KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
“Rossie, kenapa ATM yang kamu berikan kepadaku tidak bisa digunakan lagi?” akhirnya setelah sekian purnama Jessica berbelit – belit tidak karuan, ia segera mengungkapkan tujuan paling utama selain mengenai orang – orang bawaannya di perusahaan Rose.
Rose mengangkat sebelah alisnya ketika mendengarkan pertanyaan yang sungguh tidak tahu malu menurutnya sendiri.
Hellowww.. orang gila mana yang akan memberikan ATM dengan saldo puluhan dollar tiap bulan hanya kepada sahabat yang menusuknya dari belakang?
Ya, orang itu adalah Roselyn yang sangat berbudi pekerti luhur~
Rose diam – diam menepuk keningnya karena ia memang sempat kelupaan mengenai ATM yang memang ia berikan kepada Jessica sebagai ‘uang jajan’ yang biasa digunakan untuk membeli segala macam barang Branded, yang jika saldonya habis pasti akan langsung Rose isi kembali.
Rose memang langsung memblokirnya begitu ia terbangun dari kematiannya, sepertinya ia langsung menelpon Gendhis kala itu.
Rose menatap Jessica yang juga tengah menatapnya, menatap dengan penuh harap dan jangan lupakan tampang polos seolah Rose menyakitinya hanya dengan menatapnya saja.
TING
Seketika lampu pijar bersinar terang dipikiran Rose, kok dia langsung mendapat sebuah Ide yang sangat bagus ya? Mari kita berakting!
Rose menghembuskan nafasnya sebelum ia merubah mimik wajahnya menjadi menyedihkan.
“Jessie, kamu tahu kan orang – orang yang aku pecat itu,” tiba – tiba dengan nada yang menyedihkan, Rose bertanya balik.
“Iy.. iya, kenapa dengan mereka?” tanya Jessica dengan gugup, entah kenapa ia merasakan firasat buruk saat Rose menanyakan hal ini.
“Haaah, mereka, yang berada di departemen keuangan mengambil banyak sekali uang yang berada di kas perusahaan. Sehingga kekurangan di Kas perusahaan sangat banyak. Jadi aku juga tidak berdaya, uang yang berada di ATM, saldo yang aktif semuanya ditarik untuk menutupi kas perusahaan lagi,” jawab Rose dengan nada yang pasrah.
Sementara Jessica hanya melongo terkejut dengan kabar yang disampaikan oleh Rose. Departemen keuangan? Bukankah pada bagian itu 4 orang sahabat kentalnya ia masukkan?
‘Breng*ek! Apa jangan – jangan mereka semua memasukkan semua uang yang mereka perah ke dalam kantong mereka sendiri? Sial! Kenapa aku bisa kecolongan seperti ini? Bukankah mereka sama sekali tidak membahas tentang uang yang besar itu? Bah! Mereka malah hanya berteriak tidak berguna dan terus saja mengecamku!’ batin Jessica dengan geram.
Sementara Rose dengan santai kembali menyeruput kopinya dengan santai sambil sesekali melirik ke arah Jessica yang tengah bergelut dengan pikirannya sendiri.
Ya benar, rencana yang tiba – tiba terlintas dipikiran Rose tadi adalah mengadu domba antara Jessica dengan para antek terdekatnya. Rose tentu saja sudah tahu jika 4 orang yang ada di bagian keuangan itu adalah orang terdekat dari Jessica dan merupakan eksekutor yang menggerakkan para antek lainnya.
Jadi bagaimana? Biarkan saja Jessica bertengkar dengan anak buahnya sendiri. Dengan begini, bukankah di masa selanjutnya tidak akan ada lagi orang yang berada di samping Jessica?
Dengan begini,setidaknya Rose bisa memotong setengah sayap milik Jessica, sementara untuk sayap lainnya, Rose bisa dengan perlahan mengatasinya.
“Ja.. Jadi ATM milikmu juga tidak bisa digunakan?” tanya Jessica dengan gemetar karena menahan amarah. Rose hanya mengangguk lemah dan menyetujui pertanyaan Jessica.
“Lalu aku harus gimana?” tanya Jessica setengah terpekik, Rose sedikit terkejut dengan tingkah Jessica yang sepertinya kelepasan, tidak bisa menahan rasa frustasinya.
Rose sempat melongo sejenak sebelum kembali menyesap secangkir kopinya yang ternyata sudah habis, Eh?
Jessica juga terlihat terkejut dengan tingkahnya sendiri, ia sedikit tersipu dan segera bertingkah menyedihkan dan polos kembali. Jessica mendekat kearah Rose dan merangkul lagi lengan Rose.
