NovelToon NovelToon
Lezatnya Dunia Ini

Lezatnya Dunia Ini

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Spiritual / Keluarga / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Diceritakan seorang pemulung bernama Jengkok bersama istrinya bernama Slumbat, dan anak mereka yang masih kecil bernama Gobed. Keluarga itu sudah bertahun-tahun hidup miskin dan menderita, mereka ingin hidup bahagia dengan memiliki uang banyak dan menjadi orang kaya serta seolah-olah dunia ini ingin mereka miliki, dengan apapun caranya yang penting bisa mereka wujudkan.
Yuk simak ceritanya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Proyek Besar

Hari demi hari berlalu, kehidupan keluarga Pak Jengkok semakin makmur. Warung kecil yang dulu hanya berupa teras sederhana kini sudah begitu terkenal. Pendapatan mereka dari warung, TikTok, dan YouTube terus mengalir deras, hingga tak terasa tabungan mereka telah menumpuk banyak.

Pada suatu sore yang tenang, keluarga Pak Jengkok berkumpul di ruang tamu, seperti biasa, untuk membahas rencana besar mereka berikutnya. Gobed duduk dengan laptopnya di meja, memeriksa angka-angka penghasilan mereka yang terus meningkat. Pak Jengkok duduk di sebelahnya sambil mengamati layar, dan Bu Slumbat sibuk mengaduk kopi untuk mereka.

“Mah, Pak, gimana kalau kita bikin restoran beneran aja?” Gobed membuka pembicaraan dengan semangat.

Pak Jengkok mengerutkan keningnya. “Restoran? Bukannya warung kita udah sukses? Ngapain repot-repot bangun restoran?”

Bu Slumbat, yang mendengar pembicaraan itu, segera bergabung. “Eh, restoran rendang paling enak di dunia! Kita bisa bikin itu! Kan rendang buatan Ibu udah terkenal sampai ke mana-mana. Bener juga kata Gobed, Pak.”

Pak Jengkok terdiam sejenak, lalu mengangguk-angguk. “Iya juga ya. Kalau restoran, kan bisa lebih besar, bisa menampung lebih banyak pelanggan, dan bisa kasih suasana yang lebih nyaman buat makan rendang kita.”

Gobed menambahkan, “Lagian, kita punya uang yang cukup buat bangun restoran dari nol. Tinggal pikirin berapa anggarannya aja.”

Pak Jengkok mengambil kalkulator yang tergeletak di meja dan mulai mengetikkan angka-angka, seolah-olah sedang menghitung anggaran dengan serius. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Dia mulai asal menekan tombol, dan angka di layar kalkulator menjadi tak masuk akal.

“Pak, itu ngitungnya salah tuh. Masa anggarannya triliunan?” Gobed tertawa geli melihat ayahnya yang kelihatan sangat serius tapi jelas salah hitung.

Pak Jengkok hanya bisa cengengesan. “Ah, bapak cuma coba-coba aja. Gimana kalau kita panggil tukang bangunan, tanya langsung, biar kita nggak salah-salah hitung?”

Bu Slumbat tiba-tiba teringat sesuatu. “Eh, gimana kalau kita tanya Pak Mamat aja? Dia kan tukang bangunan yang suka ngebangun rumah-rumah gede di kampung sebelah.”

“Wah, ide bagus, Mah!” Gobed setuju dengan antusias.

Tidak lama kemudian, Pak Mamat dipanggil ke rumah mereka. Pak Mamat, yang sudah terkenal dengan keahliannya, datang dengan membawa buku catatannya dan meteran yang selalu setia digantung di lehernya.

“Assalamualaikum, Pak Jengkok. Ada apa ini manggil-manggil saya? Ada proyek baru ya?” Pak Mamat menyapa dengan ramah.

Pak Jengkok menyambutnya dengan senyuman lebar. “Iya, Pak Mamat. Kami ini lagi kepikiran mau bangun restoran rendang yang paling enak di dunia. Kira-kira, kalau dari nol, berapa ya anggarannya?”

Pak Mamat segera duduk dan mulai mencatat. “Hmm, kita hitung dulu ya. Bangunan restoran, lantai keramik, dinding, plafon, dapur yang gede, meja kursi, plus ornamen-ornamen biar kelihatan mewah. Belum lagi biaya untuk tukang, listrik, air…”

Pak Jengkok, Bu Slumbat, dan Gobed duduk dengan mata berbinar-binar, menunggu angka akhir yang akan disebutkan Pak Mamat. Setelah beberapa menit mencatat dan menghitung, Pak Mamat akhirnya mengangkat wajahnya dengan serius.

“Kurang lebih, anggarannya sekitar… yaaa… lima ratus juta rupiah, Pak.”

Mata Pak Jengkok langsung terbelalak. “Lima ratus juta?!”

Bu Slumbat yang tidak kalah kaget, refleks berucap, “Astaga! Mahalnya, Pak Mamat! Itu udah termasuk apa aja?”

