NovelToon NovelToon
Pura-Pura Di PHK

Pura-Pura Di PHK

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:74.7k
Nilai: 5
Nama Author: DvaMlny

Terlahir dan tumbuh di pantai asuhan membuat Rani begitu mengharapkan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Pertemuan dengan sosok laki-laki yang bernama Arka, membuat Rani merasakan dekapan hangat dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya ratu di hidupnya.

Namum, seiring waktu berjalan sikap Arka dan keluarga membuat Rani seakan tertekan. Tapi pernah mereka mengerti apa keinginan Rani, yang mereka tahu hanya uang saja.

Akankah kehidupan rumah tangga Rani akan berjalan dengan lancar? Atau sebaliknya.

Jangan lupa ikuti keseruan novel ini dan support.

Terimakasih 💙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DvaMlny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9-Menemukan Sesuatu

Udara segar di pagi ini membuat Rani sedikit merasakan rileks, perdebatan malam tadi membuat moodnya buruk. Apalagi jika mengingat ucapan mereka tadi malam yang hanya mampu menorehkan luka menganga di hatinya.

Ditatapnya sekeliling kamar yang telah menemaninya selama tiga tahun ini. Rani tersenyum tak kalah mengingat kebersamaan mereka yang penuh dengan canda dan juga tawa. Ingatan tentang saling menjaga satu dengan yang lainnya.

Namun, nyatanya ingatan tentang kebersamaan mereka hanya sebatas kenangan yang tidak akan terulang kembali. Kenangan yang seharusnya dikubur dengan kenyataan pahit yang menghampirinya.

Ku tutup mata dan menghembuskan nafas panjang, perasaan sesak kembali datang secara tiba-tiba. Aku tertawa terbahak-bahak merutuki kebodohan diri ini, andai aku tak termakan kata manisnya mungkin kehidupan menyakitkan tak akan terulang kembali.

Ting…

Terdengar bunyi pesan masuk di ponselku. Ku ambil benda pipih di meja sampingku. Saat aku buka ternyata buka WhatsApp ku yang menerima pesan, melainkan WhatsApp Mas Arka.

Jiwa kepoki seakan-akan meronta-ronta untuk melihat isi dari pesan tersebut. Saat aplikasi berlogo gagang telepon kubuka, tampak pengirimannya dari selingkuh Mas Arka.

[Mas Sayang, jangan lupa ya hari ini kerumah. Aku udah kangen banget nih, sekarang Ibu dan juga Bapak sudah di rumah. Jangan lupa bawa sertifikat dan juga BPKB mobil kamu ya, Mas. I Love You.] bunyi pesan sih ulat bulu.

Mulutku menganga membaca pesan yang dikirim oleh selingkuhan Mas Arka. Tak habis pikir bisa-bisanya ia meminta sertifikat dan juga BPKB mobil. Namun, yang aku herankan sertifikat rumah siapa, tidak mungkin sertifikat rumah ini?

[Sertifikat rumah yang kamu beli satu tahun yang lalu sudah atas nama aku kan, Mas?]

Tunggu, apa maksud sih ulat bulu ini? Apa mungkin Mas Arka membeli rumah tapi tanpa memberitahu aku. Lalu uang dari mana? Kepalaku pusing memikirkannya, baru saja bangun tidur tapi sudah disuruh mikir.

“Lebih baik aku geledah saja kamar ini, pasti aku menemukan sesuatu yang disembunyikan Mas Arka,” gumamku turun dari ranjang.

Aku buka satu persatu lemari yang ada di kamar, tak aku lewatkan sedikitpun lemari maupun di kolong ranjang. Namun, anehnya aku tak menemukan surat-surat berharga yang disembunyikan Mas Arka. Aku terduduk lelah sambil menyenderkan badan yang terasa pegal ini. Saat aku terduduk lelah tanpa sengaja mataku menatap permukaan keramik yang tampak berbeda.

Aku perhatikan baik-baik setiap keramik yang ada, tapi cuman keramik ini saja yang permukaannya berbeda. Dengan penuh penasaran ku congkel keramik yang tampak rata dengan gunting. Saat keramik sudah terlepas ku gali permukaan tanah yang tampak menyembur tersebut.

Saat tanah yang digali tinggal sedikit terlihat bungkus plastik berwarna hitam menyembul di balik tanah. Perasaan kepo semakin merajalela, saat aku tarik tampak berat terasa.

Plastik hitam yang cukup besar ku angkat ke atas, saat aku membuka bungkusan plastik mataku melotot melihat sertifikat yang aku cari ternyata berada di dalam ini.

Seketika kepala ini menggeleng melihat begitu liciknya Mas Arka. Ku periksa satu persatu temuan tadi, ada beberapa kwitansi di dalamnya salah satunya pembelian satu sepeda motor merek Honda. Lagi dan lagi aku di buat tercengang dengan apa yang aku temukan hari ini. Saat aku buka sertifikat rumah yang dibeli Mas Arka secara diam-diam yang terletak tak jauh dari rumah mertuaku.

Tanganku terkepal ingin sekali memukul suami licikku ini, bisa-bisanya selama ini aku tertipu akan kebaikan mereka. Namun, beruntung saja Tuhan menunjukkan semua keburukan mereka. Ku ambil sertifikat rumah, BPKB mobil dan motor. Aku harus mengamankan semua ini dari para benalu. Setelah selesai membereskan semua kekacauan terdengar ketukan pintu kamar, mungkin saja Mas Arka.

Tok..

Tok..

Tok..

“Rani buka pintu,” panggil Mas Arka.

Ceklek. Saat pintu kubuka tampak Mas Arka tak menatapku. Aku pun tak ambil pusing dengan sikapnya.

