Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kita selama nya akan terus bersama
Hening nya malam membangunkan Allena dari tidur nya, di samping kirinya ada Sean yang masih tertidur nyenyak , di samping kanan nya ada zevan dan neo yang juga masih tertidur,
Allena terbangun karna mimpi papi nya ,
papi yang pergi lebih dulu menghadap sang pencipta.
Allena berjalan ke samping jendela besar , tempat yang ia jadikan spot husus untuknya ,
duduk memeluk lututnya , lelehan air mata membanjiri pipinya , di usapnya pelan tangannya menutup mulut nya. Takut membangunkan ketiga sahabatnya.
"pii , Allena rindu sekali,"lirihnya , menatap rembulan yang bersinar terang , gorden putih tertiup angin malam ,dinginnya malam membuat Allena memeluk dirinya sendiri.
Allena kecil selalu menanyakan akan kepulangan sang papi yang bekerja menjadi pilot , dan mami nya selalu mengatakan papi sudah terbang tinggi mungkin nanti akan pulang.
Allena selalu berharap di bangun tidur nya papi ada di samping nya namun sampai usianya beranjak remaja , Allena paham dan mengerti mengapa papi nya tak kunjung pulang.
Di tinggalkan oleh orang yang kita sayang memang sangat menyakitkan.
Neo yang merasa haus bangun dari tidur nya ,
tangan nya mengucek matanya , beban besar seakan menimpa kedua matanya ia masih ingin tertidur , namun lirih suara tangis membuat keduanya matanya terbuka lebar.
Neo menatap tempat tidur Allena yang kosong , dapat ia pastikan yang sedang duduk termenung itu Allena ,
"le," ucap nya berjongkok di depan Allena ,
Allena menoleh , mengusap air matanya cepat.
"kenapa? Mau minum ? Ada di kulkas ambil aja ," ucap nya tersenyum , berusaha terlihat baik baik saja.
Neo memeluk erat tubuh kecil Allena ,
"gak papa , ada gue" ucapnya mengusap punggung Alena ,
tubuhnya bergetar mengeluarkan beban besar di hatinya , menangis sejadi jadinya , ia lemah bahkan sangat lemah , ia butuh papinya.
"gue mimpi papi Neo , papi Dateng dan dia peluk gue , tapi pas gue bangun papi nggak ada,," ucap nya menenggelamkan kepalanya di dada Neo, menangis lirih.
nyeri itu yang Neo , Allena nya jauh lebih sakit ,
" Lo bisa anggap gue papi Lo , Lo bisa peluk gue semau Lo , Lo bisa ceritain semuanya Allena , Lo nggak harus nanggung beban Lo sendirian gini , kalo Lo rindu papi Lo , Lo bisa datengin ke makam nya gue siap kapan aja Lo ajak Allena. Syuuut tenang okey ada gue." menepuk pelan kepala Allena.
Neo si cengeng ikut menangis , dapat ia pastikan matanya besok pasti bengkak , satu hari sudah nangis berapa kali.
Sean dan zevan merasa terusik dan terbangun, keduanya terbelalak mendengar Allena menangis ,
"Neo Lo apain," sentak zevan , menarik pundak Neo kasar,
Neo yang di tarik secara tiba tiba jatuh tersungkur kebelakang , dan secara refleks Sean menahan tubuh lemas Allena ,
"Lo bisa gak si tanya baik baik,"marah Neo , menatap zevan galak ,
"udah,,"lirih Allena melarai keduanya.
"Neo gak ngapa ngapain gue , maaf buat tidur kalian keganggu.,"sambung Allena , nafas nya masih tersendat sendat.
" Lo gak papa?" tanya Sean merapihkan rambut Allena .
"gak papa," jawabnya , tangannya menarik Neo ke dalam pelukannya ,
Neo dan allena malah menangis berdua , zevan dan Sean ikut memeluk keduanya ,
"jangan nangis terus , mata Lo nanti bengkak lea," zevan mengusap mata Allena yang masih basah.
Allena mengangguk.
"gue kangen papi," ucap nya menunduk ,mengatur nafasnya .
Zevan paham apa yang Allena rasakan , Sean mengambil sebotol air mineral , di bukanya dan di sodorkan ke arah Allena,
tapi malah Neo yang meminum nya,
"Neo" Sean dan zevan serempak,
"gue juga aus , tadi gue kebangun pengen minum , malah liat Allena nangis sendirian di sini." jawab nya lega , rasa haus nya sirna sudah,
masih ada setengah , Neo menyodorkan sedotakan ke bibi pucat Allena ,
Allena meminum nya hanya sedikit,
"lea kalo Lo butuh apa apa kita semua siap buat Lo , siapa pun di antara kita yang emang butuh bantuan , butuh tempat curhat ayo bareng bareng , seneng sedih nya kita harus sama sama , Lo gak boleh Pendem apa pun sendirian , ada gue , ada Neo ada zevan, kita di takdirkan memang untuk selalu bersama selamanya.." Sean merangkul Allena,
Allena mengangguk pasti , ke empatnya saling menguatkan.
