Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGHADAPI OLYMPIADE
"Rik...apakah kita akan menemui dia...? bolehkah...?" ucap Leo setelah diam sesaat. Dia menatap sang adik dengan tatapan berharap. Terlihat Erik menatap sang Kakak dengan tatapan kasihan .
"Jangan kak...kita dekati dia secara perlahan. kita harus memenangkan kembali kasih sayang dia pada kita. Dulu dia yang mencari perhatian kita. Dulu dia yang mengharapkan kasih sayang kita. kini kitalah yang harus mendapatkan kembali cinta dia yang telah hilang itu...Aku yakin kita bisa kak..." tekad Frederik Kakak ketiga Kirana.
"Tapi Rik...kakak mulai merindukan dia... Kakak seperti di kejar rasa bersalah..." ucap Leo.
"Erik juga kak... Kita memang bersalah padanya ...tapi mau gimana lagi ....jika kita terburu- buru tanpa perhitungan , Dia akan semakin membenci kita kak..." jawab Erik dengan wajah sedih .
"Baiklah aku akan bersabar menunggu dan melakukan apa yang kau rencanakan. .."Dan Leo pun harus menyetujui usulan sang adik.
Mereka menyelesaikan makan mereka lalu segera keluar dari dalam Restoran mahal itu.
Mereka kembali ke Apartemen milik mereka.
Di tempat lain, terlihat Kirana kembali ke apartemen nya setelah mengantarkan sang Guru kembali ke Hotel Bastian Grub . Setelah sampai di Apartemen nya, Kirana segera mandi dan beristirahat. Namun sebelum itu dia melihat ponselnya. Ternyata Batrai habis. Dengan cepat Kirana segera mengisi daya. Dan saat ponsel sudah bisa di gunakan, Kirana melihat kalau beberapa panggilan berasal dari Bos Deon . dan beberapa pesan juga di kirim sang Bos yang kini sudah menganggap Kirana sebagai Putrinya
*Bos Dion : nak kau di mana... Telfon Papa.. Papa mau bicara.
Dan tulisan yang sama terlihat dikirim sampai dua kali.
"Ck.. Aku tak tahu kalau batraiku habis. Sial sejak kemarin memang aku tidak mengisi daya.." ucap Kirana. Sebenarnya Ponselnya merupakan perangkat khusus yang di buat sang Bos sesuai dengan keinginannya memilih batari yang tahan lama . namun tetap saja kita harus menambah daya. Setelah beberapa saat ponsel sudah hidup kembali dan bisa di gunakan . Melihat Ponsel telah hidup kembali, Kirana segera menelfon Bos Dion. tak butuh waktu lama telfon di angkat
"Ak...kau kemana saja Ha...ada apa denganmu , kenapa telfonmu tidak aktif.'
Seruan dari sebrang yang beruntun membuat hati Kirana menghangat.
Setelah kematian sang Ibu angkat yang dia duga ibu kandung nya , Kirana tidak lagi mendapatkan perhatian seperti ini selain dari sang Guru. Namun beberapa tahun ini dia kehilangan semuanya. semua karena ingin mendapatkan kasih sayang dari keluarga kandungnya . Tanpa sadar dia tersenyum sendiri.
"Karena tidak bisa mensyukuri apa yang di berikan Tuhan. Akhirnya aku kecewa. seharusnya aku bersyukur karena Tuhan memberikan dan menghadirkan Orang yang benar- benar dengan tulus mencintaiku. tapi aku ingin lebih dari itu...aku menginginkan kasih sayang dari mereka keluarga kandungku sendiri... tapi apakah aku salah..., apakah aku salah mengharapkan Cinta dari keluarga kandungku sendiri..Tanpa sadar air matanya menetes.
"Ka..kau masih di disana kan ...?" terdengar seruan dari tuan Dion dari sebrang . Yang membuat Kirana tersadar dari lamunannya.
"Masih pa... Maaf ..." ucap Kirana.
"Ada apa nak....kau ada masalah...kau masih mengingat perbuatan keluarga kandungmu...?" ucap tuan Dion lembut.
"Sedikit Pa... Ak hanya mengingat kebodohan Ak saja..." ucap Kirana.