Pak Mamat menjawab dengan tenang, “Itu udah termasuk semuanya, Bu. Bahan bangunan, upah tukang, plus dekorasi biar restoran kalian kelihatan mewah. Percaya deh, nanti kalau udah jadi, pasti bakal ramai terus!”

Gobed yang melihat reaksi orang tuanya hanya bisa tertawa kecil. “Tenang, Mah, Pak. Uang kita udah cukup kok buat bangun ini semua. Malahan, setelah restoran jadi, kita bisa dapet penghasilan lebih banyak lagi.”

Pak Jengkok masih kelihatan agak ragu. “Tapi lima ratus juta itu banyak, Gobed. Bapak dulu nggak pernah bayangin punya uang sebanyak itu, apalagi buat bangun restoran.”

Bu Slumbat, yang mulai melihat potensi besar dari rencana ini, segera menepuk bahu suaminya. “Pak, pikirin aja ini investasi. Kalau rendang kita udah terkenal sampai ke luar kota, siapa tau nanti bisa jadi franchise!”

Pak Jengkok akhirnya tersenyum. “Iya juga ya, Mah. Oke deh, kita jalanin aja. Kalau gitu, Pak Mamat, kita serahkan semua sama bapak. Bangun restoran yang paling bagus ya!”

Pak Mamat mengangguk dengan penuh semangat. “Tenang, Pak Jengkok. Saya pastiin restoran ini bakal jadi yang paling keren se-kota!”

Setelah Pak Mamat pulang, keluarga Pak Jengkok mulai membayangkan seperti apa restoran mereka nanti. Pak Jengkok yang biasanya cuek, mulai memikirkan desain interior, Bu Slumbat sibuk memilih peralatan dapur yang paling modern, dan Gobed sudah merencanakan strategi pemasaran di TikTok dan YouTube.

Malam itu, mereka bertiga duduk di ruang tamu, memandang langit-langit rumah sambil membayangkan masa depan mereka. Restoran rendang paling enak di dunia sebentar lagi akan terwujud, dan mereka tidak sabar untuk melihat impian besar itu menjadi kenyataan.

Mereka tertawa bersama, merasakan euforia dan semangat yang luar biasa. Namun, di balik tawa itu, mereka tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Tapi jika mereka bisa melewati semua kesulitan di masa lalu, mereka yakin bisa menghadapi tantangan apa pun yang akan datang. Dan siapa tahu, mungkin saja restoran ini benar-benar akan membawa mereka ke puncak kesuksesan yang lebih tinggi lagi.

Dalam hati, mereka semua tahu bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan selalu bersama. Dan itu adalah kekuatan terbesar yang membuat mereka tidak pernah menyerah.

Keesokan paginya, keluarga Pak Jengkok sudah siap dengan rencana besar mereka. Setelah malam yang penuh perenungan dan diskusi serius, keputusan telah diambil. Restoran rendang paling enak di dunia harus dibangun, dan mereka siap untuk menjalankan misi tersebut.

Pak Jengkok, Bu Slumbat, dan Gobed bangun lebih awal dari biasanya. Bu Slumbat, yang biasanya hanya berdandan sederhana, kali ini berdandan lebih cantik. Gobed yang biasanya malas mandi pagi, kali ini sudah segar dengan seragam kasual yang keren. Bahkan Pak Jengkok terlihat lebih gagah dengan kemeja barunya, meski sebenarnya kemeja itu sudah lama tersimpan di lemari dan baru kali ini dipakai.

“Wah, kita ini mau bangun restoran atau mau kondangan, ya?” Pak Jengkok bercanda sambil menatap istrinya yang tampak mempesona.

Bu Slumbat tertawa kecil, “Ah, Pak, ini kan hari besar. Kita harus tampil beda. Lagipula, siapa tahu nanti ada yang lihat kita di jalan, kan kita sekarang udah punya Fortuner. Masa tampil biasa-biasa aja?”

Gobed yang sedang memasukkan sepatu ke dalam mobil ikut nimbrung, “Iya nih, Pak, siapa tau nanti ada fans yang lihat. Kan aku udah mulai terkenal di YouTube, hehehe.”

Mereka bertiga tertawa bersama sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil Fortuner yang mengilap, hasil dari kerja keras dan kesuksesan mereka. Mobil itu tampak seperti simbol kesuksesan baru mereka—besar, mewah, dan tentu saja sangat nyaman.

Pak Jengkok dengan percaya diri mengemudikan mobilnya, dan mereka pun meluncur menuju rumah Pak Mamat. Sepanjang jalan, mereka menikmati perjalanan dengan tawa dan canda. Bu Slumbat bahkan sempat menyetel lagu-lagu hits di radio, membuat suasana semakin meriah.

Sesampainya di rumah Pak Mamat, mereka disambut dengan senyum lebar dari sang tukang bangunan. Pak Mamat yang masih mengenakan baju kerja tampak kaget dan terkesan dengan kemewahan mobil yang diparkir di depan rumahnya.

“Wah, wah, wah, ini beneran mobil Pak Jengkok? Saya kira ada tamu dari Jakarta tadi!” seru Pak Mamat sambil terkekeh.

