NovelToon NovelToon
My Genius Triplet Son

My Genius Triplet Son

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: matchaneedz

Started on Agustus 2024

Tinggal di kota membuatnya memiliki hubungan yang bebas dengan sang kekasih hingga akhirnya menghadirkan sesuatu dalam dirinya. Lantas bagaimana jika sang kekasih menolak untuk bertanggung jawab dan memintanya untuk menggugurkan kandungannya.

"Gugurkan kandungan itu dan kamu akan tetap menjadi pacarku." ucap Gavin Biantara Ryszard

"Tidak! Aku tak akan pernah menggugurkannya, cukup ia hadir karena kesalahan." lirih Arista Xaviera Exelyn

Entah Arista harus bersyukur atau justru sedih karena kesalahannya tersebut menghadirkan anugrah indah di dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon matchaneedz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 27. 6 Bulan Kemudian

6 bulan kemudian

Saat ini usia kandungan Arista telah mencapai 7 bulan lebih dua minggu, atau lebih tepatnya 30 minggu. Tinggal beberapa minggu lagi, maka dia bisa bertemu dan menggendong ketiga buah hatinya.

Selama kehamilan ini, dia tidak merasakan keluhan apapun. Dia masih bisa beraktifitas seperti biasanya, hanya saja terkadang perutnya terasa di sedikit kram saat kelelahan. Tapi menurutnya itu bukan masalah yang besar, bidan di puskesmas juga mengatakan hal yang sama. Asal Arista bisa menjaga kesehatan dan mengatur aktivitas dengan benar, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Nduk, ini susunya di minum dulu ya. Hari ini kamu ajukan cuti saja, kandungan kamu sudah hampir delapan bulan loh."

Bi Rena berjalan menghampiri Arista dengan membawa segelas susu ditangan kanannya.

"Iya Bi, rencananya begitu. Tapi lihat situasi di toko nanti ya Bi, mungkin paling lambat aku akan cuti saat usia kandungan ku tepat 8 bulan." Ucap Arista, dia mulai meminum susu yang telah di siapkan oleh Bi Rena.

"Baiklah terserah mu saja. Yang penting kamu ingat untuk menjaga diri ya, jangan terlalu kelelahan. Kehamilan kembar sangat rawan untuk kontraksi dini, apalagi pada kasus kamu ini kehamilan kembar tiga." Ucap Bi Rena menasihati keponakannya itu, tangannya mengusap rambut Arista lembut.

"Baik Bi, tenang saja. Aku akan selalu berusaha untuk itu."

Kedua nya pun terdiam dengan mata yang terfokus melihat tampilan layar TV di hadapan mereka. Arista teringat ada yang belum disampaikannya pada Bi Rena.

"Ngomong-ngomong kemarin Bu Asya ke sini Bi, katanya mau pesen nasi box 70. Apa Bibi sudah bertemu dengannya?" Tanya Arista.

Memang sejak acara arisan 6 bulan yang lalu, kebanyakan warga disini sangat cocok dengan masakan Bi Rena dan seringkali memesan untuk acara mereka. Keuntungan yang dihasilkan memang tidak besar tetapi cukup untuk keseharian mereka dan masih bisa menyimpan untuk biaya Arista melahirkan nanti. Terlebih perkebunan mereka sudah mulai menghasilkan sayuran, meski belum bisa menutup seluruh pesanan tapi itu sudah sangat membantu menurunkan biaya produksi.

"Sudah tadi Bibi bertemu dengannya di depan. Beliau mau pesan 70 box dan tumpeng porsi 20 orang." Ucap Bi Rena.

"Wah lumayan banyak ya Bi. Itu untuk tanggal berapa?"

"Rabu, 5 harian lagi. Sebenarnya cukup mendadak tapi Bibi juga ngga enak nolaknya."

Arista mengangguk, "Yasudah Bi, kayanya emang aku udah harus mulai cuti atau sekalian resign. Biar bisa bantu Bibi di rumah, ngeliat pendapatan sekarang emang lebih menguntungkan lewat catering ini." Ucap Arista.