"Sudah cukup nak... masih ada papa dan mama . Sudah jangan kau ingat lagi mereka.." ucap tuan Dion prihatin .
"Baik Pa... Sekarang Ak tidak akan bodoh lagi pa..." jawan Kirana.
"Bagus...lalu kenapa kau tidak bisa di hubungi ..?" tanya tuan Dion lagi.
"Maaf Pa...ponsel Ak kehabisan Batrai ..." ucap Kirana terkekeh pelan .
"Kok Bisa... ?" tanya Tuan Dion heran.
"Berhari - hari Ak Lupa mengisi daya Pa.." ucap Kirana.
"Dasar anak malas..." ucap Tuan Dion dengan nada sayang .
"He he he maaf pa..Oh ya pa.. Ada apa Papa menelfon Ak...?" tanya Kirana lagi.
"Apakah Papa tidak boleh menelfon anak papa sendiri...?" ucap Tuan Dion dengan nada sedih.
"He he he...tentu saja boleh Pa.. Ak haya heran saja... Sebab biasanya Papa menelfon Ak jika ada kepentingan saja..." ucap Kirana Menggoda.
"Dasar anak nakal..." seruan kesal tuan Dion. Dan terdengar kekehan Kirana .
"Baiklah Papa hanya mau bilang kalau dua hari lagi kami akan berangkat ke Negara K . sampai di sana Mungkinan jam tiga sore Ka...jadi kau bisa menjemput kami kan...?" ucap tuan Dion.
"Baik Pa...tapi apakah Ak harus menyewa Mobil Pa...?" tanya Kirana.
"Tidak usah sayang...kau datang saja kebandara, Sebab kami akan di jemput oleh anak buah Papa. Kau meremehkan Papamu ini Ka...Kau tahu siapa papa kan.." jawab Tuan Dion.
"Iya Ak tahu Pa...papa adalah Bos Besar yang perusahaannya ada di mana- mana..." ucap Kirana memuji. Dasar orang Kaya narsis. Setahu Kirana Keluarga Max dan Keluarga Bastian merupakan saingan terberat didalam kekayaan. Bos Max Dion adalah pengusaha Nomer satu Di negara I sedangkan Keluarga Bastian pengusaha Nomer satu Di Negara K. Semua orang sudah tahu itu.. Bukan rahasia lagi tentang kekayaan kedua keluarga itu. Terdengar tawa tuan Dion .
"Bagaimana kalau anak buah Papa menjemputmu..?" tanya tuan Dion setelah berhenti tertawa .
"Papa... Bagai mana mereka akan tahu aku Pa.. Sedangkan papa sendiri belum tahu Ak..." goda Kirana .
"Benar juga katamu nak..? tapi kau bisa mengatakan di mana kau tinggal . biarkan supir menjemput mu..." ucap Pria di seberang.
"Tidak usah dech Pa...biar Kirana yang akan datang sendiri ke bandara..." ucap Kirana.
"Baiklah Papa dan Mama akan menantimu di bandara jawab tuan Dion.
"Aku akan berada di sana 30 menit sebelum kedatangan Papa dech..." janji Kirana .
"Baik kami akan menunggumu..." ucap Tuan Dion.
"Ya sudah Pa... Sudah larut malam, Kirana akhiri pembicaraan kita Ya pa... Selamat malam Papa.. " kata Kirana.
"Malam nak..." jawab tuan Dion.
Setelah menutup telfon, tuan Dion terlihat tersenyum lembut. Saat itulah terlihat wanita paruh baya masuk kedalam ruang kerjanya.
"Siapa yang menelfon Pa...?Ku lihat wajahmu bahagia.. " Ucap sang Istri sambil berjalan mendekat dengan membawa dua cangkir kopi.
"Putri Angkat Kita Ma..." jawab Tuan Dion.
"Ak... ?Ak menelfon Papa...!" tanya sang Istri.
"Benar... Dia akan menjemput Kita lusa . " jawab Tuan Dion.
"Kenapa papa tidak memanggilku... Aku juga ingin berbicara dengan dia..." ucap sang Istri.
