Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kelompok Serigala Perak
Setelah satu minggu berada di dalam kamar pribadinya dan melakukan kultivasi tertutup, ia merasakan hembusan angin yang begitu menyejukkan seolah ia baru pertama kali mengalami hal seperti ini. Sebelumnya ia berfokus pada proses pembukaan meridiannya yang berlangsung cukup lama, dalam tempo waktu tersebut ia juga berhasil membuka dua belas jalur meridian utama dan menguatkannya menjadi lebih baik dari yang dimiliki oleh tubuh aslinya sendiri.
"Kali ini aku harus berhasil memadatkan energi Qi dengan membentuk lingkaran tenaga dalam yang lebih banyak, selain itu aku juga harus mulai berlatih menghadapi hewan buas di tempat ini" ucap Fang Yuan sesaat dirinya sedang beristirahat.
Selain itu dengan berada di tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang ini, ia ingin membentuk tendon tulangnya menjadi lebih baik lagi serta kualitas tulangnya pun perlu ia sempurnakan agar pondasi tubuhnya menjadi lebih stabil di kemudian hari.
Dalam kegelapan malam, ia masih bisa berkonsentrasi untuk melanjutkan perjalanannya mencari tempat dimana ia akan berkultivasi. Setidaknya tempat tersebut harus aman dari gangguan binatang buas yang memiliki ancaman kuat. Beruntungnya ia masih memiliki ingatan masa lalu, sehingga teknik formasinya bisa ia gunakan dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang sudah bisa ia gunakan dengan baik.
Sebagai Petarung Puncak tingkat akhir, bisa dikatakan ia adalah kultivator yang sangat beruntung. Kurang dari sepuluh hari setelah dantiannya hancur, ia sudah kembali membuat terobosan yang sangat mencengangkan. Hanya saja ia sedikit terganggu dengan istilah tubuh suci seperti yang dikatakan oleh Xiao Mei di siang ini.
Mendapati sebuah batu besar setinggi dua meter, ia pun segera duduk bersila untuk melakukan kultivasi, di tempat yang diperkirakan sunyi dan cukup terpencil ini ia melakukan beberapa pengaturan sebelum dirinya mulai terlarut dalam teknik kultivasi Aura Mendalam.
Waktu tiga minggu pun berlalu dengan cepat, berita tentang tubuh suci yang dimiliki oleh Xiao Mei pun beredar luas di seluruh Kota Shaanxi. Bahkan berkat tubuh sucinya, status keluarga Xiao Dao selaku ayah dari Xiao Mei pun naik menjadi bagian keluarga utama. Mereka menganggap jika ini adalah berkah dari para leluhur yang mengalir pada tubuh Xiao Mei.
Secara perlahan juga berita tentang pertaruhan tiga tahun antara Xiao Mei dan Fang Yuan merebak bagai wangi bunga musim semi. Hanya saja belakangan berita miring tentang kondisi Fang Yuan yang kehilangan basis kultivasinya menjadi isu tidak sedap yang menerpa keluarga Fan Linpeng. Seperti katak yang merindukan memakan daging angsa, perumpamaan ini disematkan pada Fang Yuan yang tidak sebanding dengan Xiao Mei yang kini sudah berangkat ke Kota Shenzen. Status Xiao Mei sudah menjadi murid utama Sekte Teratai Jingga yang sebentar lagi akan diangkat menjadi Gadis Suci. Status khusus tersebut merupakan gelar kehormatan sekaligus gelar kebanggaan yang pastinya bisa menjadi penerus Sekte di masa depan.
Berita yang bergulir di Kota Shaanxi tentu luput dari perhatian Fang Yuan, selama waktu tersebut ia berfokus pada peningkatan kekuatan tubuh fisiknya yang kini sudah jauh lebih kuat sesuai dengan target yang ia ingin capai sebelumnya. Meski sudah tiga minggu berada di tempat ini, ranah kultivasinya tidak banyak mengalami kemajuan, ia hanya berada di ranah Petarung atau Pendekar Kaisar yang sama dengan Fang Dianzuo.
Berkat ciri khas yang dimilikinya, Fang Yuan pun menyamarkan tingkatan kultivasinya dengan baik. Seperti sebelumnya di dunia fana, ia berhasil mengelabui banyak orang dan menemukan kawan sejati yang memiliki kepedulian.