"Iya, Bu Asya dan Bu Meli juga sudah mulai mengenalkan ke orang desa. Minggu lalu Bibi dapet pesanan snack 150 box."

"Lah yang waktu itu pesanan orang desa? Arista kira pesanan warga sekitar sini, kalau udah masuk ke kantor berarti jangkauannya udah lumayan luas Bi." ucap Arista dengan senyum bangga sekaligus terharu dengan sikap bibinya.

"Iyaa, kita harus bisa banyak ngumpulin uang biar dimasa depan nanti kita bisa mendukung ketrampilan dari si kembar." Bi Rena mengusap pelan perut Arista yang sudah sangat menonjol.

"Perutmu udah sebesar ini loh nduk, wes besok beneran resign saja ya. Bibi kalau liat kamu jalan sebenarnya takut loh, takut ini perutnya jatuh."

Arista terkekeh, "Iya Bi, makanya akhir-akhir ini aku kan ke toko ikut bareng Bu Tejo. Jadi ngga perlu jalan ke gang depan dulu."

Perutnya saat ini memang sudah terlihat sangat besar sehingga cukup membuatnya sedikit kesulitan saat berjalan. Tetapi itu tidak menjadi halangan untuknya tetap bekerja, terlebih ada tetangga yang kerap kali memberikan tumpangan dengan mobil miliknya.

...----------------...

Jakarta

"Kamu itu kenapa Gavin? Mama perhatikan akhir-akhir ini tubuhmu lemah sekali. Bahkan untuk jalan saja kamu terlihat kesulitan." Ucap Dwie, Mama Gavin.

"Ntahlah Mah, rasanya lemas sekali." Lirih Gavin.

Saat ini Gavin memang sudah tinggal bersama dengan kedua orangtuanya kembali di rumah utama. Keadaan tubuhnya terus saja menurun sejak beberapa bulan lalu, mual yang dia rasakan memang hilang tapi berganti dengan rasa lemas ini. Bahkan terkadang dia merasa perutnya kram padahal dia tidak melakukan aktivitas berat apapun.

"Mama perhatikan sejak kemarin perilaku kamu seperti orang hamil lho Vin. Mulai dari morning sickness waktu itu terus kamu juga sering banget ngeluh kram perut loh. Beneran udah kaya orang hamil kamu itu." Ucap Dwie sembari menyuapi Gavin makan.

DEG

Gavin terdiam mengingat seorang wanita yang sampai saat ini masih menempati hatinya. Pikirannya melayang, memikirkan kemungkinan yang terjadi. Dia bertanya pada dirinya sendiri, mungkinkah wanita itu hamil dan efek dari kehamilan itu dia yang merasakannya.

Kamu benar-benar mempertahankannya Ta? Gavin.

"Mah..." Panggil Gavin pelan.

Dia ingin bercerita pada Dwie tentang masalah yang dia hadapi tapi ada keraguan besar dalam hatinya.

"Ada apa? Katakan apa yang kau pikirkan?" Dwie meletakan mangkuk sup buatannya di nakas dan duduk di tepi ranjang putranya itu.

Tangan Dwie terulur menggapai kepala Gavin dan mengusapnya perlahan, "Mama tau, ada masalah yang sedang kamu hadapi. Jika tidak sanggup menanggungnya sendiri maka katakan pada kami Vin. Meskipun kamu sudah dewasa, selama kamu belum menikah kamu tetaplah tanggung jawab kamu Gavin.."

Gavin terdiam, lidahnya terasa kelu untuk bercerita. Dia masih belum sanggup menceritakan semuanya karena ada rahasia besar yang masih dia sembunyikan. Meskipun hatinya sakit, dia masih harus bertahan sebentar lagi untuk menyelamatkan keluarganya.

"Engga Mah, Gavin cuma kepikiran aja kok Chelsea ngga kesini ya?" Ucap Gavin mengalihkan pandangannya.

"Kenapa tanya soal perempuan itu?" Tanya Dwie ketus, tatapannya berubah tajam dan bergerak sedikit menjauh dari putranya.

"Ma, gimanapun Chelsea itukan calon tunangan Gavin dan bahkan mama juga udah kenal lama kan? Kenapa sekarang jadi seperti ini Ma?" Gavin menatap mata sang Mama dalam.

