Sebagai lelaki bertanggung jawab, Abas mau menikahi pacarnya yang hamil duluan. Mereka menikah di usia muda dan harus rela berhenti sekolah. Sayangnya kehadiran Abas sebagai suami Tari tidak begitu diterima oleh keluarga sang istri. Bisa dibilang Abas tak pernah diperlakukan baik sebagai menantu. Dia terus dihina dan diremehkan.
Hingga suatu hari, karena hasutan keluarga sendiri, Tari tega mengkhianati Abas dan membuang anaknya sendiri.
Abas diceraikan dan harus merawat anaknya seorang diri. Namun dia tak putus asa. Abas mengandalkan keahlian tangannya yang terampil mencukur rambut dan memijat orang. Abas selalu bermimpi memiliki usaha di bidang jasa cukur & pijat yang sukses. Dalam perjalanan menuju kesuksesan, Abas menemukan banyak wanita yang datang silih berganti. Bahkan mengejutkannya, sang mantan istri kembali tertarik padanya. Bagaimana perjuangan Abas setelah dibuang oleh istri dan mertuanya? Berhasilkah dia membangun usaha jasa yang sukses?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3 - Keahlian Tangan Abas
Abas sudah membayangkan uang dan emas ada di dalam kotak jati yang kini dipegangnya. Namun setelah kotak itu terbuka, bayangannya seketika sirna.
Dahi Abas berkerut. Bagaimana tidak? Dia justru menemukan sebuah gulungan kertas di sana.
"Apa ini? Peta harta karun?" gumam Abas. Ia langsung membuka gulungan kertas yang tampak tebal itu.
Setelah terbuka, ternyata kertas-kertas itu berisi resep ramuan herbal tradisional yang digunakan untuk memijat. Resep-resep tersebut tertulis terpisah sesuai dengan penyakitnya.
"Astaga, Nek... Sejak dulu kau selalu saja membanggakan tentang hal ini," ungkap Abas sambil mendengus kasar. Dia kembali menggulung kertas resep itu dan dimasukkannya lagi ke dalam kotak.
Abas meletakkan kotak itu kembali ke lemari. Selanjutnya, dia segera beranjak pulang. Untuk sementara rumah neneknya akan kosong. Abas juga sama sekali tidak berpikiran untuk menjual rumah sederhana tersebut.
Kini Abas pulang ke rumah. Dia langsung menemui Denis. Anak itu terlihat sudah tertidur di ranjang.
Abas lantas menghampiri Denis. Saat itulah atensinya tertuju ke arah lebam yang ada di pergelangan tangan Denis.
Abas memicingkan matanya agar bisa melihat dengan lebih jelas lebam yang ada di tangan Denis. Ia sebenarnya ingin menanyakannya pada Denis secara langsung. Tetapi tidak tega karena Denis tidur nyenyak sekali.
Alhasil Abas pergi ke kamarnya. Bersamaan dengan itu, mertuanya datang.
"Baru pulang kau?!" timpal Tania.
"Iya, Ma. Aku harus mengurus pemakaman nenek sampai selesai. Mama sama papa kenapa nggak datang?" tanggap Abas.
"Maaf, Bas. Hari ini kami ada urusan mendesak. Ini baru saja pulang ke rumah. Aku dan Papa sudah lapar," ujar Tania.
"Iya, Ma. Aku akan segera ke dapur untuk memasak," kata Abas yang langsung paham dengan kode sang mertua. Dia segera pergi ke dapur untuk memasak makan malam. Tak peduli dengan seberapa lelahnya dirinya hari itu.
Abas memang seringkali disuruh-suruh oleh mertuanya sendiri. Mengingat dia hanya bekerja sebagai tukang cukur. Abas kebetulan sudah memiliki barbershop sendiri.
Sebenarnya Abas sudah berusaha mencari pekerjaan ke berbagai perusahaan dengan bermodalkan ijazah paket C. Tetapi sayangnya tidak ada yang berhasil. Mungkin salah satu alasannya karena nilai di ijazahnya sangatlah rendah.
Jadi Abas tak punya pilihan lain selain membuka usaha. Dia belajar mencukur dengan cara otodidak melalui youtube.
Awalnya barbershop milik Abas selalu ramai. Namun lama-kelamaan semakin sepi karena banyaknya pesaing yang bermunculan. Apalagi pesaingnya mempunyai barbershop yang lebih besar dengan kenyamanan dan pelayanan terbaik.
Sekarang Abas sibuk memasak. Malam itu dia memutuskan untuk menggoreng ayam dan menumis kangkung. Abas juga melengkapi makan malam keluarganya dengan gorengan tempe dan tahu.
Semuanya Abas lakukan sendiri. Abas mungkin tidak pandai jika berurusan dengan akademik. Akan tetapi setidaknya dia memiliki tangan emas yang ahli melakukan apapun. Selain bisa mencukur, dirinya juga pandai memasak. Mungkin itu terjadi karena Abas sudah terlalu sering melakukannya.
Ketika masakan telah jadi, Abas segera menyajikan makanan ke meja. Dia, Tania, dan Roni lantas makan malam bersama.
"Aku lupa memanggil Denis!" cetus Abas sembari mencoba beranjak dari kursi.
"Dia tadi sudah makan kok. Aku tadi membuatkannya mie instan dua bungkus. Makanya pas kenyang, langsung ngorok aja tuh," imbuh Tania.
Abas otomatis kembali duduk. Dia akan mempercayai perkataan mertuanya.
Usai makan, Abas pergi ke kamar. Dia duduk di tepi ranjang dan menonton tutorial mencukur di youtube. Jujur saja, Abas selalu mengasah keahliannya dengan mempelajari teknik baru di internet.
Karena merasa lelah, Abas merebahkan diri ke ranjang. Sampai akhirnya dia tertidur.
Wajah nenek langsung menyambut dengan senyuman. Abas melihat dirinya dan nenek duduk saling berhadapan di teras.
"Nenek?" panggil Abas terpelongo.
"Bas, apa kau sudah memeriksa lemariku?" tanya neneknya Abas.
ingat entar tambah parah Lo bas....,