Nyonya Irine sudah di beritahu oleh sang Suami kalau mereka akan mengangkat anak tapi sudah dewasa. Saat itu Nyonya irine sempat curiga. Mana ada orang mengangkat anak yang sudah berumur 17 tahun. Tapi setelah sang suami memberi tahukan pada nya siapa Ak. Dan juga menceritakan kisah hidup gadis itu, Nyonya irine sangat kasihan sekaligus marah pada keluarga gadis itu. Dia tidak pernah menyangka kalau ada orang tua yang tega membuang Putri sendiri dan Malah membela Putri Angkat mereka.
"Mereka itu bodoh atau tolol.. Membuang gadis jenius penuh dengan talenta seperti Ak. Atau mungkin putri Angkat mereka lebih jenius dari Ak...?" tanya Nyonya irine saat itu.
"Entahlah Ma... Tapi selama ini , Papa belum pernah mendengar ada anak gadis secerdas Ak. Papa tahu dan mengenal Ak sejak kecil...." kata sang Suami.
"Apapun Dia Mama setuju Untuk kedua Putra kita, mereka pasti setuju Pa..." ucap Sang Istri.
Dan benar saja..kedua putranya sangat setuju dengan perbuatan Papa mereka . Mereka setuju mempunyai adik angkat walaupun gadis itu sudah dewasa . Sebab mereka tahu. gadis itu adalah gadis yang telah membantu sang Papa di dalam mengatasi Perusahaan mereka. Mereka tahu gadis itu Gadis yang menghasilkan banyak uang untuk keluarga mereka. Walaupun mereka belum tahu wajah sang Adik, cantik atau jelek mereka Tidak tahu itu. Yang mereka tahu, Ak merupakan salah satu aset sang Papa yang sangat di manja oleh Papa mereka. Jikapun Ak jelek, mereka tidak perduli. Hitung- hitung sebagai balas budi atas jerih payah Ak dalam membantu sang Papa membesarkan perusahaan mereka .
"Kapan kita bisa bertemu dia Pa...?" tanya sang Istri.
"Kita akan bertemu dia dua hari lagi ma... Bersabarlah..."ucap Tuan Dion.
"Pa...apa Papa sudah tahu wajah Ak...?" tanya nyonya Irine lagi.
"Tidak Ma...tidak ada yang tahu wajah Ak.. Sejak Awal Ak bekerja dengan Papa hanya melalui telfon saja. Saat Guru besar Guang mengenalkan Papa untuk menyelesaikan masalah Proyek Papa. Kami hanya melalui telfon saja..." ucap Tuan Dion.
"Kok Bisa Pa..?" tanya sang Istri.
"Dia peretas Nomer satu di Dunia ini. Masih belum ada yang bisa mengalah kan dia. Jadi soal masalah Komputer jangan meragukan dia..." ucap Tuan Dion.
Setelah berbincang cukup lama di ruang kerja sang Suami, mereka segera beranjak untuk pergi tidur di kamar mereka.
Sedangkan di Kota K. Terlihat Kirana sedang berbaring berusaha untuk tidur. Dia membayangkan wajah tuan Dion yang pernah dia lihat di salah satu acara saat dia berada di Negara I. Di sana dia masih belajar dalam bimbingan Guru besar Guang Saat itu dia hadir pada acara itu bersama guru besar Guang . Dia yang masih berumur Sepuluh tahun dan tak ingin di kenali orang, meminta sang Guru untuk mengakuinya sebagai anak sahabatnya . tentu saja mereka percaya. Karena mana ada gadis berumur sepuluh tahun sudah menjadi seorang pemecah masalah dan heker kecil yang memiliki kecerdasan melebihi seorang Profesor. dan di sanalah Kirana bertemu dengan tuan Deon. Dia mengetahui kalau orang di depannya merupakan kliennya. Namun tuan Dion tidak mengenal Dia. Pria itu terlihat gagah dan tampan walaupun sudah berumur . Dan kini orang itu menjadi Ayah angkatnya. Kirana akhirnya tertidur karena memang sangat lelah. setelah melakukan operasi tadi siang dan juga mengajak sang guru keliling kota .
Ke esokan harinya, Kirana bangun seperti biasa. olah raga keliling taman. Dan jika Dia bertemu dengan kelompok Jordan dia akan berlatih sebentar dengan mereka . Namun beberapa hari ini mereka tidak bertemu , kata Jordan dia akan mengajak Kirana berlatih. Namun sampai sekarang Mereka belum memberi kabar padanya . Sebenarnya kirana tidak enak hati dan ingin bertanya. Diapun juga memiliki Nomer kontak Jordan. Namun Kirana tidak enak hati jika harus menghubungi dia terlebih dahulu untuk menanyakan masalah itu. Takutnya Jordan salah sangka.
