Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Ke Sekolah Aaron
Dibalik kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, Arthur melihat Devina yang tengah sibuk membenahi sabuk pengaman pada Aaron. Lisa sudah duduk di kursinya. Lalu, ia melihat Arthur terpaku dalam posisi berdiri. Lantas Lisa seketika bangkit dari duduknya.
"Pak, apa ada yang tertinggal?" tanya Lisa. Seketika Arthur tersadar dari lamunannya. Ia langsung memegang lengan Lisa dan menyuruhnya untuk duduk kembali.
"Tak ada. Sudah, duduklah yang baik. Pesawat sebentar lagi lepas landas," bisik Arthur.
Lisa hanya terdiam dan menganggukkan kepalanya. Lalu ia memilih untuk memejamkan matanya. Lisa sedang sibuk memikirkan sesuatu sehingga memutuskan tak banyak bicara. Khawatir Arthur semakin marah padanya.
Sedangkan Arthur sengaja membuat Lisa tak menoleh atau melihat ke arah belakang, karena di sana ada rombongan Devina. Mereka sama-sama duduk di kursi kelas bisnis. Hanya saja Arthur dan Lisa berada di bagian depan. Sedangkan rombongan Devina berada di bagian belakang.
"Kamu makin cantik, Yank. Maafkan aku. Love you," batin Arthur.
Kali ini di dalam pesawat, Arthur melihat Devina dari jarak yang cukup dekat. Mantan istrinya itu terlihat jauh lebih segar dan cantik. Terlebih Devina sengaja mengubah gaya rambutnya. Dahulu, Devina sering memiliki gaya rambut yang cukup panjang. Namun kini ia memilih gaya rambut pendek.
☘️☘️
Satu minggu kemudian, Jakarta.
"Ayah Leno mana ya? Kata na mau jemput Aaron," gumam Aaron yang sejak tadi kepalanya celingak-celinguk di tempat penjemputan sekolahnya guna mencari Reno. Namun hasilnya nihil.
Kemarin, Reno berjanji untuk menjemput Aaron sepulang sekolah. Dikarenakan Aaron telah bersedia dibelikan oleh Reno mainan mobil-mobilan yang sama persis seperti miliknya yang hilang di Singapura.
Rencananya, Reno dan Aaron akan berangkat berdua ke toko mainan guna membelinya. Namun sudah lima belas menit Aaron menunggu, Reno juga belum datang menjemputnya.
Sedangkan di luar sekolah, Arthur terus melihat Aaron yang berdiri di tempat penjemputan didampingi oleh gurunya. Posisi Arthur masih berada di dalam mobil.
Setiap mengintai Aaron di sekolah, Arthur selalu sendirian dan sengaja menggunakan mobil rental. Arthur tak memakai mobil pribadinya, khawatir Devina atau Reno memergoki dirinya. Otomatis rencana yang sudah ia susun sesuai anjuran Tommy, bisa berujung gagal.
"Apa hari ini Devina enggak jemput Aaron? Tumben dia belum datang. Padahal yang aku tahu, dia orangnya selalu disiplin waktu alias on time." Arthur berucap dalam hati.
Ya, beberapa hari ini Arthur terus memantau kegiatan Aaron dari luar sekolah. Ia tahu jika Devina sering bersama sopir pribadi untuk mengantar dan menjemput Aaron sekolah. Sejak kembali ke Tanah Air, Devina juga lebih memilih tinggal di kediaman Arjuna bersama putranya. Binar dan Dion pun tak memaksa untuk hal ini. Walaupun sebagai orang tua, tentunya ingin Devina dan Aaron tinggal di kediaman mereka.
"Apa aku temui Aaron sekarang? Mumpung Devina belum datang," batin Arthur.
Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan berjalan menuju sekolah Aaron. Sedangkan di kediaman Arjuna, Devina tengah uring-uringan. Saat ini ia dan Reno tengah sibuk berbicara dalam sambungan telepon.
"Kalau kamu enggak bisa jemput Aaron, harusnya sejak tadi kamu hubungi aku. Kasihan Aaron sudah nunggu kelamaan di sekolah. Teman-temannya pasti sudah pulang!" gerutu Devina.
