NovelToon NovelToon
TERLANJUR TERLUKA

TERLANJUR TERLUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor
Popularitas:149.1k
Nilai: 5
Nama Author: SiswantiPutri

Maya dan Rangga adalah pasangan suami istri yang menjalin pernikahan karena cinta. Menghabiskan waktu dengan kehangatan dan keharmonisan walaupun tanpa adanya anak. tapi itu hanya 'awalnya' sebelum salah satu dari mereka menemukan cinta lain.

Rangga yang mulai jengah dengan hubungan tanpa tujuan perlahan terkecoh dengan hadirnya sosok baru. Pengganti istrinya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua orang karena memiliki tubuh yang rapuh. Sosok baru yang merupakan adik kandung istrinya sendiri.

Setelah Maya tersisihkan dari keluarganya, apa pada akhirnya dia juga terbuang dari hati suaminya? Kembali mengalah pada sosok yang menjadi pemenang di hati semua orang sejak kecil!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiswantiPutri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

"Saya gak akan menemuimu kalau kamu hanya sendiri. Tali silaturahmi harus tetap berjalan. Iya kan? Selagi kita gak berdua maka semuanya baik-baik saja walaupun kita bukan muhrim. Ucapan saya benarkan? Tidak salah!"

Aku terdiam.

"Apa maksudmu?"

"Iya, pembatas yang memisahkan karena kita bukanlah muhrim. Itu sebabnya kamu memintaku menjauhimu, dan saya paham."

"Tidak, bukan hanya itu tapi---"

"Karena kamu gak mau saya melupakan pekerjaan jualan es cream keliling karena menghabiskan waktu bersamamu kan? Tenang saja, saya gak akan lupa karena hanya dengan itu saya bisa makan. Jangan khawatir."

Aku kehabisan kata-kata.

"Kalau begitu saya duluan ya, kamu juga masuk ke dalam. Assalamualaikum."

"Wa--alaikumsalam."

PUK.

"Eh."

"Kamu baik-baik saja Nak?"

"A-ku baik Nek."

"Kalau begitu kenapa berdiri di depan rumah? Ayo masuk, cuaca sedang mendung hari ini. Sebaiknya kamu segera mengganti baju kemudian ke Masjid mengajar pengajian."

Benar, aku hampir melupakan kewajibanku. Sikap Mas Rangga membuatku linglung dan bingung harus melakukan apa. Ini cukup mengejutkan, sikap itu benar-benar sikap yang dia miliki sebelum Naya muncul dan mengambil atensinya. Mungkin aku terlalu naif, nyatanya mereka tak bisa bersama kalau Mas Rangga tak memberikan tangan.

Mungkin lebih baik aku tak memikirkan semuanya. Semakin aku mengingat masa lalu, semakin sering wajahnya muncul dalam memori otak. Aku harus bisa melupakan kehadirannya, bahkan rasa kecewa ini harus di lenyapkan. Kebencian ini membuat wajahnya sering ku ingat. Dan ini tak baik untuk kehidupanku di masa depan nantinya.

"Nak!"

"Ah iya Nek?"

"Kamu akhir-akhir terlihat banyak melamun, ada apa Nak? Kamu bisa cerita pada Nenek."

"Itu---aku gak apa-apa, mungkin hanya sedikit banyak fikiran. Nenek gak perlu khawatir, kalau begitu aku masuk dulu untuk ganti baju."

***

"Mbak Maya sudah datang." salah satu anak yang ada di dalam Masjid berteriak.

Aku menggeleng pelan melihat riuhnya beberapa anak saat aku memasuki Masjid. Mereka mengambil tempat masing-masing, duduk bersila menungguku mengajarkan bacaan ayat suci Al-Qur'an yang sudah menjadi rutinitasku di Masjid selama 2 hari ini.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam Mbak Maya." 

"Bagaimana kabar adik-adik hari ini, baik? Kalau ada yang mau di tanyakan sebelum memasuki pelajaran Mbak akan dengarkan lebih dulu. Jadi ada yang mau di tanyakan? Mungkin pelajaran yang kemarin Mbak sampaikan kurang paham!" tanyaku sedikit keras.

"Tidak Mbak Maya." serentak mereka.

"Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan kembali melancarkan cara membaca Al-Qur'an yang baik dan benar. Coba baca ayat pendek yang kemarin Mbak suruh hafal ke kalian."

"Iya Mbak." serentak mereka lagi.

Aku tersenyum tipis, hatiku menghangat melihat pemandangan ini. Setiap lantunan Al-Qur'an yang keluar dari mulut mereka membuatku damai. Ada perasaan haru yang menelisik melihat perkembangan dan niatan mereka membaca ayat suci Al-Qur'an.