Setelah berkeliling taman beberapa kali . Kirana segera kembali ke Apartemennya. Ketika sampai di Apartemen , Dia segera membersihkan Apartemennya serta membuat masakan untuk dirinya sendiri . Hari ini Sekolah sudah mulai masuk . Dan dia tak ingin telat . Setelah membuat makanan sederhana, Kirana segera mandi dan segera bersiap untuk berangkat sekolah.
Karena hari pertama Sekolah, Kirana membawa satu buku dan alat tulus yang dia masukkan kedalam tas sekolahnya. Setelah sarapan pagi, dia segera berangkat . Sekolahan yang letaknya dekat dengan Apartemen miliknya, Kirana berencana jalan kaki sekalian olah Raga.
Dan saat dia keluar dari gerbang Apartemen, dia melihat seorang Pria yang sudah lama tidak dia temui. Kakak ketiga dari keluarga Kandungnya. Pria periang tapi agak cuek padanya. Beda jika ada di depan Jeni. Terlihat dia berdiri di depan mobil miliknya dengan gagah. Kirana Tidak kaget. Dia memakluminya, semua Saudaranya memiliki wajah yang tampan .
Saat melihat Kirana keluar dari Pintu Gerbang Apartemen , Frederik mendekati sang adik. Dengan riang Dia menyapa gadis cantik itu dengan lembut.
"Hay..apa kabar..?" sapa Erik dengan ramah. Kirana berhenti berjalan , Dia Menatap Erik dengan tatapan dingin dan aneh . tak lama dia berkata.
"Tuan Muda Ketiga Keluarga Xio...apakah anda akan menangkap Saya...?maaf...tapi saya tidak mencuri barang keluarga anda..." ucap Kirana dingin.
Mendengar ucapan Kirana, Erik yang sudah menyiapkan hati untuk sikap Kirana yang pasti dingin. Merasakan sakit hatinya saat kenyataan itu terucap dari mulut sang adik kandung yang tak pernah mereka anggap itu.
"Rana... Kenapa sikapmu seperti itu pada kakak...aku kakakmu dek..." ucap Erik lembut.
"Adik..? Waaa...pasti tuan muda ketiga pasti lupa ingatan ya..?ups maaf... Maksud saya lupa siapa saya..Maaf tuan muda,.saya bukan Jeni adik kesayangan tuan muda...sekali lagi saya minta maaf tidak bisa menemani tuan muda...Saya harus sekolah.. " ucap Kirana lalu berjalan melanjutkan langkahnya.
"Dek...maafkan Kakak..?" ucap Erik tersedak karena menahan air mata yang akan keluar. Hatinya sakit melihat keacuhan sang adik. Dia menatap Kirana yang berjalan menjauh tanpa memperdulikan ucapannya. Erik mengejar dan memegang tangan Kirana.
"Dek...maafkan kami...apakah kau tidak merindukan kami lagi..."
"Tidak...!" ucap Kirana sambil menatap tangan Erik yang menggenggam lengannya. Merasakan tatapan dingin pada tangannya, Erik melepaskan lengan Kirana.
"Ranaaa....!" terdengar seruan dari seseorang. Dan ternyata Emi berada di atas mobilnya sedang memanggil Kirana. Setelah melihat Emi., Kiran menatap kembali pada Erik.
"Maaf tuan muda Xio...aku sudah lelah mengharapkan Cinta kalian. Aku menyerah ....dari awal kita tidak ada ikatan, sekarangpun tidak . lebih baik seperti itu. Dan aku harap kedepannya siapapun dari keluarga Xio tidak akan mengganggu ku..selamat tinggal..." ucap Kirana lalu berjalan kearah Emi yang menunggu di atas mobilnya.
