Kakak Iparku Adalah Ayah Anakku

Di sebuah kafe yang tenang dan nyaman, Selena duduk menunggu dengan cemas. Aroma kopi segar memenuhi udara, dan dia menunggu dengan penuh harap. Dua bulan telah berlalu sejak ia terakhir kali bertemu sahabatnya, Siren Annastasya, yang kini menjadi seorang istri Domic Alarik. Di luar jendela, Selena melihat seorang bodyguard Domic berdiri berjaga-jaga, memastikan bahwa Anna berada di tempat yang aman meskipun hanya bertemu dengan Selena. Penjagaan untuk Anna begitu sangat ketat sehingga Selena jadi tidak enak mengajak Anna keluar tidak seperti dulu saat Anna masih melajang seperti dirinya.

Saat Selena melihat Anna memasuki kafe, dia segera berdiri dan melambaikan tangan. Anna, yang selalu dikenal dengan kecantikan dan keanggunannya, sekarang terlihat lebih lembut dengan kehamilan yang mulai tampak jelas. Dia memiliki rambut panjang yang tergerai indah. Pakaian longgar dan warna pastel yang dikenakannya menonjolkan kesan anggun dan keibuan.

Selena tersenyuman lebar. “Anna! Akhirnya kita bisa bertemu lagi!”

Anna berlari kecil lalu memeluk Selena dengan hangat. Senyumnya cerah. “Selena! Aku sangat senang bisa melihatmu. Maafkan aku karena telah menghilang begitu lama. Bagaimana kabarmu?”

“Baik. Sangat baik meski ada sedikit masalah yang ingin aku ceritakan padamu.”

Selena dan Anna duduk dan memesan minuman sambil menikmati momen pertemuan mereka setelah sekian lama. Selena mengamati Anna dengan seksama, perhatiannya tertuju pada perut Anna yang mulai membesar.

“Bagaimana dengan bayimu? Bagaimana rasanya menjadi istri Domic Alaric, Anna?” tanya Selena penasaran sekaligus khawatir.

Anna menghela napas dan tersenyum lembut. “Bayi kami tumbuh dengan baik, Selena. Domic sangat posesif, tapi dia merawatku dengan baik. Kau jangan khawatir, Domic mulai bersikap lembut padaku setelah dia tahu aku sedang mengandung anaknya.”

Selena tersenyum lega, “Syukurlah Anna, aku sangat senang mendengarnya.”

Anna mengangguk. “Tapi tetap saja, aku tidak bisa pergi jauh dari mansion tanpa pengawasan darinya.”

“Domic terlihat sangat mencintaimu Anna sampai-sampai kemana-mana kau harus pergi bersama bodyguardnya.” jawab Selena terkekeh.

Anna cemberut, “Ya, itulah yang tidak aku mengerti darinya. Ah tapi lupakan. Sekarang bagaimana dengan mu? Apa yang ingin kau ceritakan padaku?.”

Selena menghela napas, menunduk menatap jari-jarinya yang lentik. Eksprisinya terlihat sedang menanggung beban.

Anna menyerngit, mulai khawatir. “Selena katakan, kau membuat ku khawatir. Apa semua baik-baik saja? Lionel baik-baik saja?

Selena menganggguk. “Lio baik-baik saja Anna. Tapi ada sedikit masalah yang mengguncangku beberapa hari ini.”

“Ada apa? katakan.”

“Aku dalam situasi yang sulit saat ini. Devon… dia kembali Anna. Semuanya menjadi sangat rumit. Meski Devon tidak tahu siapa Leo tapi tetap saja aku khawatir. Devon kembali untukku. Dia ingin aku kembali padanya Anna. Aku merasa terjepit di antara keinginanku untuk menjauh darinya dan kebutuhan untuk menjaga diriku dan anakku.”

Anna terkejut, matanya terbelalak. “Benarkah? Devon kembali?? Sejak kapan?.”

