Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Kakak gak akan kembali, dia sudah pergi ". potong Dikta dengan menundukkan wajahnya menatap makanan dan memegang erat sendok di tangannya hingga jari-jarinya memerah karena saking kuatnya pegangannya.
Sang Mama dalam sekejap tubuhnya membeku, dia seakan tak percaya dengan yang di ucapkan Dikta.
"Biarkan saja, itu tidak akan berlangsung lama". ucapnya dengan yakin lalu memakan makanan yang sudah di buatkan sang putra.
"Dia bisa kemana emangnya? tempat tinggalnya hanya di sini, rumahnya hanya di sini ". batinnya berusaha menghibur dirinya.
"Kenapa mama begitu keras terhadap kakak? salah kakak apa sebenarnya sama mama? apakah kakak telah membuat kesalahan besar yang tak termaafkan sehingga mama bersikap sampai seperti ini? ". heran Dikta yang tak bisa lagi menyembunyikan rasa penasarannya yang sudah lama ia ingin ketahui.
"Kamu tidak perlu tau dan ikut campur, fokusmu sekarang sekolah yang pinter, tak usah pikirkan kakakmu itu, biarkan saja dia dengan pilihannya sendiri". ucapnya cuek dan menyelesaikan makannya lalu pamit berangkat ke putranya.
"Haiiih, entah sampai kapan kita akan seperti ini, padahal kita bis hidup bersama saling menyayangi, kenapa harus membuat keputusan yang sulit". gumamnya pelan setelah melihat punggung dang mama yang berlalu pergi.
Akhirnya Dikta pun bersiap untuk berangkat sekolah, sekarang ia akan membawa motor sendiri, motor yang biasa mereka gunakan bersama sekarang hanya dirinyalah yang akan memakainya tanpa harus berbagi dan itu membuatnya menatap sendu motor yang masih terparkir apik di depan teras.
Dikta berusaha mengabaikan rasa itu, ia yakin dimanapun kakaknya berada akan baik-baik saja "Tidak apa, kakak kan kuat, ia pasti bisa bertahan di luaran sana". ucapnya menenangkan dirinya sendiri.
Di apartemen elit yang kini menjadi tempat tinggal gadis cantik yang sekarang sedang di sibukkan di dapur untuk membuat sarapan sebelum sekolah, ia melihat ke dalam kulkas ada apa yang bisa ia masak?
"Cuma ada telur 2 biji, hmm". ucapnya sambil menaruh telunjuknya di bibir seolah berpikir "enaknya buat apa ya ini telur 2?".
Dia kembali membuka pintu ke pintu untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa ia jadikan teman untuk si telur, dan benar saja, ia menemukan satu mie instan di salah satu lemari penyimpanan.
Akhirnya dia memutuskan untuk membuat omelette mie saja buat sarapannya dan nanti pulang sekolah ia berencana akan belanja untuk kesehariannya.
Tak butuh waktu lama, omelette mie sudah selesai dan siap di santap. Ia memakan sarapannya dengan tenang lalu kembali ke kamarnya untuk bersiap sekolah setelah tadi ia bersih-bersih seluruh apartemen sebelum ke dapur membuat sarapan.
Ceklek
Ia menutup pintu kamarnya dan menutup pintu semua balkon sebelum di tinggalkan menjaga sesuatu yang tidak di inginkan terjadi meski tempatnya berada di ketinggian.
"Semua sudah, saatnya berangkat.... ". ucapnya dengan penuh rasa syukur karena ia masih di beri kesempatan oleh yang Maha Kuasa.
Ceklek
Klik
Suara pintu yang sudah terkunci, lalu ia menuju ke lantai bawah menggunakan liftnya.
Sementara itu di rumah yang sangat besar dan mewah seorang pemuda sudah rapi dengan baju sekolahnya dengan jaket hitam bertengger di pundaknya, dan tangan kanan nya memegang tas ransel.
"Selamat pagi Mom Dad". sapanya begitu sampai di ruang makan yang sudah terdapat nyonya dan tuan rumah yang tidak lain tidak bukan adalah Mommy dan Daddy Al.
"Pagi honey, tumben gak perlu di bangunin lagi". ucap sang Mommy tersenyum jahil.
"Ia loh boy, ada apa nih? ". sang Daddy pun ikut-ikutan menggoda anak semata wayangnya itu yang belum pernah bertingkah seperti sekarang.
Meski seperti itu tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut sang putra membuat mereka sedikit jengkel.
"Eh Dad, kemarin Mommy udah bilang belum kalau anak kita ini kemarin bawa cewek pulang ke rumah loh". mulai..... Al hanya memutar matanya malas mendengar Mommy nya ngadu ke sang Daddy.
"Oh ya? siapa boy? ". tanya Daddy menyipitkan matanya menatap sang putra.
"Hanya temen satu kelompok untuk ngerjain tugas dari sekolah". jawabnya datar dan memulai sarapannya.
"Ah masa? ". goda Mommy mengerlingkan mata sebelah pada Al.
"Udah kita sarapan dulu nanti kita bicara lagi". ucap Daddy menghentikan anak dan istrinya yang mulai menjadi, lebih tepatnya sang istri yang tak bisa berhenti menggoda anak kulkasnya.
Setelah selesai sarapan Al membuka mulutnya.
"Sebenarnya gadis yang Al bawa pulang kemarin bernama ELIANA HIRA ADIPURA". ucap Al menatap manik kedua orangtuanya melihat ekspresi seperti apa yang akan mereka berikan.
Dan benar saja....
"A apa yang kamu bilang boy? ". ucap Mommy Mentari tergagap menatap putranya.
"Kamu sudah bertemu dengannya boy? ". tanya Daddy Lio santai, berkebalikan dengan ekspresi yang di keluarkan sang Mommy.
"Iya Mom, dia adalah El anak dari KALINGGA ADIPURA orang yang Daddy tabrak hingga meregang nyawa". jelas Al tanpa basa basi lagi.
Mommy Mentari menitikan air mata nya tanpa di minta saat mendengar penjelasan putranya.
"Dan sekarang dia tinggal di apartemen Al karena....... ". Al pun menceritakan semua yang terjadi pada El kemarin setelah pulang dari sini.
"Astaga.... tega sekali Mamanya". ucap Mommy yang masih shock.
Puk
"Daddy harap, kamu bisa menjaganya boy, tolong gantikan peran papa nya hingga ia menemukan sandaran yang tepat". ucap Daddy Lio menepuk pundak sang putra.
"Kasian anak itu, Daddy dengar dari anak buah Daddy katanya sampai sekarang dia masih sering menangis saat mendengar apapun yang berhubungan dengan 'Ayah' ". ucap Daddy sendu, wajah yang jarang sekali terlihat di wajah datar dan dinginnya selama ini, persis seperti Al.
"Ya, Al sering melihat dia berdiam di perpustakaan sekolah sambil mendengar lagu lalu terisak dengan sendirinya, dan itu membuat hati Al sakit". ucapnya dan berubah lirih di akhir kalimat.
"Kalau gitu Al berangkat dulu". ucapnya lagi dan beranjak mencium pipi Mommy Mentari dan Salim pada Daddy Lio.
Broom broom
jangan lupa tinggalkan jempolmu guys,dan jangan lupa tinggalkan jejakmu dengan komen ya
"aku, kamu dan toleransi