Demi impian dan karirnya , Fira sudah sangat berusaha mencapai tujuannya tapi keadaan memang tidak berjalan semestinya . Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya Fira mengalami insiden yang mengubah 180 derajat kehidupannya.
Ketika malam pesta wisuda mereka mahasiswa dari fakultas kedokteran menghampirinya untuk menyatakan cinta tapi Fira si gadis desa hanya menganggap itu candaan belaka . Fira dan lelaki ganteng itu hanyalah teman baginya tidak lebih dari itu apalagi jika sampai tahap untuk hubungan asmara , mereka sangat tidak cocok' ungkap Fira menolaknya.
Pesta itu terus berlanjut hingga kearah yang lebih ekstrim salah satu dari mereka ternyata membawa minuman keras dan itu beralkohol tinggi.
Tidak ingin ketinggalan oleh teman-temannya Fira pun ikut mencobanya. Ketika mereka sudah mabuk berat dah berhambus pulang Fira sedang tidak sadarkan diri dan terbaring disalah satu kamar hotel tempat acara mereka .
Tanpa tahu jika kamar itu sudah ada pemiliknya...
Happy Reading gaes !!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Haryadi Group
Ghama masih menunggu kabar yang akan dibawakan Jihan. Asistennya itu sedang menghubungi Chika Delfira, adik yang diperkenalkan Kaylan dan Dylan. Jihan menelfonnya untuk mengatur pertemuan mereka. Ghama meminta bertemu di luar, karena dia tidak memiliki niatan untuk pulang ke rumahnya sementara waktu ini. Lelaki 27 tahun itu ingin berada di apartementnya disebelah rumah Fira.
Ketika pintu ruangannya terbuka, Ghama lekas menoleh dia mengharapkan jika saja yang tiba adalah Jihan tapi ternyata Rio sekretarisnya. Lelaki itu mendekati Ghama.
"Tuan, meeting kita hari ini tidak bisa ditunda lagi. Anda harus meeting sekarang juga, para staf lainnya dan juga teman kerja sama anda sudah menunggu" ucap Rio memohon padanya.
Dia sudah lelah jika harus memikirkan banyaknya alasan agar menunda meeting mereka. Direktur utama Haryadi Group itu inginkan Fira ikut campur dalam meeting tersebut, barulah Ghama akan memulai meeting mereka.
"Yasudah baiklah. Atur saja seperti biasa, kamu wakili aku memimpin rapat, ikuti saja arahan sutradara Tomy" titahnya meminta Rio pergi.
"Tapi bos.." ucapannya terjeda.
"Lakukan saja seperti perintah ku. Jika ada yang penting laporkan padaku Via e-mail" sambungnya menyalip perkataan Rio.
Lagi-lagi Rio ingin mengeluh padanya, tapi tatapan tajam Ghama menghunus padanya. Seketika tubuh Rio gemetar, dia jadi tidak bisa menolak permintaan Ghama. "Kerjaanku bertambah lagi.." ucapnya dalam hati sembari meninggalkan ruangan Ghama.
Tap tap
Seseorang kembali memasuki ruangan Ghama, kali ini bukan Rio melainkan Jihan yang sedang dia tunggu.
"Tuan Ghama" sapa Jihan ketika memasuki ruangannya.
Ghama menatapnya, "Apa sudah diatur?" tanya dia.
"Seperti permintaan anda tuan, pertemuan kalian diijinkan tuan Kaylan. Katanya non Eva yang meminta bertemu Anda" sahut Jihan.
...-...
Apartemen Fira
Sore harinya, sikembar Vino dan Vina menunggu kedatangan ibunya. Fira belum juga pulang ketika jam pulang Bu Arin sudah hampir tiba. Pengasuh sikembar itu sudah sangat gelisah dari tadi karena takut anaknya dirumah sedang menantikan dirinya. Dia ingin pulang tapi takut meninggalkan sikembar hanya berdua dirumah itu.
"Bu Arin pulang saja Nana gak papa kok, sekarang bang Vino juga udah bisa jagain Nana" ucap Vina saat melihat Bu Arin sedang gelisah.
"Tapi Ibu tetap tidak tenang meninggalkan kalian berdua saja" kata Bu Arin yang masih saja gelisah.
"Ibu pergi saja, Vino bakal jagain Nana" ucap bocah kecil yang juga memperhatikan langkah Bu Arin.
"Kalian benaran tidak apa-apa?" tanya Bu Arin.
Sikembar non- identik itu mengangguk bersamaan. Mereka mengantarkan kepergian Bu Arin hingga di depan rumah. Akhirnya sikembar itu bisa bebas melakukan hal yang sedari tadi ingin mereka lakukan. Mencari tahu tentang Ghama.
"Kamu benar-benar menyukainya?" tanya Abang kembar Vina itu padanya.
