Kaisar Yussa Angevin, sang penakluk agung yang menguasai dunia, menemukan dirinya terlempar ke dalam dunia novel yang baru saja dia baca, "The Greatest War Against the Devil".
Sebuah novel tentang perang besar antara ras iblis dan manusia, dimana protagonis mengalami kegagalan dan iblis memenangkan peperangan.
Di dalamnya, Kaisar Yussa bereinkarnasi sebagai Pangeran Lucas De Valorian, pangeran terburuk sekaligus aib keluarga kerajaan.
Mampukah seorang Pangeran terburuk mengubah alur cerita novel dan menghentikan kehancuran dunia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Buku Sihir Kuno
Saat pelajaran berakhir, kelas mulai bubar dengan bisikan-bisikan kekaguman terhadap pertunjukan luar biasa yang baru saja disaksikan.
Fairris tetap di tempatnya, menatap Lucas dengan rasa hormat yang baru ditemukan.
Dia berjalan ke arahnya, dengan sorot mata yang penuh dengan pertanyaan dan kekaguman.
"Pangeran Lucas, bagaimana Anda bisa melakukan itu? Apa yang Kamu tunjukkan tadi sungguh luar biasa," ujar Fairris dengan nada penuh kagum.
Lucas tersenyum tipis, melihat kekaguman di mata Fairris. "Ini semua tentang memahami mana sebagai bagian dari diri kita, bukan sebagai sesuatu yang terpisah. Aku hanya memperdalam pemahamanku tentang mana."
Fairris mengangguk, mencoba menyerap setiap kata yang diucapkan Lucas. "Aku berharap suatu hari bisa mencapai tingkat pemahaman seperti Anda, Pangeran Lucas."
Lucas menepuk pundak Fairris dengan ringan. "Aku yakin kau bisa, Fairris. Yang diperlukan hanyalah latihan dan pemahaman yang mendalam."
Sejenak, keheningan menyelimuti mereka berdua.
Kemudian, suara Theron kembali terdengar di benak Lucas, mengingatkan perintahnya untuk datang ke ruangan pribadi kepala akademi.
Lucas berhenti dan menoleh ke Fairris. "Aku harus bertemu dengan kepala akademi sekarang. Kau bisa kembali ke aula latihan, jika kau mau," ucapnya.
Fairris mengangguk hormat. "Baik, Yang Mulia. Terima kasih atas pelajarannya hari ini," ucapnya sebelum berbalik dan berjalan menjauh.
Lucas memperhatikan kepergian Fairris sejenak sebelum membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Theron.
Di dalam, kepala akademi itu sudah menunggunya dengan senyum tipis.
"Selamat datang, Pangeran Lucas. Silakan duduk," kata Theron dengan suara yang hangat namun tetap penuh wibawa.
Lucas duduk di kursi yang ditunjukkan, menatap Theron dengan penuh keyakinan. "Apa yang ingin Kamu bicarakan, Sir?" tanyanya.
Theron menyandarkan diri ke kursinya, menatap Lucas dengan tatapan penuh penilaian.
"Penampilanmu tadi sangat impresif, Lucas. Aku ingin tahu lebih banyak tentang pemikiranmu mengenai mana dan bagaimana kamu bisa menguasai teknik seperti itu di usia yang sangat muda," ucap Theron.
Lucas tersenyum tipis. "Seperti yang Aku katakan di kelas, Sir. Aku percaya bahwa mana adalah bagian dari diri kita, bukan sesuatu yang perlu dicari di luar. Dengan pemahaman ini, Aku bisa merasakan dan mengendalikannya dengan lebih baik," jelasnya.
Theron mengangguk perlahan, ekspresi wajahnya menunjukkan ketertarikan yang mendalam.
"Penjelasanmu sangat masuk akal dan revolusioner. Aku ingin kamu mempertimbangkan untuk menjadi asisten pengajar di kelas sihir tingkat lanjut. Dengan kemampuanmu, kamu bisa membantu banyak murid untuk lebih memahami mana," tawar Theron.
"Aku merasa terhormat, Sir. Aku akan mempertimbangkannya dengan serius," jawab Lucas dengan senyuman tenang.
Theron mengangguk, terlihat puas dengan jawaban Lucas. "Baiklah, kita bisa membicarakannya lebih lanjut nanti. Sekarang, ada hal lain yang ingin Aku bicarakan denganmu," ujarnya sambil mengeluarkan sebuah buku tebal dari laci mejanya.
"Buku ini adalah catatan tentang berbagai teknik sihir kuno yang pernah dipelajari di akademi ini. Aku ingin kamu mempelajarinya dan memberikan pandanganmu," kata Theron sambil menyerahkan buku tersebut kepada Lucas.
"Wahhh, Aku benar-benar mendapatkannya" Batin Lucas, menyeringai dalam hati. "Buku sihir kuno tingkat Mythic yang dicuri iblis di masa depan." Lanjutnya, mengingat cerita novel The greatest war against the devil.
Lucas menerima buku itu dengan hati-hati. "Terima kasih, Sir. Aku akan mempelajarinya dengan baik," jawabnya dengan tulus.
Theron tersenyum lebar. "Bagus, aku menantikan pendapatmu. Sekarang, kamu boleh pergi," ucapnya.
Lucas berdiri dan membungkuk hormat sebelum keluar dari ruangan tersebut.
Di berjalan kembali ke aula latihan, mencoba mencari Fairris.
Saat tiba di aula, ia melihat Fairris masih berlatih dengan tekun.
Lucas mendekatinya dan berkata, "Fairris, aku ingin berbicara denganmu sejenak."
Fairris berhenti berlatih dan mendekati Lucas dengan wajah penasaran.
"Apa yang ingin Anda bicarakan, Yang Mulia?" tanya Fairris.
Lucas tersenyum ramah. "Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu, Fairris." ujarnya dengan senyuman hangat.
Fairris terkejut, wajahnya memerah karena malu. "M-Maaf?" Responnya kebingungan.
6000×50=1500000💀☠️
lebih bagus kalau Novel ini dilanjutkan Karena sangat seru