Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Rasa Kecewa
setelah makan siang Rana mendatangi bik marmi dan memperlihatkan list pesanan teman-temannya
"wah ada yang yang pesan pisang nugget juga ya non !?" tanya bik Marmi
"iya bik ada beberapa " jawab Rana
" oke gampang itu kita akan membuatnya
oh iya non apa non nggak mau buat olahan pisang lainnya !?" tanya bik marmi
"apa lagi bi olahan lainnya !? "tanya Rana
"ya banyak non,ada kue bolu,bolu kukus,ada bola-bola pisang isi coklat lumer,pisang fla susu" jawab bik Marmi
"wah banyak ya bik!! boleh tuh bik di buatkan sedikit untuk sampel siapa tau ada yang minat " jawab Rana dan di angguki oleh bik marmi
mereka pun sepakat untuk membuat semua olahan pisang yang di liat oleh rana Tadi
Sore harinya Rana dan bik marmi sibuk menyiapkan semua bahan yang akan mereka pakai untuk membuat banana roll juga pisang nugget dan pisang Fla susu, coklat keju juga bola bola pisang isi coklat lumer
Semua olahan pisang Rana Buat walaupun teman-temannya hanya pesan banana roll krispy dan pisang nugget tapi rana pikir tidak ada salahnya membawa beberapa nantinya untuk teman-temannya coba siapa tau ada yang minat dan memesannya
Rana juga meminta pada bik marmi untuk mengajarkannya membuat kue tart
Bik marmi yang memang sangat pintar membuat berbagai macam makanan dan kue tentu saja mau mengajarkan nona mudanya membuat kue tart
"Non kue tarnya kapan nona mau buat?! Tanya Bik Marmi
" hari ini bik ,aku mau kasi ke papa " jawab Rana oke kalo begitu kita buat sekarang " ucap bik Marmi
"ayo bik,aku juga mau tau cara bikin kue tart siapa tau ada teman yang juga mau di buatkan hehehehe "jawab Rana terkekeh
"iya deh non , namanya juga peluang bisnis " ucap bik marmi ikut terkekeh
Mereka berdua pun berkutat dengan mixer dan pemanggangan
Setelah dua jam lamanya mereka bekerja sama membuat kue tart akhirnya selesai juga dengan hasil yang sangat memuaskan
"wah bik marmi hebat bisa bikin kue tart sebagus ini" ucap Rana memuji bik marmi
"non juga hebat menghias kue tart nya sangat bagus " jawab bik marmi
"akh bibi aku masih belajar juga masih nyontek di utup cara menghias kuenya " ucap Rana
"tapi hasilnya sangat bagus " jawab bik Marmi
Bik marmi memang sangat pintar membuat kue tart karena dulu sewaktu muda bik marmi pernah bekerja di toko kue terkenal namun bik marmi harus pulang kampung karena sang ibu sedang sakit
namun takdir berkata lain sang ibu pergi meninggalkan bik marmi untuk selamanya
sepeninggalan sang ibu bik marmi kembali kekota mengadu nasib dan akhirnya bekerja di sebuah restoran bintang tiga dan menjadi asisten koki hingga bik marmi banyak tau masakan modern
Bik marmi berhenti bekerja karena salah satu temannya memfitnahnya membawa pulang bahan makanan persediaan dapur restoran
hingga akhirnya bik marmi di pecat namun seminggu kemudian bik marmi di panggil Kembali oleh pemilik restoran karena pelaku sebenarnya sudah tertangkap tapi bik marmi menolak karena sudah bekerja di rumah besar keluarga Prawira saat nyonya Sania masih hamil Rahardian
Bik Marmi bekerja sebagai Art bagian dapur memasak makanan untuk majikannya
Dan di rumah inilah alasan bik Marmi bertemu dengan pak joko sampai mereka menikah dan melahirkan Jeffry sang putra
Yang usianya hanya beda setahun dengan Tuan muda pertama dalam keluarga prawira yaitu Rahardian Prawira
"bik aku mandi dulu ya Udah gerah banget ini" ucap Rana
"iya non kuenya bibi masukkan kedalam kulkas dulu ya biar coklatnya nggak meleleh " sahut ik Marmi
"oke bik" Rana menaikkan kedua jempolnya
Setelah itu Rana berjalan cepat masuk kerumah besar orang tuanya dan masuk kedalam kamarnya untuk bersih-bersih agar saat sang papa pulang Rana sudah rapi dan wangi
selesai mandi Rana turun dan duduk di meja makan memperhatikan bik marmi yang sedang sibuk mempersiapkan bahan yang akan di masaknya untuk makan malam majikannya bersama keluarga nya
"Rana bantu masak ya bik !?" ucap Rana
"nggak usah non,non sudah cantik dan juga wangi masa mau bau masakan lagi atau berbau keringat
lagian tuan besar sudah hampir pulang "ucap bik Marmi
