Jeanette Archer, seorang wanita bersuami, menghabiskan satu malam panas bersama seorang pria. Hal itu terjadi di acara ulang tahun adik kesayangannya.
Axton Brave Williams, yang anti pernikahan, menerima tantangan dari para sahabatnya untuk melepas keperjakaannya. Ia melakukan sebuah ONS dengan seorang wanita di sebuah klub.
Jean merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya, membuat dirinya menerima perlakuan suaminya yang semakin lama semakin acuh. Hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa suaminya telah mengkhianatinya jauh sebelum mereka menikah.
Sebuah perceraian terjadi, bahkan kedua orang tuanya mendukung ia berpisah, karena wanita selingkuhan suaminya tengah hamil. Di hari yang sama, ia mengetahui bahwa dirinya tengah hamil akibat malam panas yang ia lewati.
Tak mendapat dukungan dari siapapun, membuatnya lari saat hamil dan kembali menikmati petualangannya di alam bersama anak dalam kandungannya. Hingga takdir membawanya kembali pada pria yang merupakan ayah anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MELEWATI BATAS
"Dad, tolong bantu aku untuk mengurus perusahaan. Aku harus menemani Joanna di rumah sakit," pinta Hansen pada Dad Ruben.
Awalnya Hansen ingin tak peduli, tapi ia kembali berpikir. Kedua orang tuanya sangat bergantung pada keuntungan perusahaan, begitu juga dengan keluarganya. Apalagi sekarang Joanna membutuhkan biaya untuk pengobatan dan perawatannya, yang Hansen yakin tak akan sedikit.
"Joanna sakit?" tanya Dad Ruben.
"Ya, ia demam," Hansen tak ingin menjelaskan secara detail mengenai penyakit Joanna, karena ia tak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.
"Baiklah, Dad akan menanganinya. Kamu fokus saja untuk kesembuhan Joanna. Oya, minta istrimu juga untuk menjaga Joanna, kamu juga perlu beristirahat," ucap Dad Ruben.
"Okay, Dad. Thank you."
Dad Ruben yang biasanya bersantai di rumah dan hanya sesekali pergi ke Perusahaan Daniel, yakni saat ada meeting bulanan, kini terpaksa pergi untuk menggantikan Hansen.
"Kamu mau pergi, Dad?" tanya Mom Lena saat melihat suaminya memakai pakaian kerja.
"Ya, ingin memeriksa sedikit," jawab Dad Ruben. Ia tak akan mengatakan pada istrinya bahwa Joanna sakit karena istrinya itu pasti akan langsung heboh.
"Baiklah, hati hati, Dad," Dad Ruben mengecup kening Mom Lena dan pergi.
Di sinilah Dad Ruben sekarang, berada di balik meja kembali. Tempat yang sebenarnya sudah ia alihkan pada putra tunggalnya, Hansen Daniel.
5 tahun pernikahan putranya, rasanya ia belum melihat putranya itu tersenyum lepas bahagia. Sejak perceraiannya dengan Jeanette, Dad Ruben tahu bahwa Hansen diliputi rasa bersalah. Dad Ruben menghela nafasnya dalam, ia tahu apa yang putranya lakukan adalah salah. Namun, apa yang telah terjadi tak bisa diubah, yang terpenting adalah menjalani hari hari selanjutnya dengan lebih baik.
Brakkk!!!
Pintu ruang kerja terbuka dengan kasar, bahkan disertai dengan teriakan yang tak pernah terbayangkan
"Hansen Daniel! Kamu tak bisa melakukan ini padaku! Aku tidak mau bercerai!" teriak Jesslyn.
Deggg
Bibirnya seketika mengatup rapat ketika melihat dengan jelas siapa yang berada di dalam ruang kerja suaminya itu.
"Apa setiap kali kamu datang, kamu akan meneriaki putraku seperti itu?" tanya Dad Ruben.
"Ma-maafkan aku, Dad. Aku tidak bermaksud. Aku hanya ingin bertemu dengan Hansen dan menyelesaikan permasalahan kami," jawab Jesslyn dengan sedikit takut. Jika dibandingkan antara Dad Ruben dan Mom Lena, maka Jesslyn lebih takut pada Dad Ruben. Meskipun Dad Ruben terlihat baik dan diam, tetapi ketika ia marah maka tatapannya benar benar menusuk ke dalam hati. Sementara Mom Lena, hanya ucapannya saja yang menyakitkan, namun hal itu masih bisa dibalas oleh Jesslyn.
"Ia tidak ada di sini," ucap Dad Ruben.
"Ke mana Hansen pergi, Dad? Aku harus bicara dengannya."
Dad Ruben tak ingin memberitahu. Sebagai seorang istri dan juga Ibu, masa Jesslyn tidak tahu kalau putrinya sedang sakit dan suaminya menjaga putri mereka di rumah sakit. Keluarga macam apa yang seperti ini.
"Dad tidak tahu. Bukankah kamu sebagai seorang istri seharusnya tahu apa yang dilakukannya dan ke mana ia pergi."
"Tapi ia tidak memberitahuku."
"Kalau ia tidak memberitahumu, berarti ada sesuatu yang salah pada hubungan kalian berdua," ucap Dad Ruben, membuat hati Jesslyn semakin tak karuan.
"Aku pergi. Maaf mengganggu."
