NovelToon NovelToon
Permata Hatiku

Permata Hatiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Hamil di luar nikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:2.7M
Nilai: 5
Nama Author: Safira

EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.

Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.

"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.

"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"

"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"

Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.

"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"

Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.

Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 - Saling Berpelukan

"Ma_ma..."

"Ma_ma..."

"Ma_ma..."

Ara terus bergumam lirih dengan terbata-bata dalam kondisi mata terpejam. Di dahinya telah tertempel plester khusus penurun demam untuk anak-anak. Sebelumnya, Langit sudah meminumkan Ara obat penurun demam. Bik Sari dengan setia duduk di samping ranjang Ara.

Sedangkan Langit semakin tak habis pikir dengan sang istri. Hari sudah malam namun batang hidung Kayla tak ada di rumah. Ia tahu dari Bik Sari jika Kayla pergi membawa mobil. Namun pergi ke mana, Bik Sari tak tahu.

Langit terus menghubungi Kayla namun tak ada jawaban dari ponsel istrinya tersebut.

"Ibu macam apa dia?"

"Anak lagi sakit eh malah keluyuran malam-malam begini. Enggak jelas ke mana perginya. Mana enggak pamit lagi sama suami!" gerutu Langit seraya memijit pelipisnya yang mendadak pusing.

Di tempat lain tepatnya di kediaman Nanda tiba-tiba...

PYARR !!

Suara gaduh datang dari gelas tanpa sengaja terjatuh hingga pecah di dapur rumah kontrakan Nanda. Sepulang kerja setelah masuk shift siang di hari pertama Elang pembelajaran di SLB Pelita Hebat, Nanda tengah membuatkan segelas susu coklat hangat untuk putranya tersebut.

Setiap malam sebelum tidur, Nanda sudah terbiasa membuatkan coklat hangat untuk Elang. Tentunya susu coklat dengan harga murah meriah yang mampu ia beli untuk Elang. Bagi Elang tak masalah harga susu coklatnya murah. Namun rasanya tetap nomor satu di lidahnya. Karena yang membuatkannya adalah Bundanya. Tak ada coklat hangat di luar sana yang senikmat rasa seperti buatan sang Bunda.

Elang yang mendengar suara benda terjatuh, ia segera keluar kamar.

"Ada apa, Bun? Apa ada yang pecah?" tanya Elang.

"Iya, Nak. Maafin Bunda ceroboh jadi enggak fokus pas nyeduh coklat hangat buat kamu. Bunda buatin lagi yang baru ya. Kamu tunggu saja di kamar ya sayang. Bunda enggak akan lama kok," jawab Nanda berusaha tersenyum di depan putranya agar Elang tidak khawatir padanya.

"Apa Bunda terluka?" tanya Elang.

Beruntung Nanda sudah selesai membersihkan lantai dapurnya dari pecahan gelas tadi. Ia tak mau putranya terluka akibat pecahan gelas yang masih berserakan.

"Enggak apa-apa sayang. Sudah, kamu segera ke kamar gih." Nanda sengaja mengusir secara halus putranya. Sebab ia akan melakukan sesuatu hal sebelum membuatkan coklat hangat yang baru untuk Elang.

Namun Elang tetaplah anak yang peka. Ia maju dan berjalan perlahan ke arah Nanda. Seketika tanpa basa-basi, ia memegang telapak tangan dan jari-jemari sang Bunda satu per satu. Tiba-tiba...

"Auchh..." jerit Nanda secara refleks karena Elang menekan tangannya yang sedikit melepuh akibat terkena cipratan air panas saat ia membuatkan coklat hangat barusan.

Ya, mendadak dirinya tadi tak fokus. Entah mengapa sebabnya, ia pun tak tahu. Sehingga saat ia menuangkan air panas dari teko ke dalam gelas, akhirnya mengenai jari tangannya. Lalu tanpa sengaja tangan Nanda yang terkena cipratan air panas, menyenggol gelas tersebut hingga terjatuh ke lantai.

"Tangan Bunda terluka," gumam Elang lirih.

"Kenapa harus menutupinya dari aku, Bun?" tanya Elang dengan nada yang mendadak berubah jadi sendu.

Nanda yang paham situasi, berusaha merangkul putranya tersebut yang suaranya sudah mulai serak. Tanda-tanda Elang akan menangis.

"Bunda enggak apa-apa kok, Nak. Cuma luka kecil saja. Ini Bunda mau obatin," tutur Nanda.

"Hiks...hiks...hiks..."