Mereka segera meninggalkan Erik yang tertegun menatap kepergian Kirana. Setelah mobil Emi menjauh, Erik menghela nafas berat. Ada rasa sakit, teramat sakit mendengar ucapan Kirana tadi . perasaan kehilangan menghujam hatinya. Masih teringat dalam pikirannya. Saat dia sakit panas awal Kirana datang. Sang ibu yang pergi bersama Papanya untuk mengantarkan Jeni melihat konser Pianis muda Kingsan yang merupakan Pianis Nomer satu di beberapa negara Termasuk Negara K. Membuat rumah hanya menyisahkan kakak pertama dan Kirana. Sedangkan Kakak kedua mengikuti Seminar selama tiga hari. Dan adik ke empat sedang Syuting di luar kota. Membuat Kirana selama dua hari menunggui dan merawat sang Kakak yang ada di rumah sakit sendirian. Namun saat hari ketika dia sembuh dan dalam masa pemulihan , Sang Ibu baru datang bersama Ayah dan Jeni. Namun betapa jahatnya Dia, setelah mereka datang Erik bagai lupa siapa yang merawat Dia. Dia bercanda dan berbincang dengan Ibu dan Jeni. Sedangkan Kirana yang tidak di perdulikan perlahan pulang dengan jalan kaki karena dia tidak memiliki uang. Sedangkan rumah dan Rumah sakit cukup jauh. Dan saat itu musim dingin. Ke esokan harinya Erik pulang kerumah . Saat itupun Dia sudah lupa akan keberadaan Kirana . Paginya saat dia mau berangkat kerja dia berpapasan dengan Bibi Feng yang pulang dari Luar. Dan dari Bibi Feng lah Erik tahu kalau Kirana sakit demam tinggi setelah kembali dari rumah sakit dengan jalan kaki. Saat itu ada keterkejutan di hati Erik, juga ada sedikit penyesalan. Tapi kembali ke semula, dia tak perduli. Dan kini semua ada balasannya. Sang Adik telah menyerah pada mereka. Dan tak ingin mengenal atau apapun tentang keluarga Xio. Erik masuk kedalam mobilnya dengan wajah sedih. Sedangkan Kirana dan Emi masih dalam perjalanan menuju sekolah yang dekat dengan Apartemen Kirana
"Itu kakakmu Erik Kan...?" tanya Emi.
"Hmm.." angguk Kirana.
"Untuk apa dia menemuimu..?" tanya Emi dengan nada kesal.
"Meminta maaf..." jawab Kirana Cuek.
"Kau memberi maaf...?" tanya Emi.
"Tentu saja tidak...aku sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan mereka..." ucap Kirana.
"Bagus Ran...aku masih sebal dengan mereka. Apalagi dengan kakak tertuamu itu. Dengan seenaknya dia menghukum dirimu tanpa penyelidikan terlebih dahulu. Egois dan tak adil..." ucap Emi kesal.
Tak terasa mobil mereka telah masuk parkiran sekolah. Dengan segera mereka turun dari Mobil , Sebab mereka berdua telah mendengar suara bel masuk berbunyi.
"Tumben baru masuk sekolah pagi- pagi sudah di suruh masuk.." ucap Emi sambil berjalan di sebelah Kirana.
Seingat Kirana di masa lalu, hari ini merupakan pengumuman akan di laksanakannya olympiade Fisika di SMA Taruna 2 dan hari ini juga di pilih murid yang akan mengikuti Lomba olympiade fisika. Kirana ingat itu karena Jeni yang bahagia menjadi salah satu pesertanya . kebahagiaan itu dia bawa sampai di rumah. Dan di saat mereka sedang berkumpul dan Jeni mengumumkan kalau dia termasuk salah satu peserta Olympiade, saat itu juga Kirana di hina oleh kedua orang tuanya. Dan saudaranya menatap dengan tatapan meremehkan. Hari ini mungkin Jeni juga akan ikut. Karena dia termasuk sepuluh besar murid terpandai di Sekolahan ini. Kirana dan Emi segera masuk kedalam kelas. Dan tenyata teman dan sahabatnya sudah datang. Terlihat Hanyu tertawa saat melihat Kirana masuk kedalam kelas . begitu juga dengan Wang Seng . mereka segera menghampiri Kirana.
"Bos...kenapa selama liburan kau tidak menelfonku.. Apakah kau pergi keluar Negri..?" Tanya Wang Seng.