Jesslyn akhirnya pergi dari Perusahaan Daniel. Ia memang melihat pegawai yang berada di sana agak sepi, tak seperti biasanya.
Apa perusahaan ini benar benar dalam masalah? Bahkan Dad Ruben sampai turun tangan. - batin Jesslyn yang mulai ketakutan kalau harus hidup miskin dan tak memiliki apa apa.
*****
"Apa Mommy baik baik saja?" tanya Alex.
"Mommy baik, sayang," jawab Jeanette saat mereka berada di dalam taksi untuk pulang ke rumah mereka.
Jeanette memeluk tubuh Alex. Ia begitu merindukan putranya itu. Selain itu, kini rasa takut di dalam dirinya sudah mulai berkurang, meskipun keberadaan Axton sekarang membuat dirinya was was.
Taksi yang mereka tumpangi telah sampai di depan rumah, Jeanette membantu Alex untuk turun. Jeanette melihat rumah di hadapannya, yang telah menemaninya 5 tahun belakangan ini. Kini ia tak lagi menganggap bahwa rumah tersebut aman untuk ditempati.
"Kita masuk, sayang," Jeanette membuka pintu. Setelah mereka masuk, ia kembali mengunci pintu tersebut. Biasanya ia membiarkan pintu dalam keadaan terbuka karena Abra suka datang ke sana. Namun, kini ia harus menutupnya agar tak ada orang yang sembarangan datang dan masuk.
Obat penghilang sakit yang mungkin disuntikkan pada kaki Jeanette, kini berangsur angsur menghilang. Rasa sakit kembali dirasakan oleh Jeanette, meskipun tak sesakit saat pertama kali ia mendapatkan memar dan lebam itu. Ia menarik nafasnya dalam untuk menahan rasa sakit tiap kali ia berjalan.
"Sayang, apa yang kamu lakukan saat Mommy tidak ada?" Jeanette ingin tahu apa yang dilakukan Axton pada putranya.
"Main, tidul, mamam, belenang," jawaban Alex membuat Jeanette kembali bernafas lega.
"Baiklah, sekarang apa yang ingin kamu makan? Mommy akan membelikannya untukmu," tanya Jeanette. Ia tak ingin Axton memberikan kenangan yang lebih indah darinya dan membuat putranya selalu mengingat pria itu.
"Apa saja?" tanya Alex dengan wajah berbinar.
"Hmm ... Apa saja."
"Mekdi!" teriak Alex.
Jeanette memang jarang membelikan makanan di luar kalau tidak kepepet sekali karena pekerjaannya yang banyak dan harus diselesaikan. Ia terbiasa memasak sendiri karena ia juga yakin itu akan lebih sehat untuk Alex.
"Baiklah, kita akan membeli McD. Tunggu sebentar," Jeanette mengusap pucuk kepala Alex, kemudian mengeluarkan ponselnya untuk memesan makanan yang diinginkan oleh putranya itu.
Alex menyantap makanan itu dengan gembira ketika makanan itu telah tiba. Jeanette menikmatinya bersama dengan Alex. Mereka bercerita sambil bercanda. Ya, seperti inilah kehidupan yang diinginkan oleh Jeanette, hanya dirinya dan Alex, tanpa ada seorang pun yang akan mengganggu.
*****
"Sekarang katakan pada Mommy, siapa anak laki laki itu?" tanya Mom Mia yang masuk ke dalam kamar tidur putranya.
"Temanku, Mom."
"Sejak kapan kamu berteman dengan anak kecil?"
"Belum lama," jawab Axton singkat.
"Kamu tak berbuat macam macam di luar?" tanya Mom Mia lagi.
"Macam macam bagaimana maksud Mommy?"
"Apa kamu punya kekasih? Kenalkan pada Mommy. Mommy tidak terlalu pemilih, asalkan kamu mencintai dan menyayanginya, begitu pula dirinya, maka Mommy akan merestui," ucap Mom Mia.
"Tak ada, Mom. Bukankah sudah kukatakan kalau aku tak akan menikah."
Mom Mia menghela nafasnya, "Katakan pada Mommy, mengapa kamu tak ingin menikah?"
"Aku malas, Mom. Wanita itu merepotkan, mereka pasti akan mengganggu ketenangan dan kebebasanku," jawab Axton.
Mata Mom Mia membulat, ia tak menyangka bahwa pikiran putranya sesempit itu.
"Jadi selama ini, kamu menganggap Mommy ini mengganggu ketenangan dan kebebasanmu?" Tiba tiba Mom Mia menatap Axton dengan tajam.
"Bukan begitu, Mom. Semua wanita kecuali Mom," ucap Axton membela diri. Ia tak ingin Mom Mia marah padanya.
"Apa itu artinya kamu bermain main dengan wanita di luar sana? Tanpa berniat serius pada mereka? Jangan jangan anak itu hasil hubunganmu dengan wanita fi luar sana, tanpa kamu ketahui."
"Mom! Aku tak pernah berbuat melewati batas," ungkap Axton. Namun tiba tiba ia sadar bahwa ia pernah melakukan hubungan panas dengan seorang wanita, yang masih suci, dan ia tak menggunakan pengaman.
Setelah Mom Mia keluar, Axton menghubungi Zero, "Cari tahu semua informasi mengenai wanita itu!"
🧡 🧡 🧡
juga asal usul tokoh2nya...
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus berkarya dan sehat selalu 😘😘