NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat

Sudah 3 hari berlalu semenjak Abidzar benar-benar menyentuh Freya dan selama 3 hari itu juga Abidzar selalu melakukan kewajibannya. Entah harus merasa senang atau sedih sebab akhirnya ia bisa merasakan disentuh suaminya sendiri. Bila saat bersamaan Gathan dulu Freya sampai mengemis dan bertindak seperti jalaaang, tapi tidak untuk kali ini. Meskipun Abidzar menyentuhnya karena memiliki tujuan, tapi setidaknya ia disentuh dalam keadaan terhormat. Ia dinikahi. Statusnya sah sebagai istri meskipun hanya secara agama.

Namun sikap Abidzar masih cenderung dingin. Meskipun tidak pernah kasar ataupun menghinanya lagi, tetap saja ia merasa pernikahan ini aneh. Tapi mau bagaimana lagi, memang pernikahan yang dijalaninya ini aneh sebab ia dinikahi bukan karena cinta. Bukan juga untuk dijadikan pendamping hidup, tetapi hanya untuk memberikan pasangan suami istri itu seorang anak.

Siang ini Freya tampak sibuk belajar membuat donat dengan Bi Asih. Bi Asih mengajarinya dari dasar mulai dari bahan dan cara mengolahnya. Bila dulu ia tak pernah tertarik dengan kegiatan masak-memasak, tapi tidak dengan sekarang. Saat ini ia sangat suka dengan kegiatan olah-mengolah bahan mentah menjadi aneka masakan dan makanan.

Donat sudah jadi. Kini tinggal memberikan toping. Bi Asih ternyata hanya tahu toping-toping sederhana seperti menggunakan gula halus, kacang tanah, dan mesis. Karena Freya menyukai donat aneka toping jadi ia mencari tahu apa yang biasa digunakan untuk toping donat. Setelah tahu, ia pun membelinya di online shop yang menyediakan jasa kirim instan. Freya menggunakan glaze aneka rasa. Ia pun belajar merias donat-donat tersebut berbekal video tutorial di Ucup.

Saat sedang sibuk memberi toping donat, tiba-tiba seorang wanita telah berdiri di sampingnya. Ia kita itu bi Asih yang sedang mengontrol hasil kerjanya. Namun saat ia menoleh, Freya langsung berjingkrak kaget. Matanya membulat. Sejak kapan wanita itu telah berdiri di sampingnya.

"Astaghfirullah, nyo-nyonya," seru Freya dengan mata melotot.

"Ck ... kok kamu sampai seterkejut itu liat saya? Udah kayak liat setan." Protes Sagita dengan mata mendelik tajam.

"Anu Nya, aduh ... maaf. Saya benar-benar terkejut. Kirain tadi bi Asih, taunya Nyonya." Ucapnya tak enak hati.

Sagita terkekeh, "ya udah, nggak papa. Nggak usah panik kayak gitu. Saya nggak makan orang kok. Tapi kalau makan donat ini, mau. Katanya enak deh." Ucap Sagita sambil mencomot salah satu donat bertoping glaze rasa hazelnut. "Hmmm ... enak. Kamu yang buat ini?" tanya Sagita yang telah menghentakkan bokongnya di kursi sambil menikmati donat.

"I-iya, Nya. Tapi nggak sepenuhnya. Masih dibantu bibi soalnya Freya juga baru belajar." Ucap Freya jujur.

Sagita menganggukkan kepalanya, "kayaknya kamu punya bakat deh. Tinggal diasah aja. Kebetulan saya suka makan donat dan donat ini enak. Empuk, lembut, menul-menul juga. Kamu juga pinter ngeriasnya." Puji Sagita membuat Freya tersenyum sumringah. Ia tak menyangka, karya perdananya ini mendapatkan pujian dari Nyonya besar keluarga itu.

Ah, melihat Sagita, ia jadi teringat dengan mantan mertuanya. Sebenarnya Lavina itu baik, tapi sikapnya lah yang membuat mantan ibu mertuanya tak menyukainya. Dulu ia membenci wanita paruh baya itu karena telah menjodohkan Gathan dengan Nanda. Tapi kebencian itu kini telah sirna. Ia justru merasa menyesal belum sempat meminta maaf padanya.

"Terima kasih, Nya. Tapi sepertinya Anda terlalu berlebihan. Saya masih harus terus belajar supaya bisa membuat donat yang benar-benar enak."

"Tapi beneran enak kok, saya nggak bohong. Tapi kalau soal untuk belajar lagi itu emang perlu. Yang namanya ilmu itu harus terus diasah dan digali. Jangan mudah berpuas diri. Semakin banyak ilmu, semakin baik." Jelas Sagita memberikan arahan juga nasihat.

...***...

Selesai membuat donat, Freya berjalan menuju taman samping rumah itu. Ditatapnya bunga-bunga yang bermekaran membuat hati rasa damai. Hingga tiba-tiba Sagita datang dan duduk di sampingnya.