“Tumben kesini, Mas?”

“Ada yang mau aku ambil, tapi kamu keluar dulu,” ujar Arka melangkah memasuki kamar.

“Mengapa aku harus keluar? Kalau memang ada yang mau di ambil, ambil saja Mas. Aku nggak akan ganggu kok.”

“Nggak bisa, pokoknya kamu harus keluar dulu dari kamar. Lagian ini kamar aku,” bentak Arka. Ia mendorong Rani keluar dari kamar dan menguncinya dari dalam.

Rani terkekeh melihat sikap Arka seperti itu, pasti dia akan mengambil barang-barang yang ia sembunyikan selama ini. Silahkan cari sampai lebaran monyet Mas, kamu nggak akan menemukannya.

“Lebih baik aku ambil kunci mobil, kalau minta langsung nggak akan di kasih. Lagian aku yang membeli mobil itu, memang bodoh kamu ini Rani … Rani.”

Ku tatap kiri dan kanan untuk memastikan jika aksiku tak diketahui oleh mereka. Serasa aman ku langkahkan kakiku ke dalam kamar tamu dengan pelan dan menutupnya dengan pelan juga. Terlihat kamar begitu berantakan dan banyak bungkus makanan, aku bergidik ngeri melihatnya.

Aku ambil dengan cepat kunci mobil dan menyembunyikan di dalam bajuku dan berlalu pergi dari kamar ini.

Ku langkahkan kaki cepat ke arah luar dan duduk di bawah pohon mangga yang buahnya tampak lebat.

“Eh Mbak Rani, nggak kerja?” tanya Bu Salma.

Aku tersenyum dan menggeleng kepala. “Nggak Bu. Lagi pengen di rumah saja,” ujarku.

“Memang seharusnya begitu Mbak, lagian sudah menikah suruh Arka saja yang kerja dari pada nongkrong sana sini nggak jelas,” cibir Bu Salma.

Ia kesal dan juga kasihan melihat Rani yang luntang-lantung mencari uang sedangkan mereka menghamburkan uang saja.

“Iya Bu, saya sudah capek kerja terus biarkan saja Mas Arka yang kerja.”

“Nah kalau itu Ibu dukung, Ran. Ya sudah Ibu pergi dulu ya, kapan-kapan kita cerita lagi,” pamit Bu Salma berlalu pergi.

Pranggg…

Terdengar benda pecah dari dalam rumah. Bergegaslah aku berlari ke dalam dan melihat kekacauan seperti apa yang terjadi di dalamnya.

Keramik yang aku temukan pagi tadi tampak pecah berkeping-keping. Terlihat di sudut kamar Mas Arka menunduk dengan pandangan kosong. Mertuaku datang dengan mimik wajah khawatir.

“Arka ada apa? Mengapa keramik bisa pecah.”

Arka menoleh ke arah kami tapi tatapan matanya mengarah ke arahku. Aku pura-pura kebingungan melihat tatapannya.

“Rani, apa kau yang telah membongkar keramik di sudut kamar?”

Aku menunjuk diri sendiri memastikan jika pertanyaan memang untukku. Arka mendengus melihat Rani seperti itu.

“Iya kau siapa lagi!”

“Untuk apa aku membongkar keramik itu, Mas? Nggak ada yang penting kan, apa jangan-jangan kau menyembunyikan sesuatu selama ini?” tanyaku memutar balik fakta.

Arka terdiam membisu mendengar tuduhan Rani. Ia bingung harus menjelaskan seperti apa, jika berkata jujur pasti Rani meminta bagian barang yang selama ini dikumpulkan secara diam-diam.

“Udahlah nggak usah banyak tanya! Lagian nggak penting juga,” ketus Arka berlalu pergi dari kamar dan disusul oleh mertuaku.

Aku tertawa melihat ekspresi kebingungan Mas Arka.

Bersambung..

Next?

1
Rehaan Aamir
Novel apa She Nhe AMBURADUUUUULLLL Amaaatt Jln Crt Nya🤔🤔🤔🤔
Rehaan Aamir
Pusiiiiiiinggg Bacanya....Sebenarnya Yg Monolog Itu Siapa She....Kadang Rani Kadang Mertuanya....
ArlettaByanca
Suka merasa aneh seolah paket lengkap aja laki2 ga kerja/ga jelas kerjanya berikut tukang selingkuh....
Lucy
penyesalan Arka hanya sebatas ujung kuku... kok gak kapok sih?
Alfin
Luar biasa
Anhy Salewa
jual saja ibu sandra d kandang buaya biar mampus nih tuir
Anhy Salewa
bu sandra sadar diri napa udh tuir
Anhy Salewa
hahhahhha
Anhy Salewa
bosan ceritax kpn kelar tdk ada kemajuan cuma muter"
Anhy Salewa
nyonya Arka kerre Mokondo mkn tuh siska bikin aebel aja
Anhy Salewa
hahhahha ambil tuh mokondo
Anhy Salewa
ceraikan saja Rani juga suka
Anhy Salewa
astaga itu parahx menikah sama penagngguran
Anhy Salewa
dsar bnalu
Lina mfkr
/Kiss/
V'marbe
seru😘
Ririn Santi
mana bisa orang macam arka sadar, otaknya udah geser permanen, Krn dr awal mmg dia gak paham tanggungjawab sbg suami, terlalu keenakan berapa di zona nyaman
Arieee
si arka 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
Dian Soedarminto
yach...kirain crita ini sudah tamat
🫢
DvaMlny: Masih ada kelanjutannya ya Kak🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
plg yg datang pengacaranya
😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!