Mommy Untuk Baby Arsha

Nisa mengerutkan keningnya saat melihat Dion menyeret kopernya keluar dari kamar."Mas kamu mau kemana?,"tanya Nisa.

"Aku ada urusan pekerjaan di Indonesia,hanya dua hari dan setelahnya aku kembali lagi ke sini.Karena kita akan stay disini selamanya,"jawab Dion.

"Apa aku tidak bisa ikut Mas?.Aku merindukan Ayah dan juga Nenek,"ujar Nisa.

Dion menggeleng cepat."Kamu sedang hamil,ingat apa yang dikatakan dokter,"jawab Dion.

"Tapi--

"Jangan membantah Nisa.Aku tidak ingin kenapa-kenapa dengan calon pewarisku karena keinginan kamu ini.Aku akan sangat membencimu jika terjadi sesuatu pada kedua anakku.Jadi tetaplah disini,aku ada urusan pekerjaan,"ujar Dion lalu menyeret kopernya meninggalkan Nisa yang tampak terdiam.

Nisa memejamkan kedua matanya, kata-kata Dion benar-benar melukainya.Sebagai seorang ibu ia juga tidak ingin terjadi hal buruk pada calon anaknya.Tapi tidak bisakah Dion berkata lembut padanya.Ia tau tidak ada cinta untuknya dihati pria itu tapi ia hanya berharap Dion memperlakukan dengan baik.

Nisa menghembuskan nafas panjang,ia tidak boleh stres demi kehamilannya.Ia hamil anak kembar dan kandungannya juga masih lemah.Wanita itu mengusap perutnya lalu berusaha menenangkan pikirannya.

"Kuatkan Mommy sayang,"batin Nisa.

Nisa merebahkan punggungnya di sofa tunggal yang ada diruang tengah.Dan tampak Emily mengahampiri Nisa dengan Arsha yang berada dalamnya gendongan gadis itu.

Nisa tersenyum tipis melihat wajah polos Arsha yang menjadi kekuatannya untuk bertahan.Meski kini ia tidak bisa lagi menggendong bayi itu tapi melihat senyuman bayi yang berusia 2 bulan itu membuatnya tenang.

Emily meletakkan Arsha di boks bayi lalu melangkah meninggalkan Arsha dan Nisa.Gadis itu menuju dapur untuk membuatkan susu hamil buat Nisa.Gadis itu di gaji cukup besar oleh Dion karena ia tidak hanya menjadi asisten pribadi Nisa yang mengurus segala keperluan Nisa tapi juga sebagai baby sitter Arsha.

"Nyonya ini susu hamil anda...,"ujar Emily meletakkan segelas susu dihadapan Nisa.

"Terimakasih Mily.Apakah Arsha rewel?,"tanya Nisa yang duduk tidak jauh dari boks bayi Arsha.

"Tidak Nyonya...Tuan muda sangat anteng.Mungkin dia tau Mommynya sedang mual karena hamil adiknya,"jawab Emily.

"Kamu bisa saja Mily.Terimakasih ya Mily jika tidak ada kamu mungkin aku akan kewalahan,"ujar Nisa dengan senyuman mengembang.

"Itu sudah tugas saya Nyonya,"jawab Emily.

"Oh ya Mily, apakah kamu tidak memiliki keluarga?.Aku melihat kamu sangat jarang libur?,"tanya Nisa.

"Saya anak yatim-piatu Nyonya.Kedua orangtua saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan,"jawab Emily yang tiba-tiba terlihat sendu.

"Maaf...aku tidak tau,"lirih Nisa penuh sesal.

"Tidak apa Nyonya.Saya sangat beruntung bisa bekerja dengan Tuan Dion disini.Di Mansion ini saya menemukan keluarga baru.Para Bibik menganggapku anak mereka dan itu membuat rasa kehilanganku sedikit berkurang,"jawab Emily tersenyum tipis.

"Kamu bisa menganggapku Kakakmu Mily jika kamu mau,"jawab Nisa.

"Terimakasih Nyonya.Saya sangat senang bekerja dengan Nyonya yang selalu baik dengan saya,"ujar Emily.

"Itu karena kamu memang gadis yang baik,"jawab Nisa.

Keduanya terlibat obrolan ringan,Nisa benar benar merasa nyaman dengan Emily.Gadis itu membawa aura positif hingga ia bisa melupakan ucapan Dion tadi.

***

"Sayang....Dion tidak bisa memenuhi undangan makan malam kita karena istrinya yang sedang hamil muda dan harus banyak istirahat.Ditambah pria itu juga harus ke Indonesia melakukan perjalanan bisnis,"ucap Alex pada sang istri saat mereka makan malam.

