Ariana tak sengaja membaca catatan hati suaminya di laptopnya. Dari catatan itu, Ariana baru tahu kalau sebenarnya suaminya tidak pernah mencintai dirinya. Sebaliknya, ia masih mencintai cinta pertamanya.
Awalnya Ariana merasa dikhianati, tapi saat ia tahu kalau dirinya lah orang ketiga dalam hubungan suaminya dengan cinta pertamanya, membuat Ariana sadar dan bertekad melepaskan suaminya. Untuk apa juga bertahan bila cinta suaminya tak pernah ada untuknya.
Lantas, bagaimana kehidupan Ariana setelah melepaskan suaminya?
Dan akankah suaminya bahagia setelah Ariana benar-benar melepaskannya sesuai harapannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah kenyataan
Kini Ariana sudah berada di rumah orang tua Danang. Seperti biasa, bila mereka berada di kediaman kedua orang tua mereka, baik orang tua Ariana maupun Danang, laki-laki itu akan bersikap sangat hangat, manis dan penuh perhatian. Hal itulah yang membuat awalnya Ariana yakin kalau suaminya itu memang mencintainya. Ariana tidak mempermasalahkan Danang yang tak pernah menyatakan perasaannya apalagi kata cinta sebab setahunya, tidak semua laki-laki bisa dengan mudah menyuarakan isi hatinya termasuk mengatakan cinta.
"Ah, anak mama akhirnya datang. Mama senang sekali kalian mau datang ke mari," ujar Mama Danang, Soraya.
"Apa kabar, Ma?" sapa Ariana setelah berpelukan dan cipika cipiki dengan ibu mertuanya.
"Kabar mama baik. Kabar kalian? Ayo, masuk!" Soraya mengajak Ariana dan Danang masuk. Soraya berjalan sambil merangkul lengan menantunya itu.
"Alhamdulillah, kami baik kok, Ma. Maaf kalau kami jarang kemari soalnya pekerjaan kami sedang sibuk-sibuknya."
"Bukan karena anak nakal ini kan malas ajak kamu ke sini?"
"Bukan kok, Ma." Ariana tersenyum lembut.
"Ma, mama kok mikirnya gitu sih? Sebenarnya anak mama itu aku apa Ana?" Danang memutar bola matanya malas.
"Kan bisa aja, kamu sibuk kekepin Ana biar nggak kemari."
"Kekepin Ana mah bisa dimana aja, Ma. Nggak perlu di rumah doang, di sini, di hotel, semua bisa. Emang akhir-akhir ini kerjaan di rumah sakit sedang sibuk-sibuknya."
"Ck, kamu ya paling bisa jawab pertanyaan Mama. Ayo, Sayang, kita langsung ke meja makan aja. Papa kamu pasti sudah nungguin."
"Iya, Ma."
Mereka pun lantas segera menuju meja makan. Mereka makan malam bersama sambil sesekali mengobrol.
"Kalian malam ini menginap kan?" tanya sang mama.
Ariana terkejut sebab ia tidak memiliki persiapan sama sekali.
Ariana lantas menoleh ke arah Danang.
"Kayaknya nggak deh, Ma. Lain kali aja ya."
Soraya berdecak, "udah berapa bulan lho ini, masa' baru muncul sebentar udah pulang lagi. Mama kan masih kangen ngobrol sama kalian. Tau nggak, mama tuh sering kesepian di rumah. Makanya cepat kasi mama cucu biar mama ada temennya di sini. Kalian mau kerja, kerja aja, biar mama sama cucu Mama aja. Eh tapi, ngomong-ngomong, udah ada tanda-tanda cucu Mama bakal hadir belum?" cetus Soraya.
"Em, doakan kami aja ya, Ma."
Danang merengkuh pundak Ariana sambil mengusap lengannya, "iya, Ma. Doakan saja. Sepertinya kami disuruh puas-puasin masa pacaran halalnya dulu."
Soraya menghela nafas pelan, kemudian mengangguk.
"Iya, pasti mama akan doain kok. Tapi kalian tidak sengaja menunda kan?"
"Nggak, Ma. Kami nggak ada nunda-nunda. Sedikasihnya aja. Kalo belum saat ini, ya mungkin nanti. Makanya kami minta doa."
"Ya udah deh, iya. Mau gimana lagi. Tapi kalian mau kan menginap di rumah ini? Semalam aja. Katanya besok kalian dinas siang."
"Ya udah deh. Kamu nggak masalah kan, Sayang?"
Dipanggil mesra seperti itu membuat Ariana tergeragap.
"I-iya, terserah mas saja. Ana ngikut aja."
...***...
"Bagaimana hubunganmu dengan Ariana, Nang?"
"Baik, Pa."
"Sekedar baik?"
"Jadi papa mau aku bagaimana?"
"Apa kau belum juga mencintainya?"
"Kalau aku jawab iya, bagaimana?"
Andi, ayah Danang berdecak kesal.
"Sebenarnya apa kurangnya Ariana sampai kau belum bisa mencintainya? Dia perempuan baik, cerdas, sempurna, berasal dari keluarga baik-baik, bukankah sangat mudah untuk mencintainya?"