Tak lama Rana mendengar suara deru mesin mobil sang ayah
Jantung Rana berdetak kencang merasakan kebahagiaan membuncah juga perasaan ragu yang datang secara bersamaan
Ada setitik keraguan tumbuh dalam hati rana dia takut jika sang ayah menolak pemberiannya dia juga sangat ingin memperlihatkan kasih sayangnya melalui kue yang di buatnya penuh dengan cinta dan kasih sayang
Rana meminta kue tart buatannya dari bi marmi
Tangan Rana gemetar saat memegang kue tart itu
Rana berjalan keluar dari dapur dengan kue tart buatannya di tangan
Rana dapat mendengar jika sang ayah berada di ruang keluarga bersama ibu dan saudara-saudaranya yang lain
"happy Father Day pa" ucap Rana menyodorkan kue tart pada sang Ayah
Namun papa Nathan Hanya menatap Rana tanpa berminat sedikit pun menanggapi ucapan sang putri
Senyuman indah di wajah Rana seketika memudar
"selamat hari ayah pa" ucap Raya
" Makasih sayang," jawab papa Nathan lalu memeluk putri bungsunya
Ketiga kakaknya pun melakukan hal sama memeluk sang ayah sambil mengucapkan selamat hari ayah
Rana semakin tersenyum kecut karena mereka tak mengindahkan Rana seolah Rana Tak ada di antara mereka
Perlahan-lahan rana memundurkan tubuhnya Dengan mata berkaca-kaca
Rasa kecewa kembali Rana rasakan
Bik Marmi dan bik Mumun yang menyaksikan itu sudah meneteskan airmata
ada rasa sesak dalam dada mereka, mereka merasa kasihan pada anak majikannya yang satu itu yang selalu di bedakan oleh kedua orang tuanya
"orang tua macam apa mereka,aku bersumpah kalian akan menyesal suatu hari nanti " ucap bik marmi dalam hatinya
"ya Allah nak tambahkan hatimu,bibik mendoakan kamu akan merasakan kebahagiaan tanpa bersama mereka Hiks hiks hiks " bik mumun berucap dalam hatinya dan terisak
Rana melangkahkan kakinya gontai menuju arah dapur wajah cantiknya sudah basah oleh air mata
Rana menuju halaman belakang dan berpapasan dengan oak Joko
"pak" panggil rana
pak joko pun menghampiri Rana
"ada apa non!?" tanya oak joko
"selamat hari ayah" ucap rana menyodorkan kue tart yang di bawanya
"terima kasih nak,semoga kebahagiaan menghampiri mu dan badai dalam hatimu segera berakhir " ucap pak joko mengelus kepala Rana dengan sayang
Mendengar doa dari mulut pria paruh baya itu rana tak bisa lagi menahan isakan tangisnya yang seperti membatu di dalam dadanya
"hiks hiks hiks " hanya suara tangisan tertahan rana yang terdengar
Rana mengelus dadanya berharap rasa sesak itu segera hilang
Bik marmi menghampirinya lalu memeluknya erat membiarkan putri angkatnya itu menangis agar rasa sesak didalam dada gadis cantik itu segera hilang
Bik marmi menuntun Rana menuju paviliun yang berada di ujung bertujuan agar putri angkatnya itu bisa leluasa mengeluarkan semua sesak dalam dadanya
Paviliun bekas pekerja yang di tinggalkan pemiliknya sebulan yang lalu dan bik marmi dan bik Mumun bergantian membersihkannya
Didalam paviliun itu juga ada tempat tidur Dengan kasur spring bed bekas tuan mudanya
"menangislah nak, lepaskan semuanya agar esok hari dan seterusnya tak ada lagi air mata kepedihan yang ada hanya air mata kebahagiaan
Bibik akan selalu ada di sisimu nak, mendampingimu dan menemanimu" ucap bik Marmi dengan suara bergetar
Bik marmi mengusap wajahnya yang sudah berderai air mata
"hiks hiks hiks dadaku terasa sesak bik rasanya sangat sakit di abaikan Hiks hiks hiks " Rana masih sesenggukan
Rana menangis sampai tertidur karena kelelahan
Bik Marmi membiarkan rana tidur disana
pak joko dan bik Mumun datang menghampiri mereka
" bagaimana bu Dengan non Rana!?" tanya pak joko
"Dia sudah tertidur pak " jawab bik Marmi
pak joko masuk kedalam paviliun dan menyalakan kipas angin bertujuan agar anak majikannya itu merasa nyaman
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja mereka meninggalkan Rana yang sedang tertidur pulas di paviliun itu
Mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka agar mereka tidak mendapatkan teguran dari sang majikan
"kasian ya nona Rana" ucap bik Mumun
"Iya mun,non rana sekarang hanya punya kita jadi kita harus sebisa mungkin untuk membahagiakannya" ucap bik marmi