Untuk sesaat aku bisa menghilangkan beban fikiran yang ada. Mengajar anak-anak di desa ini sedikit banyaknya membuatku tenang. Wajah lugu dan polos mereka membuatku terhibur, bahkan aku berdoa semoga mereka bisa mendapatkan nasib yang baik.

Aamiin.

***

Waktu sudah menjelang sore, aku menatap awan yang masih mendung hanya saja tak mengeluarkan rintiknya. Saat ini kewajibanku mengajar di Masjid sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Anak-anak juga sudah pulang ke rumah masing-masing. Tapi aku tetap saja enggan untuk bangkit dari tempatku ini.

Hatiku terasa lega setiap kali merenung dan mencari jawaban pada sang pencipta mengenai kondisiku sekarang. Rasanya lega.

"Assalamualaikum Maya..."

Tubuhku berbalik mendengar suara itu.

"Waalaikum salam Ustadz."

"Maaf menganggu waktumu. Apa anak-anak bersikap baik dan sopan? Mereka tidak kurang ajar terhadapmu kan? Saya akan memban--"

"Tidak perlu Ustadz, hanya saja. Apa yang Ustadz lakukan di sini? Bukannya hari ini Ustadz masih harus bersama Aisyah di acara nikahan. Harusnya belum selesai kan?"

"Iya, saya hanya ingin melaksanakan sholat di sini. Walaupun sholat berjamaah sudah selesai, tapi saya sudah terbiasa sholat di Masjid, itu sebabnya saya ke sini setelah itu kembali lagi."

Aku mengangguk paham.

"Untuk Rangga, apa kamu benar-benar tidak mengenalnya, atau kamu hanya pura-pura?"

"Apa yang Ustadz katakan?"

"Saya merasa kamu menyembunyikan sesuatu tentang ini. Entah mengapa ucapan Rangga membuatku memiliki kepercayaan kalau kamu dan dia memang memiliki---"

"Maaf sebelumnya, tapi aku rasa ini gak ada hubungannya dengan Ustadz Abu."

"Saya minta maaf, saya sudah terlalu ikut campur. Maaf kalau ini membuatmu kurang nyaman. Hanya saja saya merasa ada yang janggal di sini. Tatapan dia dan ekspresimu yang gelisah membuatku berspekulasi seperti itu. Maafkan saya karena suudzon."

Perkataannya memang benar, hanya saja aku enggan mengakui. Masa lalu yang terjadi dulu, sekarang ku anggap tak lebih dari sebuah mimpi buruk yang tak pernah ada. Hanya sekedar kilasan delusi tak nyata dalam hidupku. Dan sekarang aku berusaha untuk melupakannya sekuat yang aku bisa.

Menguburnya jauh-jauh hingga aku benar-benar lupa. Walaupun semua itu memang terasa mustahil.

"Saya hanya ingin memastikan kalau apa yang menjadi kejanggalan ku tidaklah nyata."

"Dan itu benar tidak nyata." 

Aku tersentak mendengar suara Mas Rangga. Keberadaannya tak bisa di tebak. Bahkan aku sendiri tak sadar kapan dia datang, mungkin sudah lama tapi memilih mengawasi, atau memang baru datang dan tak sengaja mendengar ucapan terakhir Ustadz Abu.

"Itu hanya harapanku saja. Nama dia hanya mirip dengan mantan istriku, itu sebabnya saya linglung dan menganggap kalau itu dia." 

"Jadi begitu."

"Yah, walaupun ada sedikit harapan kalau dia memanglah mantan istriku yang selama ini menghilang karena kesalahanku dulu."

"Uhuk...uhuk...uhuk."

"Kamu tidak apa-apa Maya?" 

Aku menggeleng pelan pada Ustadz Abu, berdehem pelan kemudian menormalkan raut wajah. Mulut Mas Rangga benar-benar tak bisa di kondisikan, semakin dia berbicara semakin banyak kecurigaan yang di rasakan Ustadz Abu. Aku hanya tak ingin semuanya terungkap, di saat aku sendiri sudah bertekad memulai hidup baru setelah susah payah melupakan semuanya. Menghilang dan memutuskan menetap di sini untuk mengubur lukaku.

"Sepertinya ini sudah sore. Sebaiknya Ustadz Abu kembali ke istri anda Aisyah, dia pasti sudah menunggu saat ini di sana."

"Iya benar." tambahku.

"Kalian---maksud saya kalian juga sebaiknya pulang. Tidak baik berduaan di sini."

