Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Selama dua hari ini Roseline begitu menikmati suasana di villa, karna saat pagi datang dan menjelang malam Roseline selalu asik bermain di tepi pantai, Roseline tidak bermain seorang diri dia selalu di temani oleh William. Bahkan Roseline yang penasaran dengan permainan jet sky, dia merengek pada William untuk mengajarinya, dan mau tak mau akhirnya William menuruti permintaan Roseline.
'' Besok aku akan ke lokasi proyek '' kata William.
'' Hem,, pergilah '' timpal Roseline tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya, karna sedang melihat lihat sosial medianya.
Saat ini sepasang suami istri sudah berada di atas ranjang tidurnya, karna hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan keduanya sama sama duduk bersandar di dasboard ranjang. William memangku laptopnya untuk melihat laporan perusahaannya, yang di kirim oleh asisten Hans ke alamat emilnya.
'' Kamu tidak ingin ikut denganku ?'' tanya William menutup laptopnya lalu ia letakkan di atas nakas samping ranjang tidur.
'' Tidak, aku mau nikmati bermain di tepi pantai saja '' tolak Roseline.
William mengangguk anggukkan kepalanya. '' Baiklah kalau begitu ''
Ke esokan harinya setelah sarapan pagi, William pergi ke lokasi proyek bersama asisten Hans.
'' Aku berangkat '' pamit William pada Roseline yang mengantarnya keluar samapi di teras villa.
'' Iya, hati hati '' sahut Roseline.
'' Kamu tidak ingin beli apa apa?'' tanya William karna mengingat sejak mereka berada di villa selama dua hari ini, William sama sekali tidak melihat Roseline membeli sesuatu.
'' Aku titip belikan makanan khas negara Indonesia jika ada '' sahut Roseline.
'' Hem,, baiklah '' William menganggukkan kepalanya.
Roseline masih berdiri di depan teras melihat mobil William yang perlahan berjalan meninggalkan lokasi villa, dan Roseline baru masuk ke dalam villa setelah mobil William tidak terlihat lagi.
'' Hah,, pengangguran gini enaknya ngapain ya '' gumam Roseline mendudukkan dirinya di sofa yang berada di ruang tengah.
Roseline diam termenung memikirkan dirinya harus melakukan apa, dan beberapa detik kemudian Roseline tersenyum, saat sudah menemukan apa yang akan dia lakukan. Lalu Roseline bangkit dan pergi menghampiri pelayan wanita yang sedang membersihkan jendela tak jauh darinya.
'' Hei '' Roseline menepuk bahu pelayan wanita itu dengan pelan, namun itu membuat pelayan wanita terkejut, karna melihat Nona mudanya berdiri di belakangnya.
'' Nona Muda '' pelayan wanita itu menundukkan kepalanya, karna tidak berani bertatap muka dengan Roseline.
'' Aku pernah melihatmu keluar dari villa ini naik sepeda kayuh, milik siapa sepeda itu ?'' tanya Roseline.
'' I,, itu milik saya Nona '' jawab pelayan wanita itu gugup.
Roseline mengangguk anggukkan kepalanya. '' Kira kira siapa lagi di sini yang memiliki sepeda kayuh ?'' tanya Roseline lagi.
'' Maaf Nona Muda, setahu saya Tuan Muda juga punya sepeda kayuh di garasi '' jawab pelayan wanita itu.
'' Wah,, benarkah!, kalau gitu, ayo kamu ikut aku '' seru Seru Roseline menarik lengan pelayan wanita itu menuju garasi, membuat si pelayan wanita itu terkejut karna Roseline memegang pergelangan tangannya.
Wajah Roseline berbinar saat melihat pelayan pria mengeluarkan sepeda gunung milik William dari dalam garasi.
'' Wahh,, masih bagus begini, pasti si William jarang memakainya '' gumam Roseline pelan.
'' Hei,,, ambil sepedamu, ayo temani aku keliling daerah sekitar sini '' perintah Roseline pada si pelayan wanita itu.
Pelayan wanita itu menoleh ke arah pelayan pria yang berdiri di sampingnya, dan melihat pelayan pria itu menganggukkan kepalanya, yang berarti mengizinkan dirinya untuk menemani Nona Mudanya. Dan pelayan wanita itu segera mengambil sepeda kayuhnya yang ia letakkan di belakang villa, lalu membawanya ke depan.
'' Kami pergi dulu '' pamit Roseline pada pelayan pria.
'' Nona Muda hati hati ''
'' Dan kamu, jaga Nona Muda dengan baik '' perintah pelayan pria pada pelayan wanita, yang di angguki oleh pelayan wanita itu.
Roseline segera mengayuh sepedanya yang di ikuti oleh pelayan wanita di belakangnya, keduanya mulai keluar dari area villa.
'' Hei,,, siapa nama kamu ?'' tanya Roseline kini keduanya bersepeda dengan berdampingan, karna Roseline meminta pelayan wanita itu bersepeda di sampingnya.
'' Nama saya Laura Nona '' jawab pelayan wanita itu.
'' Usia kamu berapa tahun Lau?'' tanya Roseline lagi, karna jika di perhatikan Laura lebih muda darinya.