"Tentu saja, om Ghama kan baik, Ganteng mirip bang Vino, terus dia juga kaya" gadis kecil itu menyahuti Abang kembarnya dengan sangat-sangat yakin.
"Abang liat laptop bubu gak? Kok dimeja kerjanya bubu gak ada ya..." ucapnya tengah mencari keberadaan laptop ibunya.
"Mungkin didalam lemari, cari saja disitu" pekiknya menyahuti pertanyaan Vina.
Gadis kecil itu membongkar lemari ibunya, kardus yang diberikan Bu Andin pun dia bongkar. Akan tetapi benda persegi yang ia cari tidak dia temukan. "Dimana bubu taruh ya" pikirnya masih terus mencari.
Cekleek
Pintu rumah mereka terbuka, Fira memasuki rumah itu dengan sempoyongan. Vino yang kebetulan duduk disofa berteriak memanggil adiknya jika ibu mereka sudah kembali. "Ibu kenapa begini?" tanya Vino sambil memapah Fira duduk.
Masa bodoh dengan barang-barang didalam lemari ibunya, gadis kecil itu berlari keluar mendatangi ibu dan Abang kembarnya. "Bubu kenapa kotor, bubu abis jatoh?" tanya dia duduk disebelah ibunya.
"Bang Vino cepetan airnya" teriak Vina menunggu kedatangan Vino.
Setelah mendudukkan ibunya disofa, wanita cantik itu meminta di ambilkan segelas air. Dia terlalu lelah untuk berjalan sendirian hingga meminta pada anak lelakinya.
"Ini airnya Bu" ucap Vino menyerahkan segelas air pada ibunya.
Fira langsung menenggak cairan tidak berwarna tersebut hingga tandas. Dia mengatur nafasnya lalu memeluk kedua anaknya. "Beruntung kalian tidak apa-apa" ujarnya.
Sekitar 1 jam yang lalu Fira dan pak Edo berhasil lolos dari kejaran anak buah Johan. Mereka berlari terpisah agar memudahkan pelarian. Fira tidak tahu bagaimana kabar supir taxi yang tadi menolongnya.
"Bubu mau mandi dulu, Nana duduk disini sama bang Vino. Abis ini bubu mau ngomong serius sama kalian berdua" titahnya membuat sikembar mengangguk.
Langkah Fira memasuki kamarnya. Dia melakukan ritual mandinya yang hanya seperempat jam. "Siapa yang membongkar lemari ibu?" teriaknya bertanya ketika dia mencari pakaiannya didalam lemari.
"Bang Vino Bu" sahut Vina yang juga berteriak.
"Kok jadi aku?" tanya heran Vino, adik kembarnya itu menjual namanya agar tidak dimarahi ibunya.
"Biar gak dimarahin bubu. Sutt bang Vino harus bantuin Nana..." bisiknya ditelinga Vino. Bocah lelaki itu hanya menghela nafasnya kecil lalu berdehem. Dia juga sedang tidak ingin mendengarkan drama ribut ibu dan adiknya.
Fira sudah selesai berganti pakaian, dia keluar dari kamarnya. Ibu dua anak itu menghiraukan saja masalah tadi. Dia menatap serius kearah sikembar.
"Bubu kenapa?" tanya Vina. Gadis itu merasakan suatu keanehan dari tatapan ibunya.
"Ibu habis diculik" ucap Fira membuat anak-kembarnya kaget. Mereka hanya tahu ibunya jika pulang terlambat paling-paling lembur kerja, tapi apa yang terjadi hari ini? Ibunya diculik.
"Siapa yang culik bubu?" tanya Vina. Gadis kecil itu memeriksa setiap inci tubuh ibunya yang sudah bersih dari noda.
"Tidak tahu" ucapnya menutup percakapan mereka.
Malam itu Fira mengurungkan niatnya untuk mengatakan kebenarannya. Penculikan yang dia alami adalah karena ayah kandung sikembar. Jujur saja Fira masih meragukan apakah Eva yang dimaksud si penculik adalah Eva yang dicari Ghama.
Sementara makan malam keluarga kecil Fira berlangsung, pertemuan Ghama dan Chika Delfira yang diduga adalah Eva berlangsung tidak sesuai keinginannya.
.......
...[30]...
ghama emang jodohmu dr kecil. coba selami hatimu. kmu bhkn cemburu ketika mendengar nama eva. 🥰
ini si ghama emang gk ngeliat vina kecil emng gk mirip eva. ros ama jordan jg gk ngeliat eva di diri vina.
ngaku..🥰🥰🥰 aheh bngt apartemennya gk kedap suara.
tetangga bersin aja kedengeran loh.... lha kalau berantem atau lgi mend*s*h gimana tuh.... gk bahaya th...??? 🤭🤭🙈