Jadi Ayahku Ya Om!

Hari berikutnya, Davka meminta izin kepada Ryder untuk pergi ke Malang. Dengan dalih memeriksa kantor cabang, Ryder mengizinkan hal tersebut. Bukan tanpa alasan Ryder mengizinkan Davka, ia sudah mendengar cerita dari Kaivan perihal Davka yang menemui Dara.

Jika kemarin Davka mencuri waktu, kini dia terang-terangan meminta izin untuk pergi. Meskipun dengan alasan yang bukan maksud sebenarnya.

" Tolong bagian HRD, panggilkan karyawan yang 3 atau 4 tahun yang lalu bekerja di bagian pemasaran, tepatnya dibawah Davka."

Meskipun sudah tahu bahwa Davka dan Dara bercerai karena orang ketiga, tapi Ryder ingin memastikannya. Ia ingin tahu orang seperti apa Davka itu. Meskipun pekerjaan pria itu bagus, tapi jika dia pernah melakukan pengkhianatan maka tidak memungkiri akan melakukan hal yang sama meskipun dengan konteks yang berbeda.

" Selamat siang Tuan, Anda memanggil kami?"

" Ya, kalian masuk dan duduklah ada hal yang mau aku tanyakan."

3 orang rupanya yang dulu pernah bekerja bersama Davka, dan sampai sekarang masih berada di tempat ini meskipun tidak lagi dibawah pimpinan Davka.

Ketiga orang itu nampak bingung, mereka merasa tidak melakukan sebuah kesalahan. Jadi, mengapa tiba-tiba mereka dipanggil seperti ini bahkan langung menghadap pimpinan utama. Dimana pimpinan tersebut adalah orang yang tidak biasa ditemui oleh karyawan kecil seperti mereka.

" Mukanya santai aja, aku nggak gigit kok. Nah, ada sebuah hal yang mau aku tanyakan. Apa kalian mengenal Dara? Dan apa hubungan Dara dengan Davka?"

Tiga orang itu terkejut, mereka saling pandang satu sama lain. Dari wajah mereka tergambar jelas sebuah pertanyaan ' bagaimana bos besar BHP bisa tahu nama Dara?' tapi mereka jelas tidak punya keberanian untuk mengeluarkan pertanyaan itu dari mulut. Sehingga hal yang mereka harus lakukan adalah menjawab pertanyaan yang sudah diajukan.

" Dulu kami rekan kerja Tuan. Dara adalah teman yang baik. Dara dan Pak Davka dulunya adalah suami istri. Tapi ... "

Karyawan itu mengantungkan ceritanya. Ia melihat kepada kedua temanya bergantian. Tergambar jelas raut ketakutan disana. Ryder tentu memahami akan hal itu."

" Ceritakan saja, kalian nggak perlu takut. Aku yang akan menjamin semuanya."

" Ba-baik Tuan. Kami akan menceritakan semua yang kamu tahu tanpa ditambahi dan dikurangi."

Cerita dari tiga orang itu berlanjut. Mereka saling melengkapi cerita masing-masing. Mulai dari Dara dan Davka yang membina hubungan, dari Erika yang tertarik kepada Davka. Dan pada akhirnya Davka dan Erika yang memiliki affair namun bermain rapi. Satu hal yang mengejutkan bahwa satu diantara mereka bertiga pernah memergoki Davka dan Erika yang tengah bercumbu di ruangan. Padahal jelas-jelas waktu itu posisi Davka masih suami Dara, dan kalau tidak salah ingat Dara dalam kondisi hamil.

Brak!

Reflek dan spontan, Ryder memukul meja sehingga membuat ketiga karyawan itu kaget bukan main. Mereka bahkan sampai terlonjak dan wajah mereka mendadak pucat. Terlebih saat mereka melihat ekspresi dari Ryder yang menurut mereka menakutkan sekarang ini.

" Aduh maaf aku reflek," ucap Ryder sambil mengubah raut wajahnya.

" Ya? Aah ya Tuan, tidak apa-apa. Jadi seperti itulah Tuan yang kamu tahu. T-tapi mohon maaf, apakah Tuan mengenal Dara?"

Ryder tersenyum, jika dibilang kenal ya memang kenal karena mereka sudah berkenalan kemarin. Namun jika ditanya mengenal baik, jelas tidak karena mereka baru saling bertemu kemarin. Hanya saja mendengar cerita mereka tentang Dara membuat Ryder memiliki simpati yang lebih terhadap wanita beranak satu itu. Terlebih melihat Kaivan yang sangat peduli membuatnya ingin membantu meksipun itu di luar ranahnya.

" Baiklah terimakasih untuk infonya, tinggalkan nomor rekening kalian. Aku akan memberikan bonus kepada kalian. Jangan ditolak, ini sungguh ucapan terimakasih ku kepada kalian."

" Ba-baik Tuan, terimakasih banyak."

Tiga orang itu sungguh merasa senang, mereka tidak menyangka akan mendapatkan rejeki seperti itu. Padahal awalnya mereka sudah takut kalau-kalau melakukan kesalahan sehingga dipanggil pimpinan utama. Namun ternyata semuanya tidak seperti yang mereka duga.

Keluar dari ruangan CEO, ketiganya langung memeriksa notifikasi pada ponsel merek ayang baru saja masuk. Wajah-wajah terkejut itu tidak bisa hilang dari ketiganya saat membaca pesan di ponsel mereka.

" Se-sepuluh juta, astaga .. Ini banyak benget. Gilaa!"

" Kirain aku salah lihat angka nol nya. Tuan Ryder sumpah baik banget. Tapi heran, kok bisa ya Dara kenal sama tuan Ryder. Ya apapun itu, semoga Dara sekarang tidak kenapa-napa dan jangan sampai terlibat sama laki-laki mokondo itu lagi."

" Aamiin."

Dengan perasan senang, mereka bertiga kembali ke tempat kerjanya. Bagaimana tidak senang, mereka mendapatkan rejeki yang tiba-tiba dan bahkan berkali lipat dari gaji mereka.

" Mungkin ini yang namanya berbuat baik?" ucap salah satu dari mereka.

" Bisa jadi, tapi yang perlu kita luruskan adalah, kita bukan berbuat baik untuk mendapat sebuah imbalan. Tapi lakukan dengan tulus ikhlas. Kalau dapat yang seperti ini anggaplah sebuah bonus," jelas yang lain. Dan mereka semua setuju bahwa perbuatan baik yang tulus dan tanpa mengharap apapun itu adalah salah satu usaha mereka menjadi manusia yang baik juga.

TBC