“Mak... Maksudnya, bagaimana aku membayar makanan dan yang lainnya. Dan juga aku sudah memesan sebuah Tas dari G**ci yang masih Indent? Besok katanya udah sampe,” ucap Jessica dengan lirih. Kembali lagi, Rose mengangkat sebelah alisnya tinggi – tinggi ketika melihat wajah Jessica yang memelas.
Hey, kalau saja ada Gendhis disini, ia pasti sudah pasti mencak – mencak sambil berdiri dengan tangan di pinggul.
‘WOI BELEG*G!! TERUS APA HUBUNGANNYA DENGAN ATM PUNYA ROSE SAMA JATAH MAKAN LO!! BENER – BENER KAGAK WARAS NIH WADON SATU!’
Rose terkikik pelan ketika ia memikirkan bagaimana reaksi Gendhis yang pasti lebih heboh lagi. Terkadang Rose tidak habis pikir, darimana sifat bar – bar Gendhis berasal~
Ingin sekali rasanya ia membenturkan wajah pick me ini ke tembok belakangnya!
Huffttt sabar – sabar, berkali – kali entah berapa kali lagi Rose menarik nafasnya untuk mengatur jiwa liarnya untuk sekedar menahan diri agar ia tidak kelepasan mengambil pisau dapur dan segera menancapkannya di tubuh Jessica ini.
“Maafkan aku, Jessie. Tapi aku sendiri juga kebingungan. Beberapa hari ini aku memutar otak untuk segera menanggulangi kerugian perusahaan, belum lagi kamu pasti sudah mendengar jika perusahaan terpaksa ditutup karena aku benar – benar kekurangan untuk membeli bahan – bahan utama,” ucap Rose dengan penuh penyesalan lagi.
Jessica seketika lemas dan tangan yang mencengkram lengan Rose tadi terhempas begitu saja. Ia seakan – akan baru saja kehilangan tambang emasnya. Yaaa~ memang benar sih. Bukankah selama beberapa tahun ini Rose adalah tambang emasnya yang nyata?
Pengeluaran jenis apapun yang ia keluarkan semuanya berasal dari ATM milik Rose. Jessica bebas membeli apapun yang ia ingini. Tas, sepatu, make up dan segala barang mewah dari branded terkenal hampir tidak akan pernah luput dari mata Jessica.
Jessica bahkan juga merasa bebas ketika ia dengan pamer mentraktir teman – teman sosialita dan juga menggunakan ATM milik Rose. Sungguh ia tidak memperlakukan Rose sebagai orang luar selain menjadikannya sebagai pohon uang dan ATM berjalan.
Lalu kini? Sudah hampir sebulan ia sama sekali tidak bisa mengakses ATM itu barang sesen pun! Dan terpaksa semua makanan serta kebutuhan yang lainnya harus menggunakan uangnya sendiri atau meminta kepada Mario yang tentu saja menggunakan tubuhnya sebagai imbalan.
Bahkan tidak segan, tanpa sepengetahuan Mario, Jessica juga menerima ‘orderan’ dari beberapa kenalan Mario juga hanya untuk memuaskan nafsunya yang berlebih dan tentu saja untuk mengumpulkan pundi – pundi keuangan.
Lalu Bagaimana ia akan rela berpisah dengan sumber kehidupannya selama bertahun – tahun begitu saja? Jessica benar – benar merasa frustasi dan geram bersamaan.
Rose melirik kearah Jessica dan menyeringai senang. Emang enak!! Lo seenaknya menikmati hasil kerja kerasku sementara aku tas branded saja hanya ada 2 biji! Ck ck ck,
“Jessie, kamu nggak apa – apa kan?” tanya Rose dengan hati – hati. Nada bicaranya dibuat seolah – olah lemas dan terkesan ketakutan.
Jessica menoleh dan segera merubah raut wajahnya. Dari ekspresi geram dan menghina menjadi ekspresi polos yang penuh dengan pengertian.
“Yaaah, tidak apa – apa, sementara aku akan menggunakan uangku dulu. Tapi setelah perusahaan kembali dibuka, kamu harus menggantinya, ya?” ucap Jessica Dengan tidak tahu malunya lagi. Sudut bibir Rose berkedut mendengar hal ini dan ia dengan acuh mengangguk sambil tersenyum palsu yang sayangnya tidak diketahui oleh Jessica.
“Oh~ apakah kamu butuh bantuanku?” tanya Jessica dengan basa – basi. Karena jika itu di masa lalu, Rose akan segera menolak.
“Waah, benarkah? Bolehkah aku meminjam uangmu terlebih dahulu? Tidak banyak, hanya $10 juta saja,”