"yok tidur lagi masih malem,"ajak Sean , membopong Allena ala bridal style.
zevan memandang Allena ," Allena gue sakit ternyata Lo lebih sakit , gue gak rela Lo nagis gini meskipun itu tentang rindu Lo sama papi,"" batinnya lirih,
ke empatnya tidur berpelukan , dengan Allena di tengah tengah.
Dering ponsel mengganggu tidur mereka , Neo meraba raba samping nakas ,
mengangkat telpon dengan mata masih terpejam ngantuk ,
"hallo ," suara khas bangun tidurnya.
" ooo , anak momy nggak pulang iya ? Di mana kamu hah?" suara cempreng momy membangunkan tidur nyenyak Neo.
"iii momy berisik tauuu, Neo bobok di rumah kayu mom." jawab Neo berjalan ke depan menikmati semilir angin pagi,
"rumah kayu mana? Punya siapa ? You gak rindu momy," suara momy bertanya heran,
"kangen, di rumah mami nya Allena ," jawab Neo menaburkan pakan ikan ke kolam ,
"ooo , pulang , momy kangen sore nanti harus landing lagi ke Swiss," ucap mami ,
Neo berdecak malas , yang di pikirkan momy nya selalu saja pekerjaan tidak ada waktu untuknya.
"iya aku pulang , ada Dady nggak?" tanya Neo malas,
"ada , dia juga nyariin kamu , rindu my son katanya," jawab momy , Dady Neo memang asli orang Swiss ,
"okey, aku tutup telponnya ya mi , tunggu aku pulang , see you bye bye muach," ucap Neo , setelah menutup telponnya dia seakan akan hendak muntah ,
jangan tanyakan mengapa sikap Neo seperti perempuan cengeng dan mudah kesal, ya karna sipat momy nya menurun semua,
dulu momy nya bilang ingin memiliki anak perempuan yang lucu , namun apa daya yang keluar malah dirinya, si pria macho tapi cengeng.
Neo masuk ke kamar mandi , ia mandi lebih dulu ,
zevan terbangun dari tidurnya , mencium pipi Allena , dan memeluknya erat.
"mmmmhh"Alena mengadahkan wajahnya ,
zevan terkekeh geli, dengan jahil mencium leher Allena lagi ," iiih"allena menjauhkan wajah zevan dari lehernya,
"bangun princesss" ucap nya di telinga Allena lirih , yang mana membuat bulu kuduk Alena meremang geli.
Sean yang terusik ikut terbangun,
memeluk Allena juga , menenggelamkan wajahnya di cerik leher Allena ,sama seperti yang di lakukan zevan,
aroma tubuh Allena membuat mereka candu , seakan menjadikan tubuh keduanya rileks.
"jauh jauh sana, aku masih ngantuk," rengek Allena ,saat nafas keduanya menyerbu lehernya dan itu membuat ia tak bisa tidur kembali.
"nggak"sentak keduanya , mengeratkan pelukan masing masing.
ceklek
Pintu kamar mandi terbuka , Neo sudah rapih, menatap tiga orang yang masih bergumal di atas kasur ,
"pada bangun gak , burung burung udah terbang jauh mencari rejeki nya dan kalian masih santai santai tidur gini , tak patut lah." berdecak pinggang menatap ketiganya ,
"diem"sentak ketiganya , Neo di buat syok pagi pagi sudah di bentak mana boleh.
"gue pulang aduin momy , awas kalian" ucap nya sebal.
"bodo , kayak momynya ada aja ," seru Allena ,tak bisa tidur kembali, dua lelaki yang masih menemplok di tubuhnya ,
"ada wleee, gak gue kasih oleh oleh ya Lo pada," serunya berjalan ke luar kamar ,
Allena berbinar senang , menepuk tangan Sean dan zevan ,
"denger gak tadi kata si lampu terang," ucap nya antusias tak sabaran,
"denger,"jawab keduanya,
"nah ayo bangun , kita serbu rumah momy," ajak Allena , ketiganya bangun dan duduk ,
cup cup
pipi nya di cium Sean dan zevan, "aaaa males ih" rengek nya mengusap kedua pipinya ,
****
oleh oleh aja Allena semangat bener.
See you ❤️
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