Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Hahaha!"
Farrel dan Renata tertawa keras ketika membicarakan tentang kado yang diberikan oleh Renata kepada Sadrina. Saat ini mereka sudah pulang ke mansion milik Farrel. Mereka telah memiliki seorang putra bernama Darren Gibson yang berusia 3 tahun. Sementara usia kandungannya Renata telah menginjak enam bulan.
"Jadi kadonya sudah kamu masukkan ke dalam kopernya Sadrina, sayang?"
Renata menganggukkan kepalanya, "Iya, sesuai perintah dari kamu."
Saat itu Sadrina tidak sempat menyiapkan pakaian apa saja yang harus dia bawa ke hotel. Kemudian Renata menawarkan diri agar dia yang menyiapkan semuanya. Sehingga Farrel memiliki ide jail terhadap Sadrina dan Andra. Dia menyuruh Renata untuk memasukkan kadonya ke dalam koper Sadrina saja.
Farrel memang mengetahui bahwa Andra menikahi Sadrina agar dia tidak menikah dengan Sonya, sehingga rahasianya sebagai pria impoten tidak terbongkar. Dan Andra akan menagih janji ayahnya untuk meresmikannya menjadi pemimpin perusahaan. Tapi dia sangat berharap pernikahan kedua sejoli itu langgeng, sehingga munculah ide konyol seperti itu. Siapa tahu Sadrina adalah obat untuk Andra, yang bisa menyembuhkan impoten nya Andra.
"Semenjak Pak Bambang meninggal, aku tidak pernah mendengar kabar tentang Sadrina lagi. Padahal dulu kami sempat akrab. Jadi sebenarnya kemana dia pergi? Mengapa dia bisa bertemu dengan Andra? Dan mengapa bisa mereka menikah?" Renata tidak paham, dia sangat mengetahui bahwa Sadrina dan Andra itu seperti kucing dan anjing, sehingga dia sangat syok ketika mendengar kabar dari Farrel, setelah sekian lama dia tidak mendengar kabar tentang Sadrina, tiba-tiba saja Farrel memberikan kabar bahwa Sadrina dan Andra akan segera menikah.
"Aku juga tidak tahu sebenarnya Sadrina itu pergi kemana selama ini. Mungkin dia sengaja menjauhi kita karena tidak ingin merepotkan kita. Kamu juga tahu kan bahwa aku dan ayah aku sudah menawarkan bantuan kepada Sadrina, tapi Sadrina malah menolaknya. Mungkin dia adalah seorang wanita yang tidak ingin berhutang budi kepada siapapun." Kebetulan ayahnya Farrel sudah lama tinggal di luar negeri untuk memantau semua anak perusahaan Gibson disana, sehingga tidak bisa hadir di acara pernikahan Sadrina dan Andra.
Farrel pun memeluk Renata yang sedang duduk dipinggiran ranjang, dia mengusap-usap perut wanita itu yang nampak buncit. "Gara-gara kita membicarakan lingerie. Aku jadi ingin menengok anak kita, Sayang."
Renata hanya tertawa kecil, kemudian dia menganggukkan kepalanya. Dia sangat bersyukur memiliki seorang suami yang sangat pengertian dan setia seperti Farrel.
Namun, setelah mereka membuka pakaian masing-masing, dan baru saja sang joni masuk setengahnya, tiba-tiba ponselnya Farrel berdering. Rupanya ada telepon dari Andra.
"Sayang, ada telepon masuk." Renata memberitahu Farrel.
"Baru juga nyelup." Keluh Farrel.
"Angkat dulu, siapa tahu penting!"
Farrel mengeluh, ini bukan pertama kalinya Andra mengganggu dia yang sedang enak-enak dengan Renata. Andra sering datang ke mansionnya ataupun menelponnya di saat waktu yang tidak tepat. Farrel terpaksa harus mencabut sang joni yang baru saja nyelup, dia memakai bathrobe, kemudian berjalan ke balkon dan mengangkat panggilan telepon dari Andra.
"Ada apa, bro?"
"Rel, lu rese. Ngapain coba harus menyuruh karyawan untuk mempersiapkan kamar buat gue dan Si Mak Lampir di hotel?" Andra malah main nyeroscos begitu saja.
Farrel malah tertawa kecil. "Siapa tahu kan kalau lu tidur satu kamar dengan Sadrina, joni lu bangun dan minta jatah. Lu mau menjadi perjaka abadi?"
