Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Janji yang di ingkari part 3
" Tuan, seperti nya nyonya Nina sudah di hubungi oleh wanita yang bernama Hafsah, saya menerima laporan dari penjaga kebun rumah yang sedang anda tempati.
Wanita itu datang ke rumah dan menemukan sepucuk surat yang di berikan nyonya Nina buat anda!"
Sialan lancang sekali permpuan itu, berani-beraninya membuka surat yang bukan miliknya! Umpat Aldi laki-laki itu mengepalkan tangannya
Deg
" Nina?" Gumam Aldi mengikat kejadian semalam
" Maafkan aku Nina!" Setelah membaca pesan singkat dari asisten pribadi nya Aldi beranjak dari tempat tidurnya dan keluar kamar dengan tergesa-gesa, ia menuruni anak tangga, matanya melihat kesana-kemari mencari seseorang yang ingin di temui, hingga sampai di meja makan terlihat Vika yang sedang menyantap sarapan pagi nya seorang diri
" Vik, kak Nina mana, nggak ikut sarapan?
Tanya Aldi sambil menggeser kursi di hadapannya dan kemudian menduduki nya
" Dia ikut Bik Tuti ke pasar, tadinya mau minta izin ke kakak, cuman katanya nggak enak takut ganggu istirahatnya!"
" Ooo...!" Aldi mengambil roti kemudian mengolesinya dengan selai coklat
" Kakak sudah sehat?" Tanya Vika
" Ya seperti yang kau lihat!" Jawabannya enteng
" Kak, Kaka ipar kenapa yah, tadi aku perhatikan matanya bengkak, kaya habis nangis, gitu?"
Aldi menghela nafas panjang, ada rasa sesak di dalam dadanya mendengar pertanyaan Vika
" Kakak lagi nggak berantem kan, dengan kak Nina? Vika menatap sang kakak dengan menyelidik
" Huff..., Ya,biasalah salah paham!" Aldi menyudahi sarapannya, ia meneguk air putih dengan berlahan
Matanya kini tertuju pada benda pipih yang tidak asing baginya, benda itu tergeletak begitu saja di atas meja tanpa pemiliknya
Dengan cepat laki-laki itu, mengambilnya, hp itu tidak di beri pengaman kata sandi sehingga dengan mudah Aldi membuka dan mengotak-atik benda tersebut, matanya melebar kala melihat pesan dengan nomer yang tidak dikenal
" Ck, benar-benar wanita gila!" Aldi bergumam lirih, nanum masih bisa di dengar oleh Vika yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik sang kakak
" Siapa yang gila kak?"tanya Vika mengerutkan keningnya
Ia cukup penasaran dengan siapa wanita yang di anggap gila oleh sang kakak
" Bukan siapa-siapa!" Aldi menjawab tanpa melihat Vika, pandangan nya masih tertuju pada benda pipih itu.
" Oh ia kak, ini obatnya di minum dulu, tadi kakak ipar sudah menyiapkan!"
Vika menyodorkan obat yang berada di pisin kecil
" Makasih!"
*****
Ya Allah rasanya rumah tangga ini sulit sekali untuk di perjuangkan, ada aja masalah yang datang silih berganti.
Hari ini Nina belum berani menemui suaminya,mengingat kejadian semalam yang seketika membuatnya sesak, ia memutuskan untuk menyibukkan diri, dari pagi ia menemani Bu Tuti ke pasar, setelah dari pasar ke dapur membantu Bu Tuti memasak hingga selesai, setelah merasa lelah ia mengistirahatkan badannya ke kamar yang ia gunakan semalam.
Ceklek
Terdengar pintu di buka, Nina begitu kaget, pasalnya ia sedang tiduran dan melepas jilbabnya.