"Saya juga akan ke rumah dengan Maya."

"Apa?"

"Saya dan Maya akan ke rumah berdua."

"APA?"

"Maksudnya saya dan Maya akan segera pulang ke rumah masing-masing, kebetulan rumah kami bersebelahan. Jadi kami akan pulang berdua, tapi tenang saja, saya akan menjaga jarak agar orang-orang gak berfikiran buruk."

"Baiklah, saya duluan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawabku, serentak dengan Mas Rangga yang juga berucap pelan. Menatap kepergian Ustadz Abu hingga dia kembali bersuara dengan pandangan terarah padaku.

"Jadi?"

Aku mengernyit mendengar ucapan itu.

"Jadi?" tanyaku bingung.

"Ayo ke rumah."

"Uhuk...uhuk."

"Maksud saya kerumah masing-masing, atau kamu mau serumah denganku? Membangun rumah tangga yang rukun dan romantis?"

"UHUK...UHUK."

"Tapi sebelum itu kita harus ke KUA dulu untuk menghalalkan hubungan. Bagaimana?"

Astaghfirullahaladzim, mantan suamiku ini benar-benar sangat meresahkan. Ya Allah.

Bersambung

Instagram: siswantiputri3

Facebook: Siswanti putri

1
Ervina Pratyahastri
Luar biasa
Akbar Razaq
jangan satu ginjal harusnya kamu kasih dua duanya biar sempurna kamu menebus kesalhan.mu pada Maya.😁 heran gaka ada cara lain apa.enak di naya dong
Akbar Razaq
Helahh...masak kalian maya,geral dan kamu menyusul mau bertengkar di alam ghoib?
Akbar Razaq
Yah...ternyata Geral yg nolong Maya sedang depresi berat.
Smoga selamat tp makin panjang nih cerita
Akbar Razaq
keren maya.biarkan tangan Tuhan yg bekerja tinggal tunggu hasil akhirnya.
berusahalah utk ttp bahagia
Akbar Razaq
ini si Naya sdh mao modar saja masih jadi perusak rumahtangga kakaknya padahal darah kakaknya hampir tiap saat mengalir di tubuhnya.paraah...hh.
keluarga toxic pergi saja maya.
Akbar Razaq
Pingin aku geprek tu mulut suami dan adik laknatnya sdh mau terkubur juga masih berbuat dosa metasa jadi korban lagi.
Weni Munadhiroh
mana) anju
Tabina Rubi
lanjut kak
Elok Pratiwi
buruk
aca
g setuju mereka balikan ksih mYa jodoh lain
Jue
Aku harap Tasya tidak terluka seperti Maya kelak , Kerana memutuskan suatu hubungan tanpa berfikir panjang .
Anonymous
rada meragukan hub karel-tasya....ada kisah kah dibalikny...
Jue
Rangga kamu sentuh atau tidak Naya tak ada beza bagi ku kerana kamu tetap pernah curang dan paling menjijikkan sekali dengan adik ipar sendiri yang hukumnya haram bermadu ketika di dunia , Tidak masalah kalau kamu sudah tidak lagi mencintai Maya masa tu kamu boleh aja berterus-terang kemudian bercerai cara baik kenapa harus curang terlebih dahulu ,
Maya telah bahagia Hidup di kampung perangai mu tidak berubah memaksakan kehendak sehingga sanggup memfitnah Maya , Bukannya berubah tapi sikap mu semakin menjijikkan ,
Aku harap setelah Maya dapat harta warisan maka selamanya Maya dan Rangga tidak bertemu lagi atau pun berjodoh kembali , Jodoh Maya biarlah orang lain jauh dari lingkungan manusia-manusia toksik seperti Naya , Ibu mu dan juga Rangga .
Nurhayati
oooh jd CRT na NaYa iRi ma MaYa toh
Chintya Wijaya
bulet thorr alur cerita mu bosen baca ny
Queen kayla
si Rangga benar" menakutkan thor
Mesra Turnip
pengen tak'colok mata si ranggong ini, dulu aja songong, sekarang licik, maaf Thor, geram aku. sungguh outhornya hebat ! sehat dan bahagia slalu ya !
Jue
Tasya sepatutnya fikir dahulu untuk bersama dengan Doktor Karel , Kerana dia sepupu Lastri yang terlalu banyak makan budi dengan keluarga tersebut , Aku takut nanti Tasya makan hati .
Adi Nugroho
kayaknya Rangga sudah tahu keadaan Maya yg sekarang dengan luka bakar yg ada d tubuh Maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!