'' Uisa saya sembilan belas tahun Nona '' jawab Laura seperti yang dugaan Roseline jika Laura lebih muda darinya.
'' Kamu sudah lama kerja di villa?'' tanya Roseline lagi.
'' Baru dua bulan Nona '' jawab Laura.
Roseline mengangguk anggukkan kepalanya, padahal dirinya ingin bertanya pada Laura, apakah William sering menginap di villa, tapi ternyata Laura bekerja di villa hampir bersamaan dengan jiwanya masuk ke raga Roseline.
'' Laura, kita istirahat di sana dulu '' tukas Roseline menunjuk ke arah sebuah gubuk kecil yang berada di tepi jalan.
'' Baik Nona ''
Roseline dan Laura berhenti di gubuk itu, dan Roseline menarik lengan Laura agar duduk di sampingnya, saat melihat Laura yang hanya berdiri di dekatnya.
'' Lau,, tidak usah gugup begitu '' ujar Roseline tersenyum.
Laura hanya mengangguk kecil, namun Laura tetap merasa gugup karna duduk di samping Nona Mudanya, bahkan posisi duduknya amat sangat dekat dengan Nona Mudanya.
'' Lau,,, tempat tinggal kamu di mana ?'' tanya Roseline berusaha mencairkan suasana, agar Laura tidak terlalu tegang dengannya, sama seperti dirinya dulu saat masih berada di jiwa aslinya, dirinya akan selalu gugup ketika berhadapan dengan meneger restoran tempatnya bekerja.
'' Rumah saya ada di lereng gunung itu Nona '' jawab Laura menunjuk ke arah yang tak jauh dari tempat mereka berada.
'' Wahh,,, pasti sejuk sekali di sana '' gumam Roseline .
'' Benar Nona, di sana juga ada air terjun yang sangat indah '' timpal Laura.
'' Benarkah ?'' Roseline menatap Laura dengan wajah binarnya.
'' Benar Nona '' sahut Laura tersenyum.
'' Ayo kita ke rumah mu Lau, aku ingin main di bawah air terjun '' ajak Roseline antusias.
Sedangkan Laura kebingungan, dirinya takut nanti Tuan Mudanya marah karna membawa Nona Mudanya ke tempat tinggalnya.
'' Tapi Nona Muda, bagaimana jika nanti Tuan Muda mencari anda ?'' tanya Laura memberanikan diri, karna dia tidak ingin melakukan kesalahan yang membuatnya bisa kehilangan pekerjaannya.
'' Kamu tenang saja, biar semua jadi urusanku, dia tidak akan memarahimu '' sahut Roseline kembali naik ke atas sepeda milik William.
Akhirnya Laura hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Nona Mudanya. Dan kini keduanya kembali mengayuh sepeda menuju rumah Laura.
Dan Lima belas menit kemudian keduanya tiba di tempat tinggal Laura, yang terlihat tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.
Laura mempersilahkan Roseline masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu, untuk rehat sebentar sebelum pergi ke air terjun.
'' Nona silahkan di minum '' ucap Laura meletakkan segelas teh hangat dan juga cemilan di atas meja.
'' Terimakasih Laura, aku jadi merepotkanmu ''
'' Ah,,, tidak sama sekali Nona, saya malah sangat senang, karna Nona bersedia singgah di gubuk saya '' timpal Laura.
'' Kamu bisa saja, tidak penting seperti apa rumah kita, asal bisa membuat kita tenang dan nyaman itu sudah sangat bagus '' ujar Roseline.
'' Nona benar '' sahut Laura tersenyum, bangga akan pemikiran Nona Mudanya.
'' Nona, saya panggil Ibu saya dulu '' pamit Laura dan Roseline menganggukkan kepalanya.
Laura lalu pergi mencari Ibunya melalu pintu belakang rumahnya, karna sejak dirinya dan Nona Mudanya datang, Laura tidak melihat Ibunya. Dan saat baru akan membuka pintu belakang rumahnya, dan kebetulan bersamaan dengan Ibunya yang hendak masuk.
'' Laura, tumben kamu sudah pulang '' seru Ibu Laura.
'' Laura belum jam pulang Bu, Luara datang bersama istri majikan Laura '' sahut Luara yang mana membuat Ibunya terkejut.
'' Apa,,!! Beliau kesini ?'' tanya Ibunya gugup sekaligus panik, karna takut istri majikan putrinya merasa risih dengan tempat tinggal mereka.
'' Iya Ibu, Nona Muda ingin pergi ke air terjun di ujung sana '' sahut Luara.
'' Oh,,,, tapi apa beliau tidak risih kamu ajak mampir ke sini ?'' tanya Ibu Laura.
'' Nona Muda bukan wanita yang seperti itu, malahan Nona Muda terlihat santai saja saat Laura ajak masuk ke dalam rumah '' jawab Laura membuat Ibu Laura bernafas lega.
'' Oh ya,, Ibu darimana ?'' tanya Laura.
'' Ibu dari rumah Bibik Dora, melihat wanita yang dia selamatkan sudah siuman '' jawab Ibu Laura.