"Ha-mil?,"beo Laura.

"Iya...,"jawab Alex mengangguk pelan.

Laura tersenyum penuh arti lalu menyudahi makan malamnya."Aku akan kesana besok,"ujar Laura yang tampak bersemangat.

Alex menatap tajam sang istri."Jangan sekarang Laura,"jawab Alex.

"Tapi dia pasti sendirian disana.Kamu tau Mas menjalani kehamilan seorang diri itu tidak mudah,"ujar Laura.

"Di sana sudah ada pelayan yang menemaninya dan juga asisten pribadi yang selalu setia mendampinginya,"jawab Alex.

"Kamu tau darimana Mas?,"tanya Laura.

"Aku sudah menyelidikinya dan aku juga menempatkan orang kita di sana sebagai tukang kebun,"jawab Alex.

"Tapi kapan aku bisa menemuinya Mas?,"tanya Laura.

"Sebentar lagi, bersabarlah,"jawab Alex.

"Tapi kapan Mas,"rengek Laura.

"Sebentar lagi,"jawab Alex lagi.

Sementara itu di tanah air Arlan masih saja terus mencari keberadaan Nisa.Pria itu tidak akan membiarkan Nisa bebas begitu saja setelah membuat kekacauan.

"Sebenarnya apa yang membuatmu ingin menghabisi gadis itu?,"tanya Deri sahabat pria itu.

"Gara-gara gadis itu aku tidak bisa memiliki gadis yang aku cintai,"jawab Arlan.

"Via maksudmu?,"tanya Deri.

"Bukan, hubunganku dengan wanita itu hanyalah sebatas teman ranjang,"jawab Arlan.

"Lalu siapa gadis yang kamu maksud?,"tanya Deri.

"Dia seseorang yang begitu aku cintai, kepergiannya yang membuatku seperti ini,"jawab Arlan.

"Dimana gadis itu sekarang?,"tanya Deri.

"Hufffhh...dia sudah menikah dengan orang lain dan sampai saat ini aku tidak tau dimana keberadaannya,"jawab Arlan.

"Lalu hubungannya dengan Nisa?,"tanya Deri.

"Dia yang menyebabkan gadis yang aku cintai menikah dengan pria lain,"jawab Arlan.

"Tapi dia sekarang sudah menjadi Kakak iparmu Arlan.Dan Kakakmu menyembunyikan keberadaannya,"ujar Deri.

"Itu yang aku sesalkan sekarang.Gara-gara Papa mengirimkan aku ke Milan.Aku melewatkan pernikahan mereka,"jawab Arlan.

"Dan aku yakini Kak Dion saat ini melindungi Nisa.Kamu pikir Kakakmu itu orang bodoh yang tidak akan menyelidiki apa ya terjadi sebenarnya dengan kematian Via.Jika dia tau kamulah dalang sebenarnya aku yakin Dion akan mempenjarakanmu,"ujar Deri.

"Kak Dion sudah tau, mungkin belum semuanya hingga ia menghancurkan semua rencanaku dan menyebabkan Papa mengusirku dari perusahan,"jawab Arlan.

"Jadi semuanya ini ada hubungannya dengan Kakakmu itu?,"tanya Dion.

"Ya...untuk gadis bodoh itu bisa aku manfaatkan agar aku bisa bekerja di perusahaan Papanya,"jawab Arlan.

"Kamu memanfaatkannya?,"tanya Deri.

"Iya...,"angguk Arlan.

"Kamu benar-benar brengsek Arlan,"ucap Deri.

"Itulah aku,"gelak Arlan.

Tidak jauh dari mereka seorang pria merekam pembicaraan mereka lalu tersenyum miring dan pergi dari restoran itu.

***

"Dion kamu pulang?lalu dimana Arsha dan Nisa menantu Mama?,"tanya Raisa mencecar Dion dengan pertanyaan.

"Nisa dan Arsha di tempat yang aman Ma,"jawab Dion.

"Dion kamu menyembunyikan Arsha dan Nisa?,"tanya Raisa menatap tajam Dion.

"Bukan Ma,hanya saja aku tengah melindunginya dari orang-orang yang berniat menghancurkan Nisa,"jawab Dion.

"Apa maksudmu?,"tanya Raisa.

"Nanti Mama juga tau.Aku ingin istirahat sebentar,"jawab Dion lalu melangkah menuju kamarnya.Tubuhnya terasa lelah setelah melakukan perjanjian jauh.

...****************...