Terdengar hembusan nafas kasar dari Dwie, wanita itu terlihat mengerjakan matanya berkali-kali dan mengalihkan pandangannya.

Apa yang mama sembunyikan? Gavin

"Sesuatu yang terlihat dekat pada nyatanya belum tentu seperti itu dan apa yang terlihat baik belum tentu demikian. Untuk kedepannya tolong pikirkan dengan matang setiap keputusan yang kamu ambil, jangan sampai kamu menyesal." Ucap Dwie sebelum akhirnya bangkit dan pergi meninggalkan Gavin di kamar itu sendiri.

Wanita itu pergi tanpa menunggu respon dari putranya itu, suatu hal yang semakin menguatkan kecurigaan yang saat ini berada dalam benaknya.

Ting!

Bunyi ponsel menyadarkan Gavin dari lamunannya, pria itu segera membuka ponselnya dan melihat ada pesan dari anak buahnya.

[A12] : Tuan, Nona sampai saat ini belum di temukan. Terakhir kali terlihat 6 bulan yang lalu, dua hari sejak kejadian di kantor waktu itu.

[A12] : Tapi kami mendapatkan petunjuk bahwa ada seseorang yang menyembunyikan keberadaannya. Apa Tuan tau, siapa orang terdekat Nona yang mampu melakukan hal tersebut?

Setelah membaca pesan tersebut, Gavin mulai berpikir akan berbagai kemungkinan yang ada. Orang yang mampu membantunya untuk menyembunyikan identitas tentu saja dia bukan orang biasa. Anak buahnya merupakan orang-orang terlatih di bidang ini tapi tidak ada satupun yang bisa melakukannya.

Siapa yang membantumu? Anak buahku bahkan tidak bisa menemukan petunjuk apapun tentang keberadaan mu. Aku berharap kau selalu sehat dan bahagia, aku akan selalu menunggu waktu kita akan bertemu kembali. Gavin.

"Cari tahu siapa yang berpotensi memiliki skill yang lebih dari kita. Aku rasa dia tentu bukan orang yang berada di bawah keluarga Ryszard."

...----------------...

To be Continued

Halo halo guysss, maaf ya baru up lagiii

Akhir-akhir ini sibuk bangettt sama rl hehehe, tapi aku usahain untuk sering update yaaa

Terima kasih sudah membacaaa, jangan lupa tinggalin jejak yaaa🥰❤ Semoga hari kalian menyenangkan 🌹🌹

1
Tuty Tuty
kamu aja terlalu bodoh
Tuty Tuty
Luar biasa
Tuty Tuty
cinta boleh bodoh jangan Gavin gx patut di perjuangkan
Tuty Tuty
gila hubungan macam apa baru pacaran udah seperti suami istri rugi kamu sebagai perempuan
Tuty Tuty
aku nyimak yaaa thor 😁😁
Tarwanto Wanto
/Coffee//Coffee//Rose/
Dian Amelia
mangkanya....jadi wanita hrs pandai jaga diri jangan terlena dg rayuan lelaki yg hanya ingin kesenangan saja minus tanggung jawab
Dian Amelia
mangkanya jangan di kasi dp duluan.....lelaki kan banyak yg anjrit.
tia
up yg lancar biar gk lupu cerita ny thor
Anonymous
double up dong thorr
Anonymous
mantapp sering up dong kak
Anonymous
ayoo up lg thorr
Padriyah Balqis
seh... waktu akan kembali dengan penuh kebahagiaan....
q mah ogah balik sama cowok plin-plan tinggal enak y aj...
maaf Thor kllo bisa jng balik lagi sama cowok itu
Rohana
lah dikit amat thorrr
Krislin Meeilin
up lagi ceritanya Klau boleh doubel up ya
Senjaaaa
lanjut lagi dong kak
Rohana
lanjut thorrr
xzyfaa
bagus, aku suka lanjut dong torrrr
Aty
Bagus banget nasehatnya, semangat Arista
Anonymous
Next thorr, lanjutt cpat aku penasarann😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!