"Ah, nyo-nyonya." Lagi-lagi Freya gelagapan saat berhadapan dengan Sagita membuat wanita paruh baya itu tersenyum geli.

"Kamu kok setiap liat saya kayak terkejut dan ketakutan gitu sih? Kayak ada sesuatu yang dirahasiakan aja. Atau jangan-jangan emang ada?"

"Rahasia? Ah, itu-itu hanya perasaan nyonya saja. Saya tidak memiliki rahasia apa-apa." Kilahnya.

"Baguslah kalau nggak ada. Ngomong-ngomong kamu berasal dari mana? Terus kok kamu bisa jadi asisten rumah tangga di sini? Padahal kamu cantik lho. Lumayan tinggi juga. Bisa tuh jadi model."

"Saya berasal dari kota ini juga kok, Nya." Jawabnya singkat. "Saya nggak tertarik jadi model, Nya. Mending kayak gini aja, udah cukup bagiku." Jawabnya.

Mata Sagita memicing, "boleh saya tanya sesuatu sama kamu?" Tiba-tiba Sagita mengubah raut wajahnya jadi lebih serius.

"I-iya, Nya. Si-silahkan!" Ucap Freya terbata.

"Jujur pada saya, siapa kamu sebenarnya dan apa tujuan kedatangan mu kemari?"

Degh ...

Pertanyaan tak terduga keluar dari bibir Sagita. Freya mendadak menegang di tempatnya. Sekelumit keresahan menyelimuti hatinya. Mengapa Sagita bisa tiba-tiba menanyakan itu padanya? Apakah Sagita telah mengetahui sesuatu? Bila benar, lantas haruskah Freya berkata jujur dan terbuka padanya? Bukankah wanita paruh baya itu adalah ibu dari Abidzar jadi ia pun berhak tau segalanya? Tapi bagaimana bila Abidzar marah padanya karena menceritakan hal tersebut?

...***...

Tampak seorang pria meratap sambil memandangi sepucuk surat yang berada di tangannya. Matanya basah. Hatinya sakit. Pikirannya cemas, kalut, dan khawatir.

"Fre, kamu kemana? Kenapa kamu pergi tanpa pamit? Kamu pergi dengan siapa? Kenapa Fre, kenapa kamu tinggalkan kakak?"

Air matanya menetes. Tio benar-benar mencemaskan keadaan sang adik. Kenyataan yang ia dapat saat berkunjung ke lapas dimana Freya ditahan membuatnya terpuruk. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak. Freya pergi. Tanpa pamit. Ia pergi dan hanya meninggalkan sepucuk surat sebagai ungkapan permohonan maaf dan permintaan agar tak perlu mengkhawatirkannya.

Assalamualaikum, kak. Apa kabar? Semoga kakak, mbak Nisa, dan calon buah hati kalian sehat selalu.

Oh ya kak, setelah surat ini sampai di tangan kakak, mungkin aku sudah pergi. Maaf kalau aku pergi tanpa pamit. Aku hanya ingin menenangkan diri dan menjauh dari semua. Kakak tenang saja, aku baik-baik saja kok. Aku pergi dengan temanku. Jadi kau tak perlu khawatir.

Terima kasih atas segalanya, kak. Semoga kakak dan keluarga selalu sehat dan bahagia. Maaf selama ini aku hanya menjadi beban mu.

^^^Salam sayang,^^^

^^^Freya^^^

Tio lagi-lagi tergugu. Ia tak mengerti, mengapa adiknya itu tiba-tiba saja pergi. Ia juga tak tahu, pergi dengan siapa. Tio sudah mencoba bertanya pada aparat yang bertugas, tapi mereka tak ingin memberitahukannya.

Anisa kebingungan sendiri. Ia khawatir, bagaimana kalau kepergian Freya itu karena ucapannya tempo hari. Bagaimana bila benar, ia yakin Tio pasti akan benar-benar kecewa padanya.

'Astaga, bagaimana ini? Semoga saja mas Tio tidak tahu kalau akulah penyebab kepergian Freya.'

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
ℓ ι ƒ ι α 💕
deuhh yang pengen dipanggil Mas 🤭🤭😁
Lucy Toruan
Luar biasa
Juliana Akip
Lumayan
Juliana Akip
Biasa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Windi Rannu
.
Atika
Luar biasa
Mimine Toto Ayra
Kecewa
Mimine Toto Ayra
Buruk
maria handayani
/Shy/
Mariani SPd
jangan end duluu thor
Mariani SPd
duh tragis banget lah huhuhu
syediiih Thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor yaaa
Mariani SPd
waduh.....kok pakai acara pingsan segala sih
Mariani SPd
seneng banget lah punya mertua kek gini
Mariani SPd
wesss keren banget mah punya nenek kek gini. atau besok kalo aq jadi nenek, kek gini juga ah. biar dunia terasa indah hahaha
Mariani SPd
hmm...... siapa lagi tuh thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor sayang
Mariani SPd
Tirta lihat anaaaa
Mariani SPd
wah....makin kesini makin seru aja ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!