TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA PULUH
Snowy memberengut di jok mobilnya, di penangkaran ketika Mahesa bilang tidak setuju memelihara Jefri dia sangat terpukul.
Bagaimana tidak, Mahesa mengatakan kalau dia terlalu aneh untuk ukuran manusia. Yah, dia dikatakan tidak wajar.
"Setengah M cuma buat ini?" Mahesa tertawa seperti menertawakan dirinya yang mungkin hanya dipandang menghamburkan uang.
"Aku belikan kamu tas atau apalah terserah, jangan yang ini!" Mahesa bahkan membentak.
Snowy tersenyum getir. "Tas? Benda mati yang dibuat dari kulit buaya? Hasil nyiksa binatang terus dijual very mahal! No!" tolaknya.
"Ayolah, kalau harimau mahal udah jelas karena mereka dilindungi pasti harganya mahal. Lagian ini juga duitnya buat satwa lainnya kok, biar mereka pada makan enak."
Mahesa setuju, ok, kalau Snowy anggap tas mahal tidak berfaedah. Tapi tetap saja, tidak seharusnya harimau. "Kamu nggak tahu dia bisa saja nyerang kamu at some stage!"
"Jadi nggak boleh?"
"Nggak!" putus Esa. Snowy ngeloyor pergi setelah itu. Dan dia minta diantar ke rumah utama Opa Arjuna.
Lagi pula besok pagi Mahesa harus ke luar kota, tentunya akan lebih aman jika Snowy kembali sementara ke rumah orang tua.
"Nona..." Turun dari mobil, Pria itu menyapa dengan ramah, tukang kebun setia Opa Arjuna yang bekerja sedari dia masih kecil.
Snowy tak menyapa balik, tumben sekali wajah cantik wanita itu ditekuk. Mahesa yang tersenyum menyapa pria tua itu. "Siang Pak."
"Siang, Tuan muda."
Snowy masuk ke rumah utama, tujuannya ke dapur, dan kebetulan ada Daru Disaga sang Om yang sedang menenteng sekotak buah Strawberry Korea yang terkenal sangat manis.
Baru ingin memakannya, Snowy merebut lalu dimakan sendiri. Daru menoleh lalu terpaku sejenak menatap wajah kesal Snowy.
Seperti biasanya Daru tak peduli, dia ambil lagi strawberry miliknya dan berakhir direbut kembali oleh Snowy kemudian dimakan.
Ketiga, keempat, hingga saat Snowy mulai bosan merebutnya satu persatu, wanita itu merebut sekotak Strawberry milik pamannya lalu memakannya semuanya tanpa sisa.
"Snow!"
Yang membuat Daru terperangah adalah, Wanita itu pergi ngeluyur tanpa bicara setelah menghabiskan strawberry miliknya.
"Kenapa dia?" Daru beralih tanya pada suami keponakannya. Saat Snowy seperti kesurupan setan pendiam berarti ada masalah besar.
"Minta harimau," jawab Mahesa.
"Terus?"
"Apa lagi?" Mahesa bukan tidak sopan, tapi di sekolah dulu, Daru adik kelasnya. "Aku tolak!"
"Pantesan..."
Daru bersiul, dan raungan berat terdengar di telinga Mahesa yang seketika melotot melihat seekor harimau kecil berlari ke arah Daru.
Yah, keluarga yang menurut Mahesa aneh ini rupanya sudah memiliki peliharaan anak harimau di rumah mereka. Maka matilah dia!
Bahkan, Mahesa harus naik ke sofa untuk menghindari terkaman binatang itu. "Hey Nichol!" Daru menarik kalung peliharaannya.
"Tenang, dia jinak." Daru bahkan menciumi kepala harimau kecilnya. "Ok, kenalan sama Uncle, Baby," ucapnya pada Nichol.
"Uncle pala Lu!" Mahesa berpindah sofa untuk terus menghindari kejaran Nichol. "Ru!"
"Dia jinak, Esa!" Daru tertawa. Mana yang katanya JAS-MC ditakuti di segala penjuru sekolah, baru melihat Nichol saja takut.
"No!"
Mahesa berlari menaiki anak tangga, dia harus menemui istrinya atau mati konyol digigit peliharaan Daru yang di luar prediksi.
Pantas saja Snowy kekeuh, rupanya selain nama-nama keluarga Rain diambil dari alam, mereka juga pecinta binatang. Mami Vanessa sang mertua memiliki kuda, adeknya harimau.
Please, Mahesa tak mau lebih jauh lagi mengetahui keanehan keluarga ini. Jangan bilang Opa Arjuna memelihara beruang kutub dan Papi Rega memelihara singa, bisa mati berdiri dia di sini.
Sumpah, Mahesa kesulitan membujuk istrinya. Sampai malam hari tiba, Snowy tak mau bicara dengannya.
Sebenarnya ini yang membuat Mahesa tak mau berurusan dengan Snow. Manja, semau sendiri, dan definisi nona muda yang arogan.
"Yakin nggak mau baikan?" Mahesa mengusap usap punggung Snowy yang menelungkup di atas ranjangnya.
"Besok Kak Esa kerja ke luar kota loh, seminggu baru pulang lagi," imbuhnya dan Snowy masih hanya diam memberengut saja.
"Rumah kita di atas gedung, Sayang. Melihara hewan buas nggak cocok." Mahesa pikir itu juga masuk akal alasannya.
Daru bisa melihara Nichol, pasti karena di sini rumah yang asri. Juga, banyak penjaga, pelayan, dan pengawal yang bisa berganti gantian mengurusnya.
"Ya udah yang lainnya kalo gitu!" Snowy berbalik duduk. Dia menatap suaminya yang mulai menyengir karena lega.
"Apa? Kucing?" tawar Mahesa.
"Anak!" sela Snowy. "Bayi," ucapnya.
Mahesa baru saja lega, sekarang dibuat tegang kembali. Asal tahu saja, kemarin di tenda dia benar-benar tak sengaja keluar di dalam, tak ada pikiran membuat Snowy hamil.
"Kamu bilang nggak mau hamil?"
"Sekarang mau!" Snowy menarik-narik lengan suaminya manja. "Biar nggak sepi kalo Kak Esa keluar kota!"
Mahesa terdiam menghela napas. Kenapa selain Nina Ninu Nino Nunu, permintaan Snowy tak ada satupun yang dia anggap satu frekuensi dengannya.
"Kenapa lagi?" Snowy mulai curiga dengan ekspresi suaminya. Memelas, seperti berat memenuhi permintaannya.
Bukan berat, tapi, Mahesa hanya tidak suka saja dengan anak bayi, membayangkan anak merah berukuran kecil saja geli rasanya.
Dia sampai bergidik. "Sayang, kita baru ajah nikah. Nikmati dulu lah masa pacaran kita."
"Bayi juga nggak mau?" potong Snowy.
"Mau, tapi nanti dulu. Tunggu sampai setengah tahun lagi deh, janji, abis itu kita punya Baby," bujuk Mahesa.
Belum siap, yah, Mahesa belum siap memiliki momongan, apa lagi kalau mengingat semua nama di keluarga Rain.
Sky lah, Snow lah, Rain lah, bahkan ada kerabat mereka yang namanya Badai, bisa bisa putra atau putri Mahesa diberikan nama Jaka gledek dan Dewi Angin.
Snowy menghela napas, dia kembali ke kamar ganti lalu mengganti pakaian tidurnya dengan yang paling seksi. Merah muda lembut sekali, menerawang dan cukup tipis.
Melihat itu, tentunya Mahesa langsung menyengir, akhirnya ritual sebelum keluar kota akan dilangsungkan. Pria itu ikut masuk ke dalam selimut, tapi Snowy malah merem.
"Yank..." Mahesa baru akan mencium bibir wanita itu, tapi kemudian didorongnya. "Kan nggak mau punya bayi, ngapain kiss?"
"Main, Yank. Kan besok Kak Esa keluar kota, baru bisa main lagi seminggu lagi."
"Main sama boneka Jepang! Yang kalo digituin tiap hari nggak bakalan hamil!" Snowy bergeser membelakangi suaminya.