Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#31
Keesokan harinya, Lara dan Silas menuju ke sebuah mansion megah keluarga Robert.
"Mengapa kita ke sini, Uncle? Bukankah lebih baik kita membicarakan hal ini di perusahaan?" tanya Lara mengikuti Silas berjalan di belakangnya.
"Mereka mengistimewakan kita, Lara.Aku dan Rey sudah cukup lama berteman. Ayahnya adalah temanku juga. Kuharap nanti kau bisa menjalin kerjasama yang baik dengan putranya," jawab Silas.
Lara tak bertanya lagi dan hanya mengikuti Silas dibelakangnya. Semua bodyguard menunggu di halaman mansion.
Silas didampingi oleh Lara dan salah satu asistennya juga yang bernama Tuan Travis.
"Halo, Tuan Silas ..." sambut Rey di depan pintu utama mansionnya.
Tampak di sampingnya, Phoenix berdiri mendampinginya.
Mata Phoenix sudah terpaku pada sosok Lara yang berada di belakang Silas.
"Ini putra bungsuku, Phoenix," ucap Rey memperkenalkan Phoenix pada Silas.
"Semoga kita bisa bekerja sama, Uncle Silas." Phoenix menjabat tangan Silas.
"Senang bertemu denganmu, Nak. Oh ya, ini Lara. Dia yang akan mengelola perusahaanku di New Jersy nanti," ucap Silas memperkenalkan Lara pada Phoenix.
Phoenix mengulurkan tangannya dan Lara menejabatnya tetapi tanpa senyum di wajahnya.
'Jadi dia akan menjadi partnerku nanti?' batin Lara.
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik, Nona Lara," ucap Phoenix menatap mata biru Lara.
"Kau bahkan belum melihat proposal kami," jawab Lara datar.
Silas tertawa pelan mendengar hal itu.
"Nanti kau akan terbiasa dengannya, Nak. Percayalah, kau tak akan rugi bekerja sama dengan perusahaan kami. Lara adalah orang terbaikku," ucap Silas.
"Sekarang ayo kita masuk dan mengobrol tentang bisnis ini," kata Rey.
Mereka berlima pun masuk ke dalam mansion. Mereka membicarakan inidi ruang tengah yang dekorasinya cukup mewah dan megah seperti istana.
Lara mengamati Rey dan Phoenix yang nantinya akan menjadi rekan bisnisnya. Dan dia harus mengenal karakter orang yang akan menjadi partner bisnisnya nanti.
Lara memberikan proposal itu pada Phoenix. Pembicaraan itu berubah menjadi pembahasan yang cukup serius karena menyangkut bisnis milyaran dollar.
Tak terasa selama 2 jam mereka menghabiskan waktu untuk meeting bisnis ini. Hingga akhirnya masuk waktu makan malam.
Rey dan Galy sebagai tuan rumah benar-benar menjamu Silas dan Lara dengan baik. Tuan Giles pergi terlebih dulu untuk menyelesaikan urusan di kantor.
Lara melihat Galy keluar dari dapur bersama Davina. Lara yang melihat itu hanya menatapnya dengan datar dan dingin.
"Lara?" ucap Davina.
"Kalian saling mengenal?" tanya Galy.
Davina mengangguk. "Dia anak angkat daddy, Aunty. Dan kami sempat terpisah lama," jawab Davina dengan senyum dan tenang.
'Cih ... menjijikkan ...' batin Lara melihat kepalsuan Davina.
Lara tak pernah percaya jika Davina sudah berubah. Di matanya Davina akan selalu menjadi sosok pembully yang manja dan tak berperasaan.
"Waahh ... Jadi ini pertemuan pertama kalian setelah berpisah?" tanya Galy excited.
Davina mengangguk dan tersenyum. Berbeda dengan Lara yang memasang wajah dingin dan datarnya. Phoenix memperhatikan hal itu. Begitu juga dengan Silas. Silas tahu apa yang terjadi di antara Lara dan Davina.
"Ayo kita makan malam," ucap Rey. Dan mereka berenam pun makan malam bersama.
Mereka makan sambil mengobrol dan Davina seperti ingin menguasai pembicaraan ini dengan kata-kata sok pintar dan sok bijaknya yang membuat Lara ingin muntah ketika mendengarnya.
Sedangkan Lara hanya diam saja dan menikmati makan malamnya tanpa mau ikut masuk ke dalam obrolan itu.
Sekali lagi, mata Phoenix menatap ke arah Lara. Tetiba mata Lara bertumbukan dengan mata Phoenix yang melihat ke arahnya.
Tak ada ekspresi dari wajah Lara. Pandangan Lara sangat dingin dan sinis. Kemudian Lara mengalihkan pandangannya dan kembali melanjutkan makan malamnya sampai selesai.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤
😁😁✌️