terdekat yang masih buka dan juga ojol yang siap antar 24 jam.
drrttt drrrt.
Bunyi ponsel dokter ken yang ia simpan dimeja makan tadi berbunyi lagi dan lagi, khai membuka nya ternyata istrinya yang menghubunginya.
Baiklah ia akan berpura pura menjadi simpanan suami wanita serakah itu, apa salahnya sekali kali membuatnya marah fikirnya.
" hallo !" sapa khai lembut dengan suara layaknya wanita nakal.
" siapa ini ?" tanya viola disebrang telepon terdengar bingung.
" saya simpanan dokter ken arok kamu siapa ? " tanya khai dengan sengaja berpura pura tak tahu.
" jangan bohong kamu !aku istrinya " ucap viola dengan nada yang sudah gusar bahkan nadanya mulai naik 3 oktaf.
" saya tak bohong suamimu sedang bersamaku" ujar khai membuat viola disana mendengus kesal dan khai menyeringai senyum.