Mutiara Sang CEO

Tiara meninggalkan mobil Alex dengan hati yang begitu sakit, ucapan Alex begitu menusuk hati nya. Tapi bagaimana pun Tiara tidak bisa berbuat apa - apa untuk membuktikan semua nya, karena berita yang sudah beredar di grub sekolah memang benar adanya. Sekali pun kejadian yang sebenarnya tidak seperti itu.

"Ssh..." Tiara mendesis saat merasa jika perut nya sedikit nyeri karena terlalu lelah. Wanita itu sesekali mengusap perut nya dan kening nya yang berkeringat sambil berjalan ke arah tepi jalan untuk beristirahat.

Setiap gerak gerik Tiara tidak luput dari penglihatan Alex di dalam mobil. Lagi - lagi hati Alex merasa nyeri dan sakit saat melihat Tiara seperti itu.

"Kenapa dengan hati ku ini, mengapa terasa sangat sakit sekali melihat dia seperti itu," batin Alex menatap nanar tubuh Tiara yang perlahan menghilang dari pandangan nya.

Mobil Alex pun melaju kembali setelah lampu merah menyala.

**

"Huft...." Tiara membuang nafas nya perlahan setelah sampai di halte bus. Dia duduk bersandar di tiang halte bus. Pikiran nya terus terbayang dengan ucapan Alex tadi.

"Tiara...." sapa Nadia yang seketika membuyarkan lamunan Tiara.

Tiara menengok ke arah sahabat nya, dengan mata yang masih berair. Dia langsung menyandarkan kepala nya di bahu sahabat nya itu. Nadia yang seakan sudah paham langsung mengelus rambut sahabat nya itu. Karena setiap Tiara merasa lelah atau sedih pasti dia akan melakukan hal itu.

"Ada apa Ra..." tanya Nadia pelan.

Tiara hanya menggelengkan kepala nya sembari berkata," tidak ada apa - apa Nad, aku hanya sedikit lelah saja," bohong Tiara.

"Aku kenal kamu sudah lama Ra, dan aku tahu kamu sekarang sedang tidak baik - baik saja, apa semua itu karena pengendara mobil mewah tadi?" selidik Nadia dengan tatapan yang serius.

Ternyata Nadia sejak tadi memperhatikan Tiara yang sedang berjualan di dekat mobil mewah. Nadia memang tidak tahu pasti apa yang terjadi di sana, karena posisi Nadia saat itu lumayan jauh dari Tiara. Ada beberapa kendaraan lain yang menghalangi nya, akan tetapi dia bisa menebak jika sahabat nya itu mendapat perlakuan yang tidak baik dari pengendara itu karena Nadia sempat melihat tangan penumpang mobil mewah itu melempar uang dari jendela dan saat Tiara memunguti uang tersebut Nadia juga mengetahui nya.

Nadia ingin menghampiri Tiara saat itu, cuma dagangan dia sedang banyak yang membeli. Jadi dia hanya bisa melihat nya saja dari jauh.

"Benar kan Ra...kamu mendapat perlakuan tidak baik dari pengendara itu?"

"Huft...." Tiara menghela nafas nya.

Mau tidak mau akhir nya Tiara menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Nadia. Mendengar cerita sahabat nya itu membuat Nadia menjadi geram, dia menyesal kenapa tadi membiarkan Tiara sendirian saat berjualan.

" Kamu yang sabar ya Ra...jangan terlalu dipikirkan, kasihan bayi yang ada di perut kamu jika ibu nya sedih dia juga akan merasakan hal yang sama kan? mulai besok kamu pokok nya stay di toko saja, biar yang lain nya menggantikan mu berjualan di jalan. Aku tidak mau kamu mendapat perlakuan seperti itu lagi, dan aku juga tidak mau jika kamu sampai kecapean nanti nya," ucap Nadia sambil memeluk sahabat nya itu.

Tiara hanya menganggukkan kepala nya, yang di katakan Nadia memang benar ada nya. Sekarang dia tidak boleh egois dengan hanya memikirkan diri nya saja. Akan tetapi ada nyawa lain dalam tubuh nya yang harus dia pikirkan juga saat ini.

