Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Mawar berada di situasi canggung dengan Arga, setelah tertawa yang cukup lepas membuatnya langsung kembali diam dengan ekspresi yang sedikit malu.
"Aku sudah mendengar jika kau membuat kekacauan, seperti yang ku minta. Dan seperti yang sudah ku janjikan.." Ucap Arga yang langsung mengeluarkan ponselnya, ia meminta nomor rekening bank milik Mawar.
Dengan senang hati Mawar langsung memberikan nomor rekeningnya, matanya langsung berbinar-binar saat melihat notifikasi masuk ke handphone nya.
"Ah.. Terimakasih." Ucap Mawar dengan senang.
Arga tersenyum tipis, "Aku akan mandi dulu, dan aku sedikit lapar. Apa kau bisa memasak makanan untuk ku?" Tanya Arga dengan sorot mata yang berbeda.
Wajah Mawar memerah, ia langsung memalingkan wajahnya. "Bisa, tapi aku tidak janji membuatkan makanan yang enak." Jelas Mawar yang langsung bangkit dan berjalan keluar dari kamar.
Ia menutup pintu kamar secara perlahan, otak kecilnya mulai berpikir sejenak. Makanan apa yang harus ia masak untuk pria seperti Arga, pria itu pasti sering makan makanan yang sangat mewah dan enak.
Mawar berjalan ke arah dapur dengan otak yang masih terus berpikir keras, hingga ia berhenti di dapur. Matanya menatap beberapa pelayan yang tengah duduk di atas meja makan, mereka menatapnya dengan tatapan sinis.
Mawar merasakan tatapan tak suka dari para pelayan di depannya, mata Mawar melihat para pelayan tengah makan makanan khusus orang-orang yang ada di rumah.
Para pelayan itu juga mengabaikan Mawar seakan orang itu tidak ada di sana, "Apa kalian buta?" Tanya Mawar seraya menyandarkan kepalanya, ia melipat kedua tangannya di dadanya dengan mata yang menatap kearah tiga pelayan muda di depannya.
Salah seorang pelayan tersenyum mengejek, "Apa yang anda mau, malam-malam seperti ini? Anda ingin meminta makan? Nona, sebaiknya jangan membuat pekerjaan kami semakin bertambah." Jelas pelayan itu dengan nada sinis.
"Iya, tugas kami sudah banyak. Dan anda jangan meminta kami memasakkan makanan untuk anda, ini sudah malam. Semua perabotan rumah sudah di bersihkan." Timpal seorang pelayan lagi.
Mawar menatap dengan tatapan dingin, ia tersenyum mengejek dan berjalan ke arah para pelayan di depannya.
"Apa kalian tahu siapa aku?" Tanya Mawar dengan tatapan dingin.
Para pelayan di depannya mulai berubah ekspresi, namun tetap menatap tak suka ke arah Mawar.
"Aku istri nya Arga, dan sekaligus tuan rumah di rumah ini. Dan kalian?" Tanya Mawar dengan tatapan dingin dan kesal.
"Nona, anda jangan keterlaluan. Bahkan Nyonya besar saja tidak pernah berkata seperti itu kepada kami, anda hanya orang baru di rumah ini tapi sudah sombong seperti ini." Jelas Desi yang merupakan salah seorang pelayan.
Mawar tersenyum mengejek saat mendengar hal itu, ia berjalan ke arah perabotan yang tersusun dengan rapi.
"Apa kalian membersihkannya dengan benar?" Tanya Mawar dengan mata yang menatap setiap inci peralatan makan yang ada di dapur.
"Tentu saja, kami membersihkan dengan bersih." Jelas Desi dengan nada kesal.
Mawar yang tak ingin ambil pusing langsung mengambil beberapa bahan makanan dan ingin membuat makanan untuk Mawar, tapi saat ia tengah mempersiapkan semuanya. Para pelayan di depannya langsung menghentikan hal itu.
"Nona apa kau tuli? Semua ini sudah kami bersihkan, kenapa sekarang kau ingin memakainya." jelas Sari dengan nada jengkel.
"Iya benar, apa yang kau lakukan itu menambah pekerjaan kami. Harusnya kau di sini hidup sesuai dengan aturan yang ada, dan jangan menyusahkan kami sebagai seorang pelayan." Timpal Santi dengan nada kesal.
