Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhenti
Ray perlahan meletakkan Kimberly ke ranjang di mana Kimberly tidur dengan pulas. Ray duduk di sisi ranjang sambil membelai rambut Kimberly dengan lembut.
'Aku sangat mencintaimu dan aku akan selalu melindungi mu dari orang jahat.' Ucap Ray dalam hati sambil masih membelai rambut Kimberly.
Grep
"Kak Ray, jangan tinggalkan aku." Mohon Kimberly sambil memegang tangan Ray.
Ray menatap mata Kimberly sambil masih memejamkan matanya membuat Ray menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
'Sebenarnya aku ingin menemanimu tidur tapi aku tidak bisa karena aku belum merubah wajahku menjadi buruk rupa.' Ucap Ray dalam hati sambil perlahan menarik tangannya.
"Aku mohon jangan pergi, temani aku tidur." Ucap Kimberly dengan lirih sambil menahan tangan Ray namun matanya masih terpejam.
Ray menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian berbaring di samping Kimberly bersamaan Kimberly melepaskan genggaman tangannya namun langsung memeluk Ray seperti memeluk guling.
Tubuh Ray yang juga sudah lelah ikut memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama Ray tidur dengan pulas. Kimberly meletakkan kepalanya di dada bidang Ray sambil tangan kanannya memeluk pinggang Ray sedangkan kakinya memeluk Ray seperti memeluk guling.
Untuk Ray, Ray membalas pelukan Kimberly dengan wajah tersenyum bahagia karena bisa bersama gadis yang sangar dicintainya. Mereka memberikan kehangatan masing-masing hingga pagi menjelang namun posisi mereka berubah.
Kimberly dan Ray tidur saling berhadapan dan nyaris bibir mereka saling bersentuhan sambil masih saling berpelukan.
Ray perlahan membuka matanya dan melihat wajah Kimberly yang masih setia memejamkan matanya.
'Tidak sabar kami menikah agar kami bisa seperti ini saling berpelukan dan memberikan kehangatan masing-masing.' Ucap Ray dalam hati sambil tersenyum bahagia.
Cup
Ray masih menatap wajah cantik Kimberly hingga Ray menatap bibir Kimberly yang sangat dekat dengan bibirnya membuat Ray mencium bibir Kimberly dengan lembut.
'Bibirnya sangat manis dan membuatku sangat candu, Kakak cium lagi ya.' Pinta Ray dalam hati sambil tertawa geli karena baru kali ini dirinya mencuri ciuman di saat pemiliknya sedang tertidur dengan pulas.
Cup
Ray kembali mencium bibir Kimberly namun bukan sekedar ciuman tapi berupa lu x ma x tan di tambah tangan nakal Ray memegang salah satu gunung kembar milik Kimberly. Ray memejamkan matanya menikmati bibir Kimberly yang terasa lembut dan manis.
"Akhhhhhhhh...." suara merdu keluar dari mulut Kimberly.
Akibat ulah Ray membuat Kimberly mengeluarkan suara merdunya dan tanpa sadar Kimberly membalas ciuman Ray. Ray sangat terkejut membuat Ray membuka matanya dan melihat Kimberly masih setia memejamkan matanya.
Ray yang terhanyut melepaskan kancing milik Kimberly satu persatu sambil memejamkan matanya namun ketika kancing ke tiga tiba-tiba Kimberly membuka matanya.
Bruk
Kimberly sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ray membuat Kimberly mendorong tubuh Ray dengan keras membuat Ray jatuh ke lantai.
"Aduh, kenapa aku di dorong?" Tanya Ray dengan nada protes sambil membuka matanya.
"Kak Alex, apa yang Kak Alex lakukan?" Tanya Kimberly dengan wajah memerah menahan amarahnya sambil menarik selimutnya agar menutupi tubuhnya.
Kimberly dengan cepat mengancingkan kemeja milik Ray sambil masih menatap tajam dan kecewa yang teramat sangat dengan Ray yang dikiranya Alex padahal orang yang sama.
'Bod*h kamu Ray, kamukan belum menyamar jadi Ray karena saat ini Kimberly mengira kalau kamu adalah Alex." Ucap Ray merutuki kebodohannya.
"Maaf." Ucap Ray sambil bangun dari lantai kemudian keluar dari kamar milik Kimberly.
Karena saat ini mereka berada di kamar Kimberly, Ray masuk ke dalam kamarnya menuju ke arah kamar mandi untuk mendinginkan wortel importnya yang sudah tegak dengan sempura akibat ulah dirinya.
"Kalau begini terus lama-lama aku masuk angin." Ucap Ray sambil mendinginkan tombak saktinya agar tidur dengan pulas.
"Aku tidak sabar untuk menikahi Kimberly agar aku tidak perlu mandi air dingin." Sambung Ray.
Setelah hampir setengah jam akhirnya adik kecilnya mulai tidur dengan pulas membuat Ray keluar dari kamar mandi untuk memakai pakaian santai.
Di ruangan yang berbeda tepatnya di kamar Kimberly, Kimberly merasa bersalah dengan Ray karena Ray yang dikiranya Alex telah mencium bibirnya.
"Jika Kak Ray tahu, Kak Alex mencium bibirku pasti Kak Ray marah padaku." Ucap Kimberly.
"Maafkan aku Kak, lain kali aku tidak akan dekat-dekat dengan Kak Alex." Sambung Kimberly sambil turun dari ranjang.
Kimberly berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket hingga lima belas menit kemudian Kimberly sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.
Kimberly berjalan ke arah pintu balkon kemudian membukanya. Kimberly duduk di balkon di mana bangku tersebut berupa ayunan.
Bayangkan saja Kimberly duduk di kursi ayunan
Tiba-tiba Kimberly teringat dengan perkataan ke dua orang tuanya membuat sepasang mata indah Kimberly berkaca-kaca.
"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Hiks ... Kenapa kalian sangat jahat padaku? ... Selama ini aku selalu menjadi anak yang penurut dan berusaha menjadi anak yang kalian banggakan tapi kenapa kalian sedikitpun tidak perduli padaku?" Tanya Kimberly sambil terisak.
Bruk
Kimberly menjatuhkan tubuhnya ke lantai kemudian memukul dadanya yang terasa sangat sesak agar rasa sesaknya berkurang.
Ceklek
Tiba-tiba pintu kamar Kimberly terbuka lebar oleh Paman Donald kemudian Paman Donald mendorong kursi roda ke arah ranjang Kimberly.
"Kimberly." Panggil Ray sambil memberikan kode ke arah Paman Donald untuk keluar.
Paman Donald yang mengerti langsung menundukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan kamar tersebut.
"Kimberly." Panggil Ray lagi sambil mendorong kursi roda.
"Hiks... Hiks ... Hiks ..." Isak Kimberly sambil masih memukul dadanya tanpa memperdulikan dadany sakit akibat dipukul oleh dirinya sendiri.
Ray yang mendengar isakan Kimberly yang berasal dari balkon membuat Ray mendorong kursi roda dan melihat Kimberly menangis sambil memukul dadanya.
Grep
"Kimberly, berhenti. " Ucap Ray sambil menahan tangan Kimberly agar berhenti memukul.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
pdhl ga harus setiap dialog ada suara hati jadi feel-nya kurang