Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.
Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.
Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Ketika sampai apartemen, Darrel langsung masuk ke kamar dan mengunci diri di kamar mandi. Ia membuka seluruh pakaiannya dan menyirami tubuhnya dengan shower.
Pikirannya kacau balau. Dia tidak tahu kenapa bisa seperti ini. Hope benar-benar sudah mencuci pikirannya. Darrel terus memikirkan wanita itu. Dia marah, frustasi, kenapa dia tidak bisa memikirkan hal lain selain Hope? Kenapa?!
Lelaki itu menjerit frustasi dalam hatinya. Ia bingung, emosinya benar-benar tidak stabil. Diusapnya kasar wajahnya yang basah, kedua tangannya menekan dinding kamar mandi kuat-kuat.
Kau sudah jatuh cinta padanya Darrel, jangan mengelak lagi.
Kau mencintainya
Kau mencintainya
Suara-suara itu semakin kuat memenuhi pikirannya. Darrel semakin terpuruk dengan keadaan ini. Ia mematikan shower dan berpikir lama.
Sedang di luar sana Hope duduk di atas kasur dengan perasaan bingung. Ia berpikir mas Darrel marah padanya. Apakah karena dirinya terlalu tidak berguna?
Sesaat kemudian pintu kamar mandi terbuka. Suaminya keluar tanpa sehelai benang pun. Biasanya laki-laki itu tetap mengenakan handuk yang terlilit di pinggangnya, tapi kali ini tidak.
Semuanya terpampang begitu jelas. Hope refleks membuang muka ke arah lain. Malu melihat aset suaminya yang tegak berdiri, mengacung dengan sempurna.
Tubuh Hope menegang saat mendengar derap langkah kaki mas Darrel yang makin dekat. Kenapa dengan suaminya?
Lalu di rasanya lelaki itu naik ke ranjang, mendekat padanya. Rambut pria itu masih sangat basah hingga menyebabkan butiran air jatuh ke kasur dan wajah Hope.
Detak jantung Hope berdebar-debar keras saat jemari Darrel menggapai wajahnya. Membuatnya menatap lelaki itu. Tatapan mereka bertemu, Hope ingin menundukkan wajah saking malunya bertatapan dengan laki-laki yang dia cintai. Namun Darrel tidak membiarkan dia berhasil. Tidak untuk malam ini.
Darrel masih gengsi mengungkapkan dengan kata-kata kalau dirinya sudah jatuh cinta kepada wanita itu, namun tubuhnya tidak bisa berbohong. Dia menginginkan Hope, ingin miliknya berada di dalam wanita ini, ingin merasakan lagi betapa dahsyatnya gejolak badai yang menerpanya saat malam pertama mereka.
Hope adalah isterinya. Wanita ini sudah menjadi miliknya seutuhnya, dia bebas melakukan kehendaknya. Dia pun bisa merasakan kalau Hope memiliki rasa yang sama. Jadi, mereka akan melakukannya atas dasar suka sama suka.
"Angkat wajahmu, tatap aku," gumam Darrel. Hope pun menurut. Tatapan mereka kembali bertemu. Darrel menatapnya dalam. Hope bodoh kalau tidak menyadari perasaan pria itu.
Lalu wajah Darrel maju, menyentuhkan bibirnya dengan bibir Hope, mencium sang istri dengan penuh kelembutan.
Hope cukup kaget. Namun setelah itu ia menutup matanya, perlahan-lahan terbawa arus dan membalas ciuman lembut suaminya. Ketika ciuman itu terlepas, mereka bernapas terengah-engah. Pipi Hope merona, ia menggigit bibirnya lirih.
"Kau tahu tugas seorang istri kan?" ucap Darrel. Hope mengangguk, dia jelas tahu apa maksud suaminya. Pasti malam ini mas Darrel akan meminta jatahnya lagi. Tentu Hope senang, meski ia tahu suaminya meminta itu bukan atas dasar cinta, tapi napsu. Dia tetap akan memberikannya dengan senang hati, melayani suami adalah kewajibannya.
"Ta ... Tapi aku belum mandi mas," ujarnya. Pasti badannya bau. Apalagi dia habis berlari tadi karena kejadian tidak mengenakan yang terjadi.
"Bagaimana kalau aku mandi dulu?" tawarnya kemudian.
"Berbaringlah." kata Darrel sambil meluncurkan tangannya dengan lembut ke bagian yang dia inginkan.
Hope pun menurut. Membaringkan tubuh ke atas kasur empuk tersebut dengan pakaian yang masih utuh. Tapi tak lama setelah itu ia merasakan tangan mas Darrel mulai melucuti pakaiannya satu persatu sampai tak bersisa. Sampai dirinya sama-sama polos dengan suaminya.
Tubuhnya berkeringat habis mereka melakukan adegan itu. Dan Darrel menggunakan kesempatan itu mengusap-usap puncak kepalanya dengan tatapan lembut.
Bahkan suaminya ...
Tersenyum?
Apa Hope tidak salah lihat? Ini bukan mimpi kan? Untuk pertama kalinya mas Darrel tersenyum padanya. Aneh sekali, tapi hatinya sangat berbunga-bunga.