Andra menjadi salah tingkah. Karena apa yang dikatakan oleh Farrel memang benar, malam ini dia merasa bergairah kepada Sadrina. Saat ini Andra sedang berada di atas rooftop hotel. "Ng-nggak mungkin lah, bro. Lu tahu kan bagaimana body cewek-cewek yang gue kencani? Padahal mereka telanjang dihadapan gue, tapi gue sama sekali tidak berhasrat melihatnya. Apalagi si Mak Lampir, gak ada yang menarik di mata gue."
"Oke, gue catat nih kata-kata lu. Tapi gue berani taruhan, kalau sampai lu jatuh cinta kepada Sadrina. Lu harus berlari keliling kota Paris sambil memakai daster."
Andra sama sekali tidak takut dengan tantangan dari Farrel, karena dia sangat merasa yakin bahwa dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Sadrina. "Oke, gue gak takut. Sampai kapanpun gue gak akan pernah jatuh cinta sama dia. Catat itu!"
"Hm, udah dulu ya bro, gue ada acara penting sama bini gue nih." Farrel ingin melanjutkan acara menjenguk bayinya.
"Baru juga kita ngobrol, Rel."
"Besok lu lanjut ngocehnya. Soalnya ini masalahnya sangat emergency."
Klik!
Farrel segera mematikan panggilan telepon dari Andra. Pria itu sudah tidak sabar ingin menggarap tubuh sang istri.
Namun, Farrel seketika menjadi lemas ketika dia masuk ke dalam kamar, rupanya Renata sudah tertidur pulas, mungkin karena kelelahan telah membantu seluruh persiapan acara pernikahan Andra dan Sadrina dari pagi sampai malam.
Andra hampir sering mengganggu acara main jungkat jungkit diantara sepasang pasutri itu.
...****************...
"Acara emergency?" Andra mengerutkan keningnya. Dia mencoba mencerna perkataan sahabatnya itu. Kemudian dia menelan saliva, pikirannya langsung menjurus ke hal-hal yang berhubungan dengan ranjang.
Selama ini Andra sangat penasaran dengan bagaimana rasanya bercinta, karena sang joni tidak bisa bangun dan belum pernah masuk ke dalam milik wanita manapun. Tapi sayangnya mengapa sang joni harus bangun disaat dia sedang bersama dengan Sadrina? Bagi dia hal tersebut sangat di luar nalar.
Setelah menikmati sebatang rokok, Andra memilih untuk kembali ke kamar hotel. "Sepertinya si Mak Lampir sudah selesai mandinya. Aku harus kembali ke kamar."
...****************...
"Pasti ini kerjaan Farrel dan Renata. Ya Tuhan, aku harus memakai pakaian apa?" Sadrina nampak kebingungan. Dia tidak mungkin memakai lingerie yang sangat terlihat seksi itu.
Tapi jika dia tidak memakai lingerie, lantas dia harus memakai pakaian yang mana lagi? Tidak mungkin dia hanya memakai handuk, justru malah semakin terlihat seksi, bahkan handuknya sedikit basah.
Tok!
Tok!
Tok!
Sadrina mendengar suara seseorang mengetuk pintu, kemudian terdengar suara Andra.
"Sadrina, buka pintunya!"
Sadrina terlihat sangat panik, dia sangat kebingungan sekali. "Masa aku harus memakai lingerie? Bagaimana kalau si Grandong memperkosa aku?"
Sadrina menjadi teringat dengan perkataan Andra yang bilang tidak akan pernah menyentuh tubuh Sadrina karena tubuhnya tidak menarik untuk Andra. "Tapi kan aku bukan tipenya. Tidak mungkinlah si Grandong mau menyentuh tubuh aku."
Sadrina terpaksa harus mengenakan lingerie tersebut, dari pada tidak memakai pakaian sama sekali.
...****************...
Tok!
Tok!
Tok!
"Sadrina sayang, buka pintunya!" Andra terpaksa harus memanggil sayang kepada Sadrina karena ada seorang karyawan sedang berjalan melewati kamar hotelnya. Padahal sebenarnya dia sangat kesal, sudah beberapa kali dia mengetuk pintu, tapi Sadrina belum juga membuka pintu.
"Aku kadang merasa heran. Mengapa wanita kalau mandi selalu lama?" Gerutunya dengan pelan.
Ceklek!
Terdengar suara pintu berderit. Akhirnya Sadrina pun membuka pintu kamar hotel tersebut.
Andra segera menyerobot masuk sambil mengomel. "Mak Lampir..."
Andra tidak meneruskan perkataannya, matanya membulat ketika melihat penampilan Sadrina yang hanya mengenakan lingerie. Wanita itu terlihat sangat seksi malam ini.