"Hey...apakah kalian tidak salah omong... kalian yang melupakan aku..!"seru Kirana kesal sambil memukul kepala Wang Seng pelan .
"He he ..maaf Bos... aku mendapat tugas dari Ayah..." ucap Wang Seng.
"Ayahmu sudah baik dengan mu..?" tanya Kirana . Terlihat Wang Seng mengangguk dengan senang.
"Baguslah...aku ikut bahagia..." merekapun duduk di bangun belakang untuk menceritakan pengalaman mereka saat liburan. Hingga akhirnya terdengar pengumuman kalau anak- anak di harapkan untuk berbaris di halaman sekolah.
Saat mereka sudah berbaris rapi di halaman sekolah . Barulah Kepala sekolah mengumumkan kalau dua minggu lagi akan diadakan olympiade Fisika yang akan di selenggarakan di SMA Taruna 2. dan para peserta yang di kirimkan hanya ada enam anak saja.
"Jadi kalian bisa lihat di papan pengumuman siapa saja yang akan di kirim kesana...bapak harap bagi mereka yang terkirim bisa mulai belajar dengan Rajin " ucap Kepala sekolah dengan wajah tenang.
Terdengar keramaian di barisan para murid. Mereka mulai membicarakan siapa saja yang akan maju menjadi peserta olympiade di SMA Taruna Dua. Setelah mendapat nasehat dari Kepala sekolah , Guru Fisika yang bernama pak Song memberitahukan kalau dia yang akan mengawal Anak- anak ke Sekolah SMA Taruna 2 bersama pak In Hai guru Fisika kelas XI. Setelah pengumuman selesai. mereka bubar dan berjalan menuju papan pengumuman yang ada di depan ruang kantor guru. mereka segera melihat siap saja yang akan di kirim ke olympiade itu. dan ternyata juara satu sampai enam yang bisa pergi. Salah satunya adalah Kirana. Dan si cantik Jeni tidak ikut.
Kirana bisa melihat kekecewaan di wajah gadis itu. Hingga terlihat matanya merah menahan tangisan. Melihat itu ada senyum tipis di bibir Kirana.
"Aku ingin tahu , apakah kau bisa mengikuti semua kebanggaanmu dulu.." batin Kirana.
Tiba - tiba terdengar suara dari pengeras suara sekolah kalau para murid yang ikut dalam Olympiade harus berkumpul di ruang guru.
"Ran...pergilah..kami percaya kau akan membanggakan sekolah ini..."ucap Wang Seng.
"Benar Ran... Kami percaya itu..." ucap Hanyu.
"Dan kami akan selalu mendukung dirimu..." lanjur Emi.
"Baik aku pergi..." ucap Kirana lembut dan akhirnya berjalan kearah ruang guru. Dan di perjalanan dia bertemu dengan Jordan dan Reza. Ada tatapan jijik di mata Reza saat melihat Kirana. Sedangkan Jordan terlihat tertawa melihat Kirana.
"Hay Ran.. Apa kabar...?" ucap Jordan Gembira.
"Baik.. Lama kau tidak kelihatan Jo..." ucap Kirana .
"Aku baru pulang kemarin mengantar Mama.." ucap Jordan pelan.
"Oh ..aku fikir kalian terlalu sibuk latihan..." ucap Kirana.
"Tidak .. Latihan baru mulai di lakukan dua hari lagi. Kau bisa ikut kan..?" tanya Jordan.
"Tentu... Bukankah aku sudah janji pada kalian..." jawab kirana.
Kedekatan Kirana Pada Jordan membuat Reza yang sejak tadi menatap keduanya terlihat mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia tidak pernah menyangka Kirana semakin Populer di antara para murid.
Tak terasa mereka sampai di depan ruang kantor guru. Segera ke enam murid masuk kedalam ruangan yang terlihat banyak guru berada. Mereka di beritahu untuk segera ke meja tempat guru Song berada. Sesampainya di tempat guru Song, ternyata guru Song hanya memberitahu materi yang harus mereka baca dan di pelajari. Dan guru juga memberi pengarahan pada mereka. Setelah itu mereka di perbolehkan kembali ke kelas mereka masing- masing .
maaf sekian dulu ya...aku lanjut besok lagi.
Jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu.
Bersambung
semangat kk💪💪💪