"Huh... Akhirnya sudah di tahap seperti ini" ucap Fang Yuan setelah mengakhiri kultivasinya.
"Aku harus segera membersihkan diri, sepertinya aku sudah cukup lama berada di tempat ini" gumamnya dalam hati.
Setelah membuka formasi perlindungan yang menyelimuti tubuhnya, ia segera meningkatkan pendengarannya untuk mendeteksi keberadaan sumber air di kaki Gunung Pedang.
Dengan pemahaman ingatan masa lalunya tentang jurus meringankan tubuh, tubuh Fang Yuan berkelebat seperti hantu yang berpendar di siang hari. Hingga beberapa saat kemudian ia tiba di depan sebuah aliran sungai yang cukup tenang.
Tubuhnya yang sudah dahaga dengan rasa haus dan juga dihinggapi bau tidak sedap itu segera meluncur ke kedalaman sungai. Membasahi tubuhnya secara sekaligus menimbulkan sensasi nyaman yang benar-benar ia rindukan.
"Sepertinya cukup, aku harus mencari beberapa sumberdaya" pikir Fang Yuan setelah merasakan kehadiran binatang buas di sekitarnya.
Fang Yuan berasal dari keluarga sederhana, jelas ia membutuhkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Sebagai keluarga cabang Klan Fang, keluarganya tidak mendapatkan banyak keuntungan sebagai pendapatan rutin yang dibagikan setiap satu bulan sekali itu. Sehingga tidak heran jika tekadnya di masa lalu untuk memajukan keluarganya begitu kuat, mengabaikan nyawanya sendiri demi mendapatkan perhatian Patriark pemimpin Klan Fang.
Pada saat berikutnya, Fang Yuan menyembunyikan hawa keberadaannya dan bersembunyi di balik batu besar di pinggiran sungai. Kali ini ia ingin menjebak sekelompok serigala perak yang memiliki ranah kekuatan yang setara dengan Petarung Raja, setingkat lebih rendah darinya. Perutnya juga sudah merasa lapar, jadi dalam hal ini ia sedikit merasa lebih beruntung.
Sekelompok hewan buas jenis serigala perak yang datang bergerombol itu tidak menyadari dengan bahaya yang tengah mengintai mereka. Aktivitas mereka yang terbiasa meminum air dari sungai saat menjelang siang hari pun mengabaikan kewaspadaan mereka.
"Syuutt"
"Syuutt"
"Syuutt"
"Syuutt"
Empat batu beterbangan dari tempat persembunyian Fang Yuan, dengan segenap tenaganya ia melemparkan batu yang sudah dialiri Qi itu tepat ke tubuh empat ekor serigala perak yang tengah tertunduk saat meminum air sungai.
Meski tidak menyebabkan kematian, serangan kejutan yang dilancarkan oleh Fang Yuan tersebut mampu membuat pertahanan keempat serigala perak goyah dan kehilangan keseimbangannya.
"Ggrrr... Ggrrr.."
"Ggrrr... Ggrrr.."
Kemarahan serigala perak terlihat begitu buas saat mereka melihat sosok Fang Yuan yang muncul dari belakang batu besar.
"Maaf mengejutkan kalian..." sapa Fang Yuan sambil tersenyum jahil.
Melihat ancaman bahaya, seekor serigala perak langsung melompat ke udara dan menerkam tubuh Fang Yuan menggunakan cakarnya yang tajam.
"Woosh"
Tubuh Fang Yuan bergerak cepat, ia bergerak ke samping menghindari serangan cepat yang dilakukan oleh calon mangsanya itu.
"Owh, hati-hati kau akan terjatuh" canda Fang Yuan dengan enteng.
Setelah berkata begitu, ia tidak tinggal diam. Dengan jarak yang cukup dekat, ia memutar pinggangnya dan mengangkat tinjunya seraya mengeluarkan kekuatan tenaga dalamnya.
Sebuah tinju dengan pancaran cahaya kebiruan melesat dengan cepat mengurai kepekatan udara sekitar, gelombang kekuatan murni yang dikeluarkan oleh Fang Yuan cukup membuat fluktuasi udara yang mencengangkan.
"Baaammm"
Tinju kuatnya menyentuh kepala serigala perak tanpa mampu dihindari, dalam pertukaran kejadian yang singkat itu pun mengantarkan seekor serigala perak tewas dengan kepala hancur seperti semangka pecah.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat