Karena saya masih wanita yang beradab,
masih bisa mengganti kecewa dengan doa, sekalipun berbaur dengan luka sepertimu.
Bertahun tahun hidup dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat. Tiap saat harus berhadapan dengan orang orang yang memiliki jiwa tak waras, suami kejam, mertua munafik, kakak dan adik ipar yg semena mena. Bertahan belasan tahun bukan karena ingin terus hidup dalam tekanan tapi karena ada anak yang harus dipertimbangkan. Namun dititik tiga belas tahun usia pernikahan, aku menyerah. Memilih berhenti memperjuangkan manusia manusia tak berhati.
Jangan lupa kasih like, love dan komentarnya ya kak, karena itu sangat berarti buat kami Author ❤️
Salam sayang dari jauh, Author Za ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hanya mantan
" aku akan pergi ke tempat temanku bel, meminta bantuannya untuk mencarikan aku satu orang lagi yang terlatih untuk berjaga di toko, yang pastinya juga yang bisa dipercaya, nanti yang dari rekomendasi pak RT akan aku tempatkan di sif siang, dan yang satu lagi untuk sif malam, karena aku yakin, sat ini mas Yudha dan keluarganya juga sedang merencanakan sesuatu, aku harus selangkah lebih maju dari mereka." Halwa akhirnya bersuara setelah memilih diam cukup lama.
" lalu bagaimana dengan keselamatanmu sendiri wa, pasti Yudha juga mengincar mu?"
" aku akan kembali berlatih taekwondo, agar lebih mahir, untuk saat ini insya Alloh aku bisa melindungi diri."
" baiklah, aku percaya sama kamu, tapi kamu harus tetap selalu berhati hati, jaga diri baik baik."
Halwa mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya yang di ikuti oleh Bella
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sudah hampir seminggu dari kejadian itu, tak ada tanda tanda dari mas Yudha maupun ibu atau mbak Yeni yang mengusikku, meskipun demikian aku tetap merasa was was dan harus tetap waspada, kamera mini sudah terpasang di tempat tempat strategis toko sembako milikku, dan aku juga sudah mulai mempekerjakan tiga petugas keamanan yang di toko, yang bergantian sif, untuk masalah toko insya Alloh aman dan aku bisa sedikit tenang.
akte cerai juga sudah aku terima, dan rencananya hari ini aku akan menyerahkan akte milik mas Yudha lewat jasa kurir saja, karena aku nggak mau ada masalah dengan mereka lagi, lebih baik menghindari dari pada mencipta masalah.
Drrrrrt drrrrrt drrrrrt, suara ponselku terus saja berdering, ternyata mas Yudha yang sedang menghubungiku, apakah dia sudah menerima surat cerainya?.
ada rasa ragu untuk menerima panggilan teleponnya, malas sekali kalau harus berdebat dengan laki laki itu, pasti panjang urusannya,.
aku memilih mengabaikan jeritan ponselku, dan kembali fokus mengetik untuk melanjutkan cerita yang sedang kejar tayang di salah satu aplikasi.
Drrrrrt drrrrrt drrrrrt......akan tetapi sepertinya mas Yudha enggan menyudahi panggilannya, dari tadi panggilan darinya belum juga berhenti, dan tentu itu membuat konsentrasi menulis ku menjadi tidak fokus, tak ada pilihan lain untuk menghentikannya.
" yaa hallo, asalamualaikum.'" jawabku datar saat mengangkat telepon darinya.
" waalaikumsallm, akhirnya kamu angkat juga teleponku, apa yang kamu lakukan wa, kenapa kamu tetap ngotot bercerai dariku?" balasnya murka diujung sana.
" maksudnya gimana ya mas?." jawabku tak mengerti dengan pertanyaannya yang terdengar konyol.
" aku sudah mengingatkanmu berulang kali, kita tidak akan bercerai, tapi kenapa kamu masih meneruskan gugatan kamu, meskipun kamu sudah mendapatkan surat cerai, itu tetap tidak berpengaruh apa apa, aku belum menjatuhkan talak, jadi perceraian ini tidak sah, kamu masih tetap istriku dan wajib patuh dan taat padaku, jangan jadi wanita durhaka kamu wa?"
apa dia bilang, perceraian tidak sah, apa dia pikir aku bodoh, meskipun dia belum menjatuhkan talak, saat dia lepas tidak lagi memberiku nafkah lahir batin selama bertahun tahun dan selalu bersikap dzolim pada istri dan anaknya, itu sudah bisa jatuh talak, terus saja pertontonkan keegoisanmu mas, justru itu yang akan mempermalukan dirimu sendiri, batinku kesal.
