Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.
Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Kotor
Pria itu terus berusaha mencium Mahira yang sekuat tenaga memberontak di sisa-sisa tenaganya. Mulutnya yang tersumpal membuat Mahira semakin lama kian lemas karena salah satu jalan pernafasannya tersumbat. Air matanya mengalir dari sudut mata ketika Mahira merasa sudah tak kuat lagi mempertahankan diri dari sentuhan pria asing yang tak dikenalnya. Dan disaat keputusasaannya, samar-samar Mahira melihat Amar datang menarik kerah baju pria itu menjauh dari atas tubuhnya.
"Berrraninya kau melakukan ini pada istri ku!" hardik Amar menghajar pria itu bertubi-tubi tanpa memberinya kesempatan untuk melawan.
BUGH... BUGH... BUGH... pukulan demi pukulan Amar layangkan pada wajah, perut serta punggungnya.
"Seharusnya kemarin aku membvnuh mu!" imbuh Amar yang kemudian menghentikan pukulannya ketika melihat Mahira yang terkulai lemas.
Kesempatan ini diambil oleh Pria itu untuk melarikan diri dari amukan Amar. Melihat pria itu kabur, Amar sempat ragu untuk menolong Mahira dan berbalik ingin mengejar pria itu. Namun akhirnya Amar lebih memilih menolong Mahira dan membiarkan pria itu kabur.
"Mahira!" dengan cepat Amar mengambil kaos kaki yang digunakan untuk menyumpal mulut Mahira, lalu melepas syal yang mengikat tangan Mahira dan langsung memeluknya.
"Mahira! Mahira... maafkan kan aku..." ucap Amar meletakkan kepala Mahira di dadanya sambil terus mengusap-usap wajah serta kepalanya.
"Seharusnya Aku tidak meninggalkan mu," imbuh Amar yang kemudian memegang salah satu sisi wajah Mahira dan mengusap sisa air mata yang masih menetes dari sudut matanya.
"Mahira... Mahira katakan sesuatu."
Mahira mengangkat pandangannya, menatap Amar yang terlihat turut sedih atas apa yang menimpanya. Menit kemudian Mahira kembali membenamkan wajahnya di dada Amar lalu menangis sejadi-jadinya.
"Dia menyentuh ku! dia menyentuh ku!" ucap Mahira sambil mengusap kasar badannya yang telah di sentuh pria itu.
"Aku kotor kak Amar... Aku kotor... hiks... hiks... hiks..."
Melihat tangis Mahira yang begitu pilu, Amar turut merasakan sakit dan sesal yang luar biasa. Andai saja Ia tidak memarahinya tadi malam, andai dia tidak pergi bekerja sebelum melihat Mahira, tentu kejadian ini tidak akan terjadi.
"Dia menyentuh ku kak Amar... tubuhku kotor..."
Mendengar Mahira terus mengulang kata itu, Amar mencoba memeluk tubuh Mahira. Namum Mahira menolak dengan tangis histerisnya.
"Lepaskan aku... lepaskan aku, jangan sentuh aku, aku sudah kotor." Mahira terus memberontak tidak mau dipeluk oleh Amar. Namun Amar terus memeluknya dan langsung mengangkat tubuh Mahira dan membawanya ke kamar mandi.
"Turunkan aku, kak Amar tidak pantas menyentuh ku, aku sudah kotor."
"Berhenti bicara seperti itu Mahira!" bentak Amar sambil menurunkan tubuh Mahira dibawah shower.
Mendapat bentakan keras dari Amar, Mahira terdiam menundukkan kepalanya dan kembali menangis.
Merasakan dinginnya air shower yang tiba-tiba mengalir membasahi tubuhnya, Mahira yang tersentak mendongak ke atas sehingga rintikan air shower membasahi wajahnya. Sontak Mahira kembali menundukkan kepalanya dan mengusap wajahnya yang semakin dibasahi guyuran air shower.
Melihat Mahira sudah tenang, Amar meraih sabun, Memutar tubuh Mahira hingga berdiri membelakanginya. Dengan sangat lembut, Amar mulai mengusap tangan Mahira menggunakan sabun itu.
"Kenapa kemu merasa tubuh mu kotor?" tanya Amar sambil terus meratakan sabun itu ke seluruh tangan lalu menaikan ke bahu serta lehernya.
Merasakan sentuhan itu dan membayangkan bagaimana pria itu berusaha merenggut apa yang belum pernah Ia berikan kepada Amar, Mahira memejamkan mata dengan rasa sesak di dadanya.
"Apa yang terjadi tidak sedikit pun merubah keharuman tubuh mu." lanjut Amar yang kemudian mengecup bahu Mahira. Sehingga membuat Mahira kaget dan membuka matanya.
Bersambung...
📌 Hai guys.... Author nih update rutin yah pagi, siang malam, tapi karena NT eror, update pagi lolos magrib. Jadi mohon bersabar dan mohon untuk dukung terus novel ini biar Author tetap semangat 🙏
Ditunggu karya selanjutnya
sehat wal'afiat selalu ya mbak Noor.
pasti direkam pula buat bukti
terkejut aku Thor.
semoga firman tidak lupa merekam nya.
lanjut Thor,, double up lagi.