seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
"Aara" Aara mengalihkan pandangannya pada ustadz Sulaiman yang memanggil nya dan menghentikan kakinya yang ingin masuk ke dalam mobil Aggam.
Ustadz Sulaiman melangkah mendekati Aara" Assalamualaikum Aara"
"Wa waalaikumussalam Ustadz Sulaiman" jawab Aara sedikit gugup karna semalam Aggam menuduhnya yang tidak tidak bersama ustadz Sulaiman, bahkan Aggam bertindak mengasarinya karna laki laki di hadapannya saat ini yang sering tersenyum dengan wajah yang seperti bersinar.
"Kau dari rumah Elina Aara" tanya ustadz Sulaiman.
"I iya... ustadz, saya buru buru, ada apa apa yang Ustadz ingin katakan." tanya Aara merasa tidak nyaman karna ada Aggam di dalam mobil yang mendengar obrolan mereka. Aara juga merasa tidak enak pada Ustadz Sulaiman jika dia langsung ingin pergi.
"Tidak juga. pergi lah, dan ambil ini" kata ustadz Sulaiman mengulurkan Aara sebuah kotak.
Aara menyerjit" untuk apa ini ustadz " tanya Aara yang membuat ustadz Sulaiman tersenyum.
.
"Tentu saja untuk kau gunakan Aara... tadi aku menghubungi mu dan nombormu tidak aktif, jadi aku menghubungi Elina untuk menanyakan mu, katanya ponsel mu tidak bisa nyala, ya aku belikan saja ponsel untuk mu" ujar ustadz Sulaiman panjang lebar menjelaskan pada Aara.
Aggam yang berada di dalam mobil mencengkram kuat kemudinya mendengar perhatian ustadz Sulaiman pada istrinya. tiba-tiba hati Aggam yang sudah mulai sejuk kembali memanas.
"Ah.. tidak usah repot repot ustadz... nanti saya beli sendiri... saya pamit dulu ustadz Sulaiman. Assalamualaikum" kata Aara buru buru lalu masuk ke dalam mobil Aggam.
Aggam langsung menjalan kan mobilnya saat Aara sudah masuk.
Ustadz Sulaiman memandangi mobil Aggam yang berjalan semangkin menjauh. dia sangat kecewa karna Aara menolak pemberian nya.
Jika jodoh pasti Allah dekatkan, tapi jika bukan, dia lebih tahu yang terbaik buat hambanya.batin ustadz Sulaiman lalu melangkah masuk ke dalam rumah sepupunya Elina.
,,,,,,,,,
Lain halnya di mobil Aggam yang sangat mencengkam. Aara benar benar merasa sangat tegang sehinggah berkali kali menelan salivanya. melihat wajah Dingin Aggam Aara seperti ingin melompat saja dari mobil saat ini juga, dia takut Aggam kembali menyakiti fisiknya. yang semalam saja belum sembuh, apa kah harus di tambah lagi hari ini. fikir Aara.
Dan benar saja, tidak berapa lama Aggam memarkir mobilnya di pinggir jalan lalu melihat ke arahnya. Aara pura pura tidak tahu jika Aggam melihat ke arahnya.
" Katakan, ada hubungan apa kau dengan pria itu. " tanya Aggam menatap Aara yang melihat ke arah depan. Aara takut melihat ke arah Aggam.
Aara masih diam membisu seperti manekin. dia sudah mulai merasa ketakutan karna sering mendapati kekerasan dari Aggam
"Aku bertanya padamu, apa kau tuli hah!" Sentak Aggam yang membuat Aara terloncat kaget.
Aara berusaha menguasai ketakutannya kemudian menjawab Aggam
" Aku tidak memiliki hubungan apa pun pada ustadz Sulaiman." jawab Aara berusaha terdengar baik baik saja.
Tiba-tiba Aggam mencengkram kuat dagu Aara. yang membuat Aara kesakitan. dan langsung memegang tangan Aggam
"Kau Fikir aku percaya " Sentak Aggam lagi menguatkan cengkraman nya
Aara mulai berkaca kaca. dia tidak mengerti dengan sikap suaminya yang marah marah dan bertanya hal yang tidak seharusnya dia pertanyakan karna setahunya suaminya itu tidak menyukainya terus kenapa mempertanyakan sesuatu yang tidak penting.
"Apa kau memang wanita murahan yang menutupi tubuh mu dengan pakaian syar'i mu ini" tambah Aggam mulai tidak terkendali saat Aara hanya diam dengan bola mata yang sudah memerah
" Terus apa yang ingin anda dengar... anda ini pria seperti apa., apa anda hanya tahu menyakiti ku, sudah cukup, jika anda tidak mempercayai ku, kenapa anda bertanya... Anda menganggap ku wanita murahan, kenapa tidak ceraikan saja aku... mudah bukan, lagi pula aku tidak ingin berada di sisi Anda lagi... Anda itu laki laki yang sangat kejam dan kasar... aku tidak menyukai Anda lepas kan saja aku." kata Aara melepas kasar tangan Aggam dari dagunya.
Kesabaran Aara benar benar menipis menghadapi sikap suaminya yang semangkin lama semangkin semena mena. Aara membuka pintu mobil lalu ingin keluar dari mobil Aggam.
Aggam dengan cepat menarik paksa tubuh Aara yang ingin keluar dari mobilnya.
"Arkhhh" teriak Aara kesakitan karna Aggam menarik pinggangnya dengan keras yang membuatnya terhuyang ke belakang
"Kau sudah berani melawanku hah ! " kata Aggam bertambah marah menarik Aara kedalam pelukannya dan memeluk tubuh kecil Aara dengan erat yang membuat Aara tidak bisa bernafas.
" Sakit... lepaskan aku... " Teriak Aara memberontak dan mulai menjatuhkan air matanya.
"Diam!!!!" Sentak Aggam semangkin mengerat kan pelukannya
" Apa yang kau inginkan... aku menyuruhmu menceraikan ku kau tidak menjawabnya, tapi kau terus menyiksaku seperti ini... apa kau ingin aku mati baru kau puas,,, ya sudah bunuh saja aku..." tambah Aara dengan suara yang bergetar menangis juga kesakitan karna Aggam mengeratkan pelukannya sehingga Aara merasa tulang tulangnya remuk semua.