Seorang laki-laki berjalan mendekatinya, siapa lagi kalau bukan Aldi, laki-laki itu langsung masuk tanpa memberi kesempatan pada Nina untuk bangun dan mengenakan jilbabnya
" Heh, kalau masuk ketuk pintu dulu dong, jangan asal masuk!"geram Nina ia menampakan kekesalan dalam raut wajahnya
Sementara Aldi, ia begitu terkejut melihat penampilan Nina tanpa mengenakan jilbab
Cantik dan menarik itulah yang di ucapkan oleh Aldi dalam hati
Benar-benar menggoda iman
Aldi memberanikan diri duduk di tepi ranjang mendekati Nina, tatapan mata nya tidak berkedip melihat Nina yang masih tidak mengenakan jilbabnya
Merasa risih dengan tatapan suaminya Nina langsung mengambil jilbab dan mengenakan kembali
" Mau apa kesini?"Tanya Nina datar
" Ternyata jika kau sedang tidak menggunakan jilbab, kau begitu menarik!" Aldi menatap Nina dengan penuh damba
" Jaga ucapan Anda!" Teriak Nina
" Santai sayang, aku bukan orang lain untukmu, aku suami mu yang sudah halal melihat keindahan aurat mu, bukan hanya melihat, tapi juga menikmati!" Dengan tenang Aldi berbicara
Plak
Tamparan keras mendarat di pipi mulus Aldi
" Jangan mimpi!" Ucap Nina berapi-api
Entah mengapa Nina marah dengan ucapan laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu
" Kamu dengan tenang menyatakan seperti itu, padahal di luar sana kau menjalin hubungan dengan wanita lain?" Nina menatap nanar wajah suaminya
Laki-laki itu tidak menjawab ucapan sang istri, ia masih mengelus-elus pipinya yang terasa panas, ia juga sedang berfikir keras cara meredam kemarahan sang istri
" Kamu tega mas, bisa-bisanya kau perlakukan aku seperti ini!" Nina menangis sesenggukan
Aldi memberanikan diri mendekati Nina yang sedang duduk di sofa, ia menatap lembut wajah sang istri yang berurai air mata, tangan nya menyentuh pipi Nina menghapus sisa air mata yang masih tersisa
" Maafkan aku!" Aldi memeluk Nina dengan erat ia pun mencium pucuk kepala Nina dengan lembut
Ini kenapa Nina diam aja, nggak ada pemberontakan sama sekali?
Karena ia merasakan ada kenyamanan di dalam pelukan Aldi
" Kau mau dengarkan penjelasan ku mengenai wanita itu?" Tanya Aldi melepas pelukannya.
Nina hanya mengangguk, ia masih menundukkan kepalanya, malu luar biasa yang ia rasa saat ini, karena ia sudah berani marah dan menampar laki-laki yang memeluknya tadi
Katanya terpaksa menikah, di peluk menikmati, belum tumbuh rasa cinta, benarkah ? Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dalam benak Nina
" wanita itu adalah Hafsah, anak dari rekan bisnis orang tuaku yang akan mereka jodohkan dengan ku, aku baru tahu berita ini kemarin saat aku memutuskan pulang ke sini,
Aldi menghela nafas berat
" Ternyata selama ini, Aji menyimpan rapat-rapat mengenali persoalan ini!"
Aldi menyentuh tangan Nina dengan lembut, ia juga menatapnya
" Jika usia ku, sudah sampai di 30 tahun, tapi aku belum ada tanda-tanda dekat dengan permpuan, maka mereka akan mengirimkan permpuan pilihan mereka untuk ku!"
Deg
Nina memberanikan diri menatap suaminya, banyak pertanyaan bersarang di dalam kepala wanita itu
" Sebenarnya dulu, kenapa aku menikah mu secara siri, Karena rasa takutku, akan kehilangan mu, jujur setelah kau sukses membuat Vika berubah, kau juga sukses mengobrak-abrik pertahanan hatiku, aku yang tak pernah dekat dan lembut dengan permpuan, mengenal mu menjadikan aku lemah seperti ini.
Bahkan aku sampai meminta padamu sebuah kesempatan agar aku bisa dekat dengan mu, memberikan janji konyol yang bahkan menyiksa aku sendiri dengan tidak menyentuh mu!
Tapi intinya di sini, aku akan memperjuangkan mu, aku akan mengurus pernikahan kita di KUA
Aku tidak peduli telah mengingkari janji yang sudah aku buat sendiri, ku mohon kau mau berjuang bersama ku!"
Aldi kembali memeluk Nina dengan erat.