Mendengar makin dari tiga orang di belakangnya, amarah Mawar terasa langsung naik ke ubun-ubun. Ia langsung berbalik dan menatap ke tiga orang di belakangnya, ia langsung berjalan mendekat dan langsung menampar wajah Sari.
Santi dan Desi seketika terkejut saat mendengar hal itu, mata Mawar berbalik dan menampar kedua pelayan yang lainnya.
"Beraninya kalian bersikap kurang aja kepada ku! Apa kau lupa siapa aku?" Tanya Mawar kesal.
Ketiga pelayan itu menatap mawar dengan tatapan takut, "Maafkan kami Nona." ucap mereka bersama-sama.
"Aku membuatkan makan malam untuk suami ku, apa itu salah? Aku tuan rumah di tempat ini, dan ingin menggunakan dapur sesuka hati ku. Apa itu juga salah?" Tanya Mawar dengan tatapan tajam.
Ketiganya hanya diam dan perlahan menggelengkan kepalanya, "Lalu kenapa kalian protes? Jika kalian tidak suka, kalian bisa pergi dari rumah ini." Jelas Mawar.
Ketiganya hanya diam dan menundukkan kepalanya, mood Mawar langsung berubah seketika. Ia langsung mengambil beberapa telur dan memasak nasi goreng ekstra telur untuk Arga, karena tidak ada waktu untuk membuat makanan yang lain.
Hingga tak beberapa lama Arga datang ke dapur, ia melihat tiga pelayan berdiri tak jauh dari Mawar.
"Apa yang terjadi?" Tanya Arga dengan menggunakan kaos berwarna hitam dengan celana pendek.
Mawar yang mendengar suara Arga langsung berbalik, ia melihat suami kontrak nya itu nampak tampan dengan pakaian santai seperti itu.
"Ketiga pelayan ini melarang ku untuk masak di dapur, bahkan mereka menghina ku." Ucap Mawar dengan suara kesal.
Mendengar hal itu Arga menatap ketiga pelayan di depannya, "Apa hak kalian melarang istri ku untuk masak?" Tanya Arga dengan suara rendah namun mampu membuat ketiga pelayan itu bergetar ketakutan.
Ketiganya tidak ada yang mau berbicara, mereka menjadi bisu seketika. "Sebaiknya kalian pergi." usir Mawar yang menyimpan masakannya di atas meja.
Mendengar hal itu ketiga pelayan langsung pergi meninggalkan dapur begitu saja, Arga langsung duduk di atas meja. Ia tertawa mengejek saat melihat masakan yang dibuat oleh Mawar.
"Kau membuat makanan ini untuk ku?" Tanya Arga seraya menyandarkan punggungnya.
mawar menatap Arga yang terkesan tengah meremehkan masakan yang ia buat, "Jika kau tidak mau, tidak usah makan." jawab Mawar yang langsung menarik piring berisikan nasi goreng untuk Arga.
Tapi Arga tersenyum dan menariknya lagi, "Aku bukan orang yang suka membuang-buang makanan." Jelas Arga, ia memakan nasi goreng buatan Mawar secara perlahan.
Matanya sedikit menunjukkan keterkejutan, dan pria itu nampak menikmati makanan dari Mawar. Berbeda dengan Arga, Mawar terus gugup dengan jantung yang berdetak kencang. Ia takut jika makanan nya di muntahan oleh Arga karena rasanya yang tidak enak.
Hingga tak beberapa lama Arga menghabiskan makanan di piringnya, melihat makanan yang ia buat sudah habis tak tersisa. Ada sedikit rasa senang di benak Mawar, setidaknya masakannya masih cocok di lidah Arga dan pria itu menyukai masakannya.
Setelah selesai makan, Mawar dan Arga berjalan ke kamar bersama-sama.
"Besok mungkin hari yang berat untuk mu, aku yakin ketiga pelayan tadi akan langsung mengadukan ku kepada Ayu." Ucap Arga yang sudah menebak apa yang akan terjadi.
Mendengar hal itu Mawar hanya tersenyum tipis, "Kita lihat saja besok, bukankah kau menyuruh ku untuk berbuat sesuka hati dan menjadi tokoh antagonis di rumah ini?" Ucap Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Arga tertawa kecil saat mendengar hal itu, ia tidak menjawab sama sekali dan memilih untuk segera masuk ke dalam kamar.