"Maaf, Dev. Aku sedang kejebak macet di jalan. Tadi rapatnya m0lor dari perkiraanku," jawab Reno apa adanya.
"Kemarin Aaron sudah bersedia untuk dibelikan mainan yang baru mirip mobil lamanya yang hilang di Singapura, tapi sekarang kamu buat dia kecewa karena lama menunggu di sekolah. Sudahlah, semua memang salahku. Aku segera pergi jemput Aaron!" ketus Devina seraya menutup sambungan teleponnya dengan Reno secara sepihak.
Bip...
Devina bergegas memanggil sopir pribadi Arjuna untuk mengantarkan dirinya ke sekolah Aaron. Sedangkan di dalam mobil, Reno terus memukul setirnya karena dapat dipastikan siang ini dirinya gagal mengajak Aaron ke toko mainan. Devina juga pasti kecewa dan marah padanya.
"Bener-bener sial!" gerutu Reno.
☘️☘️
"Holeee... mainanku kembali. Makasih ya, Om cakep." Aaron terus tersenyum sembari memeluk mainan mobil-mobilan miliknya yang terdapat sticker khusus D 💖 A.
"Iya, sama-sama anak ganteng." Arthur mengelus lembut rambut Aaron.
Ya, Arthur berhasil masuk ke dalam sekolah Aaron dengan kondisi tak mengalami kesulitan yang berarti. Tentunya guru dan penjaga sekolah tak melarang Arthur. Hal ini dikarenakan Rara memiliki saham cukup besar di yayasan sekolah tersebut. Keluarga Devina pun tidak tahu mengenai hal ini, karena memang Rara sendiri jarang menghadiri undangan dari sekolah itu karena kesibukan yang lain.
Arthur sendiri baru mengetahui kenyataan itu saat menyelidiki di mana Aaron bersekolah. Arthur pun saat ini menggunakan wewenangnya sebagai anak pemilik saham terbesar di sekolah itu agar para guru dan penjaga sekolah yang melihatnya bersama Aaron untuk tidak menyampaikan apapun pada Devina maupun keluarga mantan istrinya itu.
"Mainan ini akan jadi milik Aaron kembali, asal janji dulu buat lakuin sesuatu."
"Apa itu, Om?" tanya Aaron.
Arthur pun memajukan wajahnya ke telinga Aaron lalu membisikkan sesuatu.
"Aaron sudah paham?"tanya Arthur.
"Paham, Om. Beres pokoknya. Rahasia aman. Hehe..." jawab Aaron seraya menga_cungkan jempol tangannya ke atas. Ia terlihat begitu bahagia dan antusias.
"Tos dulu dong," ajak Arthur.
Tos...
Keduanya pun sepakat melakukan tos sebagai tanda kesepakatan bersama yang bersifat rahasia. Tak lupa Arthur juga memasukkan helaian rambut milik Aaron yang berhasil diambilnya secara diam-diam sebelumnya.
Ya, Arthur berhasil mengambil sampel rambut milik Aaron yang rencananya akan dilakukan tes DNA di rumah sakit. Ketika Aaron tengah asyik memegang mainan mobil-mobilannya kembali, Arthur beralasan rambut Aaron agak sedikit kotor. Lalu, Arthur menyuruh Aaron untuk diam sejenak karena mau dibersihkan.
Aaron pun menuruti Arthur tanpa banyak membantah. Sebab hatinya begitu senang mendapati mainannya kembali. Akhirnya Arthur berhasil mengambil rambut Aaron tanpa membuat bocah itu curiga maupun berontak.
"Semoga kamu memang benar putraku," ucap Arthur dalam hati seraya memandang wajah Aaron dari arah samping. "Jika kamu bayi yang dilahirkan Devina beberapa tahun silam, lantas yang dimakamkan bayi siapa? Apa dia waktu itu melahirkan anak kembar?" batinnya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
ijinin Devina buat maafin dan balik lagi sama Arthur thor, bikin Devina ga trauma lagi sama Arthur thor
lanjuuuuut thor
semangaaaaats 💪🏻💪🏻💪🏻