NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 26 PERTEMUAN PARA PEMBESAR GOLDEN EAGLE Part. 2

Setelah memperbaiki sedikit posisinya dan keadaan perasaannya, Cakrayuda mulai berbicara menjawab pertanyaan junjungan sekaligus ketuanya.

"Prabu Gandara terus saja melancar aksinya demi untuk menguasai Mega Pancaraya, Paman. Dia terus saja mengerahkan pasukannya untuk menaklukkan berbagai wilayah dan partai...."

"Termasuk terus mengerahkan pasukannya untuk mencari Pangeran Pandu Wiranata, putra Prabu Gandara sendiri. Akan tetapi hingga saat ini mereka belum juga berhasil menemukan Pangeran Pandu itu."

Perlu diketahui bahwa, semenjak hilangnya Pangeran Pandu Wiranata dari penjara silumannya Prabu Gandara, dia terus mencari dan mengejar anak tirinya itu untuk ditangkap hingga sekarang.

Termasuk mencari siapa ketiga orang sakti yang telah menyelamatkan Pangeran Pandu bersama dua ksatria hebatnya yang telah membelot dari Prabu Gandara.

Akan tetapi sampai saat ini orang-orang Prabu Gandara belum juga memperoleh hasil yang baik dalam mencari Pangeran Pandu Wiranata, apalagi berhasil menangkapnya.

Sedangkan ketiga orang sakti tersebut pula belum berhasil diketahui oleh Prabu Gandara dan orang-orangnya.

"Malah keberadaan Pangeran Pandu yang di dunia persilatan dikenal bergelar Pendekar Pedang Kristal," lanjut Cakrayuda, "seperti hilang dari Mega Pancaraya semenjak pertarungannya dengan Iblis Tengkorak Hitam di Bukit Petarung...."

"Orang-orang dunia persilatan sepertinya telah meyakini," sambung Argapati, "kalau Pendekar Pedang Kristal itu memang sudah mati bersama Iblis Tengkorak Hitam...."

"Tapi anehnya," lanjut Argapati, "orang-orang Prabu Gandara masih saja terus mencari Pangeran Pandu, seolah-olah Pendekar Pedang Kristal masih ada."

"Taruhlah masih ada," kata Pak Darmawan mengungkap permasalahan, "kalau hilang dari Mega Pancaraya, sekarang terus berada di mana kalau begitu?"

"Apa pendapat Kang Mas Danareksa?" tanya Pak Hendra seraya memandang pada Cakrayuda dan Argapati.

"Ayah berpendapat, kalau Pendekar Pedang Kristal kemungkinan berada di tempat persembunyiannya sampai saat ini," Argapati yang menjawab.

Setelah mendengar penuturan Cakrayuda dan Argapati, Pak Darmawan kembali bertanya kepada keempat lelaki tua kepercayaannya.

Adapun di antara mereka, ada yang sependapat dengan Danareksa Sindurama, ada yang berpendapat kalau Pangeran Pandu alias Pendekar Pedang Kristal sudah mati bersama Iblis Tengkorak Merah.

Tetapi ada yang berpendapat kalau Pendekar Pedang Kristal malah masuk ke Negeri Mega Buanaraya ini dan bersembunyi di sini.

Dari pendapat-pendapat keempat orang kepercayaannya itu, Pak Darmawan menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Pangeran Pandu Wiranata alias Pendekar Pedang Kristal belum mati alias masih hidup.

Kalau masih hidup, lantas berada di mana?

Maka Pak Darmawan menyimpulkan bahwa bisa jadi Pendekar Pedang Kristal masih ada di Negeri Mega Pancaraya, tapi sedang bersembunyi di suatu tempat yang tidak bisa sembarang orang dapat mengetahuinya.

Atau bisa jadi pendekar itu malah berada di Negeri Modern atau Negeri Mega Buanaraya ini dan bersembunyi di sini.

Kedua kemungkinan itu bisa saja terjadi menurut Pak Darmawan. Dan sepertinya semua para hadirin dalam rapat rahasia itu menyetujui analisa junjungan mereka tersebut.

★☆★☆

Lalu Pak Hermawan kembali bertanya kepada Cakrayuda dan Argapati, apakah masih ada informasi dari Lembah Halimun Jenar?

Maka Cakrayuda dan Argapati menginformasikan tentang perkembangan dan situasi yang terjadi pada dunia persilatan di Negeri Mega Pancaraya dengan berita yang lain yang biasa mereka laporkan.