" terserah kamu mau bicara dan berpikir apa, aku sudah tidak perduli, satu yang pasti, sekarang kita sudah bukan siapa siapa lagi, hubungan kita tidak lebih hanyalah mantan, jadi jangan ganggu aku lagi, dan jika kamu merasa apa yang kamu katakan benar, lebih baik bertanya dan cari tau pada yang lebih paham, agar kamu tidak mempermalukan dirimu sendiri dengan sikapmu ini, asalamualaikum." dengan perasaan kesal dan muak akan pikiran piciknya aku mematikan sepihak obrolan ini, biarlah dia mau melakukan apa aku sudah tak perduli lagi.
" aku tidak akan mengganggu dan memaksamu untuk tetap menjadi istriku, asalkan ada pembagian harta Gono gini secara adil, aku merasa punya hak atas semua hartamu, harta yang kamu dapat saat masih jadi istriku itu hukumnya wajib untuk dibagi sama rata, jangan serakah kamu Halwa."
haaaahh, aku memekik tak percaya dengan pesan yang dikirim mas Yudha, dasar parasit, tak punya malu, bisa bisanya dia meminta bagian dari kerja kerasku selama ini bahkan tanpa adanya campur tangannya sedikitpun, bisa bisanya mas Yudha punya pikiran picik, dasar aneh dan ajaib sekali, astagfirullah, sabar sabar Halwa, kamu harus tenang dan elegan menghadapi sikap absurd Yudha dan keluarganya.
" jangan suka mimpi disiang bolong mas, Awas jatuh itu sakit." blokir, setelah mengirim pesan balasan, aku langsung mencari tulisan blokir untuk menutup komunikasi dengan laki laki yang sempat membuatku jatuh cinta sekaligus terluka dengan waktu bersamaan, bukan hanya kontak mas Yudha yang ku blokir, tapi semua kontak keluarganya, cukup sampai disini saja, aku tak ingin lagi berhubungan dengan mereka, selain terus terkena masalah, juga akan semakin menambah beban hati dan pikiran menjadi sakit, aku masih ingin waras dan hidup normal tanpa adanya manusia manusia absurd seperti mereka.
entah kenapa, tiap kali berurusan dengan mas Yudha atau keluarganya, selalu membuat pikiran ini tak nyaman, kopi adalah solusinya.
akupun beranjak dan memilih membuat secangkir kopi susu kesukaan, agar pikiran ini kembali tenang, karena untuk kembali melanjutkan tulisan tulisanku butuh pikiran yang tenang agar ide berjalan lancar.
'Tekanan dari mantan suami ' sengaja aku menulis cerita yang mengisahkan tentang bagaimana mantan suami yang terus ikut campur urusan sang mantan istrinya, ide itu mengalir begitu saja saat aku membayangkan bagaimana sikap mas Yudha selama ini, disana aku menuliskan sosoknya sedang menerima karma dari wanita selingkuhannya, selingkuh yang diselingkuhi, impas bukan dan entah kenapa aku berharap itu benar benar terjadi pada hidup mantan suamiku nantinya, terkesan sangat jahat sekali pikiranku, sama saja aku mendoakan keburukan pada orang lain, astagfirullah.
pada dasarnya melepaskan itu jauh lebih melegakan dari pada memaksakan, itulah saat ini yang sedang aku lakukan, setelah bertahun tahun hidup dalam tekanan keluarga mas Yudha, akhirnya dengan perjuangan yang tak mudah hingga pada titik ini, aku benar benar yakin dan memiliki keberanian untuk lepas dan memilih mengakhiri hubungan yang hanya menghadirkan sakit serta perih dalam menjalaninya, menjadi janda jauh lebih baik dari pada berstatus istri tapi rasa janda yang harus menghidupi diri sendiri bahkan seluruh keluarganya, itu aku anggap sebagai kebodohanku yang harus segera diakhiri.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Jangan lupa mampir juga di cerita aku ini ya, kasih like n komentarnya, juga menerima kritik dan saran, thank you sudah mau mampir di cerita aku.
Salam sayang dari Author Za ❤️
Happy ending ❤️