"Maafin aku, Bun. Mulai besok biar aku belajar sendiri buat coklat hangatnya. Aku enggak mau Bunda terluka. Huhu..." tangis Elang mendadak pecah padahal Nanda hanya mengalami luka kecil. Entah bagaimana nantinya jika kelak di masa depan ia mengetahui luka besar di hati sang Bunda dan penyebabnya.

"Jangan menangis sayang. Kalau Elang sedih nanti Bunda ikut sedih," ucap Nanda seraya berlutut di depan Elang. Tak lupa ia menghapus air mata yang membasahi pipi putranya tersebut.

"Malam ini aku enggak mau minum coklat hangat. Aku mau bobok dipeluk Bunda saja," rengek Elang.

Ia sangat takut kehilangan Bundanya. Ia tak mau Bundanya terluka walau sekecil apa pun. Terlebih luka itu karena dirinya.

"Ya sudah. Ayo kita bobok. Mendadak kepala Bunda juga pusing. Uh..." ucap Nanda seraya memijit pelipisnya.

Entah mengapa malam ini mendadak hatinya diliputi rasa sakit dan khawatir akan sesuatu. Namun tidak jelas hal itu apa. Sehingga kepalanya juga merasakan pusing secara tiba-tiba. Padahal dirinya juga tidak telat makan. Sungguh aneh.

"Ayo Bun, kita tidur. Aku pijitin Bunda biar enggak pusing lagi," ujar Elang. Nanda begitu terharu mendengar kalimat yang terlontar dari bibir putranya barusan.

Alhasil malam ini, Nanda yang tengah dininabobokkan oleh Elang bukan sebaliknya. Bahkan Elang memijit kepala Bundanya yang mengatakan sedang pusing. Nanda dan Elang pun tidur dengan saling berpelukan di bawah satu selimut yang sama.

☘️☘️

Hari semakin larut dan saat ini sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Langit menyuruh Bik Sari untuk istirahat. Malam ini Langit ingin menemani putrinya tersebut. Sebagai Ayah, ia ingin menebus rasa bersalahnya pada Ara.

Baru satu tahun terakhir ini dirinya mendekati putrinya tersebut. Sebelumnya ia lebih mempercayakan segala urusan Ara pada Kayla. Bahkan membacakan dongeng atau menemani tidur seperti ini dulu-dulu tak pernah ia lakukan.

Langit menutup pintu kamar putrinya. Perlahan ia mendekati ranjang Ara. Hatinya begitu tersayat perih saat melihat wajah Ara yang pucat. Ia meyakini jika Ara demam karena guyuran air atas hukuman dari istrinya tadi siang. Ditambah traumatik fisik yang diterima oleh putrinya dari ibu kandungnya, Kayla, tentu menyisakan luka menganga di hati bocah sekecil ini yang tak tahu apa-apa.

Tangannya mendadak terulur tanpa dikomando. Ia mengelus dengan lembut pipi Ara. Ia melihat wajah putrinya dalam jarak begitu dekat dan seksama.

"Maafkan Papa, Nak. Papa banyak salah sama kamu, sama Mama kamu juga. Pasti dia berlaku kasar sama kamu karena marah pada Papa. Maafkan Papa ya sayang. Percayalah Papa akan berusaha menjaga kamu mulai detik ini. Bakalan sayang dan perhatian sama Ara. Semoga kelak di masa depan, Ara tetap sayang ke Papa. Enggak marah ke Papa dan juga Mama," batin Langit sendu.

Dan pada akhirnya Langit pun terlelap dalam satu selimut yang sama dengan putrinya, Ara. Keduanya tidur tanpa sadar saling berpelukan hangat.

☘️☘️

Cafe and lounge ternama di Bandung.

"Kay, tolong kamu tungguin Silvia sampai dijemput suaminya. Soalnya suamiku sudah jemput aku di lobby hotel," ucap Debora.

"Yah, kok aku sih! Kamu saja yang nungguin Silvia dijemput suaminya," ucap Kayla.

"Kali ini please, Kay. Suamiku nanti marah kalau aku enggak buru-buru nyamperin dia. Makasih ya Kay," ujar Debora dengan nada terburu-buru seraya bergegas pergi meninggalkan Silvia yang tengah mabuk berat.

Malam ini Kayla hanya meminum sedikit sehingga ia tak mabuk seperti Silvia. Kayla dan Silvia masih berada di dalam bar. Ia duduk di pojokan.

"Aduh, kenapa harus aku yang nungguin Silvia dijemput Mas Edo sih !!"