Termasuk mengabarkan tentang perlawanan sengit yang digalakkan oleh Klan Naga Hitam yang bermarkas di Lembah Naga terhadap orang-orangnya Prabu Gandara Bandawasa.

Perlu diketahui bahwa, Klan Naga Hitam merupakan salah satu kelompok yang masih eksis menentang sekaligus menggempur kejahatan Prabu Gandara dan orang-orangnya di Negeri Mega Pancaraya.

Kemudian setelah itu Argapati memberitahukan kalau ayahnya, Danareksa Sindurama dan beberapa ksatria elit Halimun Jenar akan berkunjung ke Negeri Mega Buanaraya ini.

"Kapan itu, Argapati?" tanya Pak Darmawan.

"Menunggu keputusan dari Paman kapan bagusnya ayah dan rombongannya ke sini," sahut Argapati penuh rasa hormat dan tata krama.

Pak Darmawan segera beralih menoleh pada Pak Fatah, lantas bertanya.

"Kapan Perumahan Delapan Menara selesai, Fatah?"

"Bangunan huni, markas, bangsal, dan tempat pelatihan Klan Rajawali Emas serta bangunan lainnya, semua itu sebenarnya sudah selesai," tutur Pak Fatah melaporkan.

"Hanya saja bangunan Delapan Menara belum rampung 100%," lanjut Pak Fatah. "Kurang satu menara lagi. Senopati Bahuwirya memperkirakan 3-4 hari lagi baru rampung 100%."

"Kalau kita pindah besok, apa sudah bisa?"

"Sudah bisa, Kang Mas."

"Kalau begitu besok kamu umumkan kepada semua orang-orang kita untuk pindah ke Perumahan Delapan Menara!" titah Pak Darmawan memutuskan.

"Baik, Kang Mas," sahut Pak Fatah penuh ketundukan. "Akan aku laksanakan."

"Setelah kita semua sudah pindah ke sana," kata Pak Darmawan selanjutnya setelah beralih memandang Cakrayuda dan Argapati, "baru kalian ke Lembah Halimun Jenar untuk memberi tahu pada Danareksa agar segera ke sini."

"Baik, Paman," sahut Cakrayuda dan Argapati nyaris berbarengan.

Setelah memutuskan kalau pembahasan tentang Pendekar Pedang Kristal dan Klan Naga Hitam dipending untuk sementara, menunggu kedatangan Danareksa Sindurama ke Negeri Mega Buanaraya, Pak Darmawan kini beralih menoleh pada kedua pemuda tampan selanjutnya.

Kedua pemuda tampan itu duduk berdampingan di sebelah Wulan Anggraini. Mereka adalah Sanjaya, Direktur Pemasaran PT. Golden Eagle Otomotif, dan Arkayasa, wakilnya.

Kemudian penguasa atau Ketua Klan Rajawali Emas itu bertanya kepada kedua pemuda itu.

"Sanjaya, Arkayasa, bagaimana hasil kunjungan kalian ke kediaman Pak Surya Winata kemarin? Apa orang tua itu memberirtahu siapa orangnya Ksatria Naga Hitam?"

Sejenak Sanjaya dan Arkayasa saling berpandangan seakan kedua pemuda tampan itu saling berunding siapa yang berbicara terlebih dulu. Lalu Arkayasa menganggukkan kepala, sebagai isyarat untuk mempersilahkan Sanjaya yang bicara terlebih dahulu.

Setelah mendapat anggukan dari Arkayasa, Sanjaya menjawab pertanyaan junjungan mereka dengan nada sopan penuh rasa hormat dan tata krama.

"Ketika kami bertanya langsung kepada Tuan Surya tentang siapa adanya Ksatria Naga Hitam itu, tapi Tuan Surya mengaku tidak tahu menahu tentang siapa pendekar misterius itu."

"Setahuku, Tuan Surya Winata memiliki ilmu unik yang bisa mendeteksi orang, sehebat apapun dia," tanggap Pak Hendra mengungkapkan.

"Adalah suatu hal yang aneh jika dia tidak bisa mendeteksi Ksatria Naga Hitam," lanjut Pak Hendra mengungkapkan rasa herannya.

"Tuan Surya mengaku kalau kesaktian atau Aura Cakra yang dimilik oleh Ksatria Naga Hitam begitu kuat dan dahsyat," kata Arkayasa menuturkan. "Sehingga sulit bagi Tuan Surya untuk menembus Sukma Cakra-nya."

"Orang sesakti Surya Winata sampai tidak dapat mendeteksi siapa itu Ksatria Naga Hitam," gumam Pak Candra mengungkapkan keheranan sekaligus ketakjubannya. "Kalau begitu, siapa sebenarnya Ksatria Naga Hitam itu?"