“Sejak bulan kemarin. Aku ingin menghindarinya Anna. Tetapi tidak bisa. Devon selalu mempunyai cara untuk membuatku terdiam dan tidak bisa lari darinya.”

Anna mengangguk mengerti, menatap Selena prihatin. “Selena, aku mengerti betapa sulitnya situasi ini. Tapi, aku pikir kau tidak bisa terus melarikan diri dari Devon. Kapan pun kau merasa ingin menjauh, ingatlah bahwa dia masih memiliki kekuatan besar dalam hidupmu.”

“Aku tahu, tapi bagaimana aku bisa tetap dekat dengannya jika semua yang kulakukan hanya memperburuk situasi? Aku ingin membeli rumah yang jauh dari Devon, tapi tidak tahu caranya. Anggaran ku tidak cukup. Bahkan kau tahu Anna? Devon datang ke perusahaan tempatku bekerja dan mengacau disana. Kau benar dia punya kekuatan besar. Dia ingin aku pindah ke perusahannya, menyebalkan. Semua orang di kantor mulai membuat rumor tentang ku dan tengangnya Anna. Itu membuatku tidak punya pilihan selain mungkin pergi dari perusahaan itu. ” jawab Selena putus asa.

Anna mendengarkan dengan baik, ia kini mengusap bahu Selena untuk menenangkan kegelisahannya. “Selena, kau tenang. Ada aku disini, aku akan membantumu. Berapa anggaran yang kau butuhkan untuk rumah itu? Biar aku bantu semua. Dan kau tidak perlu keluar dari perusahaan itu atau bahkan pindah di perusahaan Devon.”

Selena menggeleng, “Tidak Anna, aku tidak ingin merepotkan mu. Terimakasih karena ingin membantuku, tapi sungguh aku tidak apa.”

“Selena.. lalu bagaimana jika tidak begitu? Apa rencana mu? Tolong biarkan aku membantumu saja.”

Selena kembali menggeleng, “Aku sungguh tidak ingin merepotkan mu. Beri aku solusi saja Anna. Aku janji akan mendengarkan.”

Anna menghela napas, “Baiklah, kalau begitu cobalah untuk menerima tawaran yang ada. Jika kau tetap berada di perusahaan Devon, kau akan memiliki stabilitas sementara untuk membeli rumah itu. Setelah kau punya rumah itu, aku bisa membantu dengan meminta pekerjaan di perusahaan Domic untukmu. Setidaknya, kau tidak perlu mengkhawatirkan tempat tinggal dan bisa lebih fokus pada hidupmu. Sekarang, kau hadapi dulu. Jangan lari lagi. Terima dulu. Kau tahu betul, sejauh apa pun kau berlari atau menjauhi Devon, kau tidak bisa jauh.”

Selena mengangguk pelan, merasa sedikit lebih tenang. “Baiklah Anna, aku akan mencoba memikirkan tawaran itu lagi. Aku berharap aku bisa segera menyelesaikan semua ini.”

“Bersabarlah sebentar Selena.”

Selena tersenyum lembut. “Kau tahu, meski semua ini sangat sulit, aku merasa beruntung memiliki sahabat sepertimu.”

Anna balik tersenyum, “Kita telah melalui banyak hal bersama, dan aku tahu kita bisa melewati ini juga.”

“Aku sangat menghargai dukunganmu, Anna. Itu sangat berarti bagiku. Terimakasih.” ucap Selena dengan mata mulai berkaca-kaca.

Anna segera memeluk Selena untuk membuatnya tenang. Selanjutnya setelah cukup tenang, Anna juga Selena melanjutkan obrolan mereka dengan penuh kehangatan dan rasa saling memahami. Dan akhirnya Pertemuan ini memberikan Selena sedikit kelegaan dan harapan baru untuk masa depannya.

Benar akata Anna, ini waktunya Selena untuk menghadapi Devon. Selena tidak boleh menjauh lagi.

“Baiklah, mulai sekarang aku akan menghadapi mu Devon. Jika itu memang yang kau mau.” gumam Selena nyaris berbisik.