"Aku lagi enggak mau ketemu Mas Edo. Gawat kalau sampai anak buah Papi tahu. Nanti dikira aku masih punya hubungan sama Mas Edo. Tapi, lama juga enggak ketemu dia. Kata Silvia, suaminya banyak berubah. Lebih tampan dan sukses daripada dulu. Hem, jadi kangen saat masih sama Mas Edo. Apa dia sudah lupain cintanya yang dulu buat aku?" batin Kayla.

Tiba-tiba ada langkah kaki seseorang yang mendekat pada meja yang tengah ditempati oleh Silvia dan Kayla. Silvia dalam posisi rebahan dan mata terpejam. Namun bibirnya terus meracau tidak jelas. Sedangkan Kayla tengah duduk dalam posisi cemas tak karuan. Hatinya antara gugup, grogi bercampur rindu.

"Kay_la," sapa seorang pria bertubuh tinggi tegap dan berparas tampan secara tiba-tiba.

Kayla seketika mendongak dan menatap pria tersebut. Lamunannya langsung buyar. Ia terkejut bukan main melihat sosok pria di masa lalunya tengah berdiri di hadapannya saat ini. Mantan kekasih yang sejatinya ia tahu jika laki-laki itu sekarang telah menjadi suami temannya, Silvia.

Hanya saja Silvia tak tahu jika suaminya dan Kayla adalah mantan kekasih di masa lalu.

"Mas E_do," ucap Kayla dengan nada terbata-bata.

Kayla begitu tercengang melihat mantan kekasihnya saat ini seperti yang diobrolkan oleh Silvia di WAG. Bahwa sosok Edo banyak berubah terutama dari segi fisik dan penampilan. Lebih terawat, tampan, dan terlihat gagah perkasa.

Apalagi Silvia selalu membahas dan meminta pendapat mengenai gaya bercinta yang cocok agar segera hamil pada Kayla dan Debora. Sebab di antara mereka bertiga, hanya Silvia yang belum pernah merasakan hamil dan punya anak.

Hal ini tanpa sadar semakin membuat Kayla iri pada Silvia. Terlebih Langit mengalami impo*ten. Tentunya hasratnya menjadi tak bisa tersalurkan dengan semestinya. Padahal Kayla sangat butuh hal itu. You know what I mean^^.

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Ana Elnando
astaga ayu
Ana Elnando
anakmu juga ..he
Ana Elnando
ya ampun mulutmu ayu...pdhl dulu u ky mana
Ana Elnando: mampir ksni baca ayu sama bayu dulu....jd kok greget bgt ya ama ayu..he
total 1 replies
Ana Elnando
knp disini ayu jd sombong bgt yahhh.....
moenay
Luar biasa
moenay: sama-sama.. salam sukses selalu dengan karya-karya nya....
Safira💋: nuhun Kaka ^^
total 2 replies
guntur 1609
mamous juga kau maya kan sm keluargamu ha cur
Endriani
alhamdulillah akhir nya selesai ..terima kasih kak cerita nya bagus banget
Safira💋: sama-sama kaka^^
total 1 replies
guntur 1609
kan jadi mewek kan
guntur 1609
kan jadi mewek kan
guntur 1609
gara2 ke egoisan kau ayu dan akea. semua jadi hancur. banyak yg di kirbankan
guntur 1609
brti kalain sekeluarga memnag anjing. sm juga kau bayu...kau menghalalkan perbuatan istrimu yg hina. makanya tula sama kelurga kalian
guntur 1609
mana mau binar dan arjuna berbesanan sm ayu dan menjadikannalea istrnya. sifatnya sm buruknya seperti ayu
guntur 1609
si ayu bodat. makin parah sombongnya
guntur 1609
org si ayu si miskin yg di nikahi bayu yg kaya. jadi gak sadar diri
guntur 1609
dasar alea dan ayu sm2 egois. langit mewarisi sifat bayu. alea mewarisi sifat ayu
guntur 1609
mamous kau ayu dasar okb gak tahu diri. gak belajra dari madalah binar dulu
guntur 1609
dasar playboy gila. tahu nya lubang kering saja yg siap digarap
guntur 1609
brti betul...ara tu kembaran elang. yg di culik sm keluarga kayla
guntur 1609
kalau gak salah hubungam arj7na dan bayu hancurkan gara2 langit mendonotkan ginjalnya sm binar.
guntur 1609
dion ni bukanya anaknya doni musuh ya arjuna ya
Safira💋: betul kaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!