Pak Jengkok keluar dari mobil sambil menepuk bahu Pak Mamat, “Iya, Pak Mamat. Ini mobil baru kita. Nah, sekarang kita serius mau bahas tentang restoran rendang yang paling enak se-dunia.”

Pak Mamat mengangguk penuh semangat, “Silakan masuk, Pak, Bu, Mas Gobed. Kita bahas semuanya dengan detail.”

Mereka bertiga masuk ke rumah Pak Mamat dan langsung menuju ruang tamu. Di sana, Pak Mamat sudah menyiapkan beberapa cetak biru dan sketsa desain untuk restoran mereka.

“Kita udah siap buat deal, Pak Mamat. Bapak siap kan, untuk proyek besar ini?” Pak Jengkok memulai percakapan dengan nada serius.

Pak Mamat mengangguk penuh keyakinan, “Tentu saja, Pak Jengkok. Saya siap seratus persen. Tapi sebelum itu, kita cek lagi detailnya ya. Ini restoran harus top markotop!”

Bu Slumbat yang biasanya tidak terlalu ikut campur dalam urusan teknis kali ini ikut memantau dengan seksama. Dia bahkan sempat memberikan beberapa usulan, seperti menambahkan area bermain anak dan taman kecil di depan restoran.

“Wah, Ibu ini punya ide yang bagus juga. Restoran dengan taman dan area bermain pasti bakal disukai keluarga-keluarga,” Pak Mamat memuji.

Sementara itu, Gobed tampak sibuk dengan HP-nya. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, dia sebenarnya sedang live streaming di TikTok, memperlihatkan betapa seriusnya keluarganya dalam mengatur rencana besar ini. Dan tentu saja, para pengikutnya di TikTok menonton dengan penuh antusias, bahkan ada yang memberi komentar kocak tentang “restoran seleb TikTok.”

Setelah semua rincian dibahas dan dihitung, akhirnya tiba saatnya untuk menentukan anggaran final. Pak Mamat menyebutkan angka yang besar, tapi kali ini Pak Jengkok tidak lagi terkejut.

“Deal, Pak Mamat!” Pak Jengkok mengulurkan tangan.

Pak Mamat menyambut tangan itu dengan senyum lebar, “Deal, Pak Jengkok! Kita bikin restoran rendang yang bakal bikin gempar dunia!”

Bu Slumbat dan Gobed bersorak gembira, sementara Pak Jengkok tampak lega dan bangga telah mengambil keputusan ini. Mereka tahu, jalan di depan mungkin tidak akan mudah, tapi dengan dukungan keluarga dan semangat yang menggebu-gebu, mereka yakin restoran ini akan menjadi kenyataan.

Setelah urusan bisnis selesai, Pak Mamat tiba-tiba menawarkan sesuatu yang tak terduga. “Pak Jengkok, Bu Slumbat, Mas Gobed, gimana kalau kita makan siang bareng? Saya masakin ikan bakar spesial ala Pak Mamat!”

Tanpa pikir panjang, mereka bertiga setuju. Mereka menikmati makan siang bersama di rumah Pak Mamat, penuh tawa dan cerita-cerita lucu. Bu Slumbat bahkan sempat membocorkan resep rahasia rendangnya, membuat Pak Mamat tertawa terbahak-bahak.

“Wah, kalau gini, Pak Mamat harus sering-sering mampir ke restoran kita nanti. Kita bisa tukar-tukar resep,” canda Bu Slumbat.

Mereka pun pulang dengan perasaan gembira dan perut kenyang. Di dalam mobil, suasana kembali ceria. Pak Jengkok menyetir dengan santai, sementara Bu Slumbat dan Gobed kembali sibuk dengan HP mereka, mungkin sedang merencanakan postingan viral berikutnya.

Mereka tahu, perjalanan menuju impian besar baru saja dimulai. Tapi dengan semangat yang menggebu dan dukungan penuh satu sama lain, mereka yakin bahwa mereka bisa meraih apa pun yang mereka impikan.

Dan hari itu, dengan keputusan yang telah mereka buat, sebuah langkah besar telah diambil menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih gemilang.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
dapat inspirasi di mana nama unik begitu wkwk
DJ. Esa Sandi S.: oke gas brow
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯: follow sampeyan di follback gak nih?
total 3 replies
anggita
like👍+☝hadiah iklan. moga novel ini sukses.
DJ. Esa Sandi S.: makasih Anggita,, moga kamu juga sukses ya/Smile/
total 1 replies
anggita
Jengkok, Slumbat, Gobed...🤔
DJ. Esa Sandi S.: hehehe iya, tau gak artinya?
total 1 replies
Princes Family
semangat kak..
DJ. Esa Sandi S.: makasih ya dek , sukses kembali untukmu ya /Drool/
total 1 replies
Maito
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
DJ. Esa Sandi S.: terimakasih suportnya ya 🤗. semoga kamu sukses selalu ya
total 1 replies
Gemma
Terjebak dalam cerita.
DJ. Esa Sandi S.: hehehe . thanks
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!