"Sempurna bukan berarti bisa dengan begitu mudahnya dicintai, Pa. Apalagi papa tahu sendiri, aku memiliki perempuan lain yang aku cintai," jawab Danang datar dengan rahang mengeras.
"Jangan gila kau, Danang! Lupakan perempuan itu, dia tidak baik untukmu. Asal kau tahu, apa yang mama dan papa lakukan ini untuk kebaikanmu. Lupakan perempuan itu karena dia tidak pantas untukmu."
"Kenapa? Jelaskan kenapa dia tidak pantas untukku? Jelaskan kenapa kalian mati-matian menentangnya? Apa kurangnya Lisa, Pa? Walaupun bukan dokter, tapi ia bekerja sebagai perawat. Walaupun bukan berasal dari keluarga kaya raya, tapi setidaknya mereka berkecukupan. Apa karena dia anak yatim?"
"Tau apa kamu tentang dia sebenarnya? Apa kau pikir papa sepicik itu hanya menilai seseorang karena ketiadaan salah seorang orang tuanya? Kami melakukan ini dengan alasan yang kuat, kau tahu."
"Alasan, alasan, alasan. Selalu saja begitu jawaban kalian."
"Tapi apa yang papamu katakan benar, Nak. Percayalah, kami melakukan ini karena kami sayang padamu."
"Sayang yang bagaimana sampai mengorbankan perasaan anak sendiri, Ma? Kalau kalian benar sayang, pasti kalian akan mendukung aku menikahi perempuan yang aku cintai. Bukan sebaliknya."
"Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, Nang," ujar Soraya lirih.
"Dan yang terbaik bagiku adalah Monalisa."
Degh ...
Ariana yang tak sengaja mendengar perdebatan Danang dengan kedua orang tuanya terkejut bukan main. Ia sampai membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya, tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Dengan hati yang hancur atas kenyataan yang baru saja didapatnya, Ariana bergegas kembali ke kamar.
Sebenarnya tadi Danang sudah memintanya beristirahat di kamar. Karena haus, Ariana turun kembali hendak ke dapur. Saat baru saja menginjak anak tangga pertama, Ariana melihat Soraya masuk ke sebuah ruangan yang Ariana tahu itu ruang kerja ayah mertuanya.
Penasaran kenapa Danang tak kunjung muncul setelah satu jam berlalu pun mendorong Ariana untuk mendekati ruang kerja Andi.
Dan betapa terkejutnya Ariana saat mendengar kalau suaminya sedang berdebat dengan ayah dan ibunya. Dan yang membuatnya makin terkejut adalah karena suaminya sedang berdebat karena seorang perempuan yang tak lain adalah perempuan yang Danang cintai. Dan paling mengejutkan lagi adalah perempuan itu bukanlah dirinya.
Hari Ariana hancur bukan main. Ia baru tahu kalau sebelum menikah ternyata suaminya sudah memiliki wanita lain yang ia cintai. Danang menikahi dirinya hanya karena desakan orang tuanya. Tak ada cinta. Ternyata cintanya selama ini hanya bertepuk sebelah tangan saja.
Tak sanggup mendengar kenyataan lainnya, Ariana pun bergegas masuk ke dalam kamarnya. Sementara itu, di ruang kerja Andi, ayah dan anak itu masih sibuk berdebat.
"Ingat, berhenti berhubungan dengan perempuan itu kalau kau tidak mau papa membuatnya bukan hanya dikeluarkan dari rumah sakit, tapi juga ditolak di semua rumah sakit!"
"Berhenti mengancamku, Papa! Apa papa tidak lelah terus memaksaku melakukan keinginan papa? Apa salah Lisa, Pa, apa? Beri aku alasannya supaya aku bisa mengerti!"
Andi dan Soraya terdiam.
"Semua tidak semudah membalikkan telapak tangan, Nang. Karena ... karena dia ... "
Tiba-tiba dada Soraya terasa sesak. Ingatan masa lalu membuat kepalanya berdenyut nyeri. Pandangan Soraya menggelap, hingga akhirnya kesadarannya pun hilang bersamaan dengan Andi yang langsung menangkap tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai.
"Ma ... " pekik Andi. Danang membeku melihat ibunya yang tiba-tiba saja pingsan. Sudah dua kali ia melihat kejadian seperti ini. Pertama saat ia mati-matian menolak menikahi Ariana dan memaksa menikahi Monalisa. Lalu ini yang kedua.
"Kau akan menyesal bila terus memaksakan keinginanmu!" desis Andi yang segera berlalu sambil membawa Soraya dalam gendongannya.
...***...
Maaf kemarin othor nggak update soalnya 3 hari ini kepala othor bener-bener sakit. Jadi nggak bisa konsentrasi mau ngetik. Ini aja masih sakit banget. Padahal bab nya nggak terlalu panjang, tapi butuh berapa jam ngetiknya. 😅
Terima kasih yang selalu menunggu update cerita Ariana. Sampai jumpa di bab selanjutnya. ❤️❤️❤️
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Soale kan kandungan nya emang udah lemah ditambah pula,sekarang makin stress gitu ngadepin mantannya Wira
bukannya berpikir dari kesalahan
kalou hatinya tersakiti cinta akan memudar & yg ada hanya kebencian...