"Tentu Ksatria Naga Hitam ini adalah orang yang sangat hebat," Pak Burhan turut berkomentar, "sampai-sampai Sukma Cakra-nya susah untuk ditembus."

"Itu sudah pasti," kata Pak Hendra lagi menanggapi, "Ksatria Naga Hitam pasti orang yang sangat hebat. Sampai-sampai orang sakti seperti Surya Winata tidak bisa mengetahui tentang pendekar misterius itu."

"Tapi... apakah Pak Surya mengatakan Ksatria Naga Hitam berasal dari negeri mana?" tanya Pak Darmawan.

"Iya, Paman, Tuan Surya mengatakannya," Sanjaya yang menyahut.

"Beliau mengatakan kalau Ksatria Naga Hitam berasal dari Negeri Mega Pancaraya," lanjut Sanjaya. "Tujuan pendekar itu datang ke negeri ini dalam rangka untuk membasmi pasukan Gandara yang mengacau di negeri ini...."

"Cuma itu yang Tuan Surya ketahui tentang Ksatria Naga Hitam," lanjut Sanjaya.

★☆★☆

Kemudian Pak Darmawan menyuruh pada Pak Hendra dan Pak Burhan untuk menceritakan kembali bagaimana kejadian yang terjadi di kediaman Jenderal Himawan pada beberapa malam yang lalu.

Termasuk meminta untuk diceritakan sepak terjang Ksatria Naga Hitam dalam membasmi puluhan Pasukan Siluman Topeng Merah.

Maka berceritalah kedua lelaki tua itu sesuai tentang apa yang terjadi pada malam tragedi itu di kediaman Menteri Pertahanan dan Keamanan Negara. Semua orang yang ada di ruangan itu mendengarkan penuturan kedua orang tua itu bercerita dengan seksama.

Begitu kedua pemuda itu selesai bercerita, Citra Arum menanyakan tentang ciri-ciri fisik Ksatria Naga Hitam.

Maka tanpa berlama-lama, antara Pak Hendra dan Pak Burhan saling membantu menjabarkan tentang ciri-ciri manusia misterius itu.

Kemudian terdengar Pak Darmawan berkomentar tentang kekagumannya terhadap Ksatria Naga Hitam. Dan mengungkapkan rasa penasarannya yang ingin bertemu dengan pendekar misterius itu.

Lalu dia bertanya lagi kepada Sanjaya dan Arkayasa, apakah masih ada informasi yang disampaikan oleh Pak Surya?

"Sebenarnya, sebelum tragedi berdarah yang terjadi di kediaman Jenderal Himawan," tutur Sanjaya, "terjadi peristiwa yang tidak kalah mengerikan beberapa saat sebelumnya."

"Kejadian apa itu?" tanya Pak Darmawan cepat.

Tampak dari wajah Presiden Direktur PT. Golden Eagle Company itu rasa penasaran karena Sanjaya mengucapkan kalimatnya dengan mimik yang serius dan nada suaranya yang agak tertekan.

Dan semua orang yang ada di ruangan itu juga tampak penasaran akan kabar yang akan diberitahukan oleh Sanjaya itu.

Sementara Sanjaya tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Malah wajahnya tampak sedikit menegang dan seperti enggan untuk berbicara.

Lalu dia segera memandang Arkayasa, sahabat karibnya yang ternyata juga wajahnya sudah menegang dan bagai enggan untuk mengungkapkan peristiwa apakah itu.

Tentu saja perubahan yang terjadi pada kedua pemuda tampan itu membuat semua hadirin semakin penasaran akan apa yang hendak disampaikan oleh kedua pemuda tampan istana. Tidak terkecuali Pak Darmawan.

"Kalian napa kayak tegang gitu sih?" tanya Citra Arum tak bisa menahan keheranannya. "Emang peristiwa apa sih yang kalian pingin ceritain?"

"Kayaknya horor banget ya?" imbuh Wulan.

"Lu aja yang ngomong, Arka!" sodor Sanjaya.

★☆★☆★

1
AI
tetap Mangat🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Adhie: tetap semangat....
💪💪💪💪💪
total 1 replies
AI
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
AI
waw harus hati-hati kalo tidak,tidak ada yang hindar
AI
mantap gan🤩
AI
paling mantap kalo mc nya
AI
sudah di subscribe dan membaca🔥
AI: sama-sama
Adhie: terima kasih atas dukungan...
total 2 replies
AI
hadir🔥🔥🔥
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!