"Ra....kamu merasa tidak kalau perut kamu itu besar banget seperti sudah hamil sembilan bulan saja. Padahal kan usia kandungan kamu baru tujuh bulan kan" kata Nadia seraya menggandeng tangan Tiara saat berjalan melewati trotoar.

"Iya tah...aku merasa kehamilan ku ini wajar - wajar saja."

"Benarkan Ra...tadi salah satu pembeli roti ku itu ada yang hamil tujuh bulan juga sama seperti mu, akan tetapi perut nya tidak sebesar punya mu Ra. Kandungan kamu itu seperti bukan cuma ada satu bayi di dalam nya, jangan - jangan kamu hamil anak kembar lagi. Kamu tidak ada niatan untuk periksa ke dokter gitu, jadi biar bisa tahu kondisi kehamilan kamu Ra."

"Pengen sih...tapi kamu tahu sendiri kan, biaya periksa ke dokter kandungan itu mahal Nad. Sedangkan aku harus berhemat supaya bisa menabung untuk biaya persalinan ku nanti nya," ujar Tiara.

"Kamu bisa pakai uang tabungan ku dulu kok Ra."

"Nad...kamu sudah terlalu banyak membantu ku selama ini, lagian tabungan kamu itu kan untuk biaya berobat ayah kamu di kampung. Aku tidak ingin merepotkan kamu terus. Coba saat aku periksa lagi di puskesmas nanti akan aku tanyakan pada Bu bidan, apa benar aku hamil anak kembar."

Nadia menganggukkan kepala nya, mereka berjalan menyelusuri jalanan pulang ke toko dengan di selingi candaan. Sesekali mereka tertawa lepas, karena candaan receh yang Nadia lontarkan.

**

Sepanjang perjalanan pulang pikiran Alex selalu terpusat pada Tiara terus. Bahkan saat Jesika mengajak nya mengobrol dia tidak memperdulikan nya sama sekali.

"Jadi benar berita yang beredar di grub sekolah jika wanita itu hamil di luar nikah akibat perbuatan buruk nya, cih....aku tidak menyangka dulu pernah menyukai wanita mu***n seperti nya," batin Alex jijik.

Setelah mengantarkan Jesika ke apartemen nya dia langsung menuju ke Mansion nya karena sedari tadi sang mama sudah menghubungi nya. Awal nya Jesika merengek supaya Alex mau mampir ke apartemen nya. Akan tetapi laki - laki tampan itu menolak nya, mana mau dia bertamu ke apartemen Jesika yang notabene tidak ada satu pun orang di sana. Jesika selama ini memang tinggal sendirian di apartemen, dia enggan tinggal bersama kedua orang tua nya dengan dalih ingin hidup mandiri, lebih tepat nya ingin hidup bebas.

**

Hari - hari Tiara dilalui seperti biasa tidak ada yang istimewa bagi nya. Dia juga masih menjalankan rutinitas nya bekerja di toko roti Bu Salma. Cuma sekarang toko roti itu sudah ramai kembali sehingga dia dan karyawan lainnya tidak menjajakan roti tersebut di jalanan lagi.

Semenjak kejadian di jalan itu, Tiara dan Alex tidak pernah bertemu kembali. Tiara sudah bertekad untuk menghapus semua perasaan nya pada Alex karena dia sadar diri dengan kondisi nya sekarang. Yang terpenting bagi Tiara saat ini adalah bagaimana cara nya dia membesarkan kedua anak nya nanti. Benar yang dikatakan Nadia, setelah melakukan pemeriksaan di dokter kandungan atas rekomendasi bidan yang menangani Tiara dia memang sedang mengandung bayi kembar dengan jenis kelamin laki - laki dan perempuan.

Sedangkan Alex memutuskan menetap di Amerika. Entah karena apa dia terlalu malas untuk tinggal di Indonesia.

"Auws.....perutku kenapa sakit sekali..."