NovelToon NovelToon
Om Bule, Kawin, Yuk!

Om Bule, Kawin, Yuk!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Konflik etika / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Penyelamat
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

John Ailil, pria bule yang pernah mengalami trauma mendalam dalam hubungan asmara, mendapati dirinya terjerat dalam hubungan tak terduga dengan seorang gadis muda yang polos. Pada malam yang tak terkendali, Nadira dalam pengaruh obat, mendatangi John yang berada di bawah pengaruh alkohol. Mereka terlibat one night stand.

Sejak kejadian itu, Nadira terus memburu dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengan John, sedangkan John tak ingin berkomitmen menjalin hubungan romantis, apalagi menikah. Saat Nadira berhenti mengejar, menjauh darinya dan membuka hati untuk pria lain, John malah tak terima dan bertekad memiliki Nadira.

Namun, kenyataan mengejutkan terungkap, ternyata Nadira adalah putri dari pria yang pernah hampir menghancurkan perusahaan John. Situasi semakin rumit ketika diketahui bahwa Nadira sedang mengandung anak John.

Bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka? Akankah mereka tetap bersama atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Rasa Penasaran

John menghela napas, berdiri di tepi lokasi proyek sambil mengamati pekerja yang lalu lalang. Usianya sudah memasuki kepala tiga, dan kini, pikirannya penuh oleh sosok Nadira, gadis dua puluh tahunan yang entah bagaimana membuat hatinya terikat. Ia menyadari betul perbedaan usia di antara mereka, dan kekhawatiran pun muncul. Bagaimana reaksi sahabat-sahabatnya? Mereka yang sudah ia anggap seperti keluarga pasti tak akan membiarkannya lepas dari godaan jika mereka tahu.

"Kalau mereka tahu soal Nadira, pasti aku akan jadi bahan lelucon," gumamnya pelan, menghela napas panjang membayangkan wajah-wajah usil sahabatnya.

Tiba-tiba, teleponnya berbunyi. Salah satu sahabatnya mengirim pesan mengajaknya bertemu malam nanti, seperti biasa. John menatap layar ponselnya, sedikit bimbang. Pertemuan itu biasanya penuh dengan candaan dan tawa, tapi ia tahu jika sedikit saja tersirat perubahan sikapnya, pasti mereka akan mencium ada sesuatu yang berbeda.

“Jadi bagaimana ini?” John bergumam pada dirinya sendiri. Bagian dari dirinya ingin menceritakan kisah rumit dengan Nadira, tapi ia juga ragu. "Semoga mereka tidak menebak apa-apa. Aku hanya... belum siap," ujarnya dalam hati, mencoba membuang semua pikiran sebelum ia harus kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya.

***

Malam hari di kafe yang cukup ramai, John duduk bersama sahabat-sahabatnya yang kini sudah ia anggap keluarga. Sebenarnya, ia datang dengan setengah hati, karena ia tahu topik utama yang akan muncul adalah status jomblonya. Dan benar saja, belum sepuluh menit berlalu, Angga, sahabat yang paling usil, membuka percakapan.

“Jadi, John,” ujar Angga sambil tersenyum lebar, “kapan kita bakal datang ke pesta pernikahanmu, nih? Dari kita berlima, cuma kamu yang masih sendiri.”

John menghela napas, mencoba tersenyum meski terasa canggung. Sebelum ia sempat menjawab, Rian, yang terkenal tengil dan tak pernah melewatkan kesempatan untuk menggoda, ikut bersuara.

“Kamu butuh bantuan kita untuk cari kandidat, bro?” Rian mengedipkan mata jail. “Mau yang seperti apa? Aku punya koneksi, lho! Mungkin tipe yang kalem, mandiri... atau, kamu lebih suka yang berkarakter kuat?”

John tertawa kering, merasa makin terpojok. Ia belum siap bercerita tentang Nadira, apalagi menyebutkan usianya yang lebih muda. Ia hanya mengangkat bahu dan tersenyum seolah tak ada yang perlu dibahas.

Ello, yang selalu tampak serius tapi punya selera humor tak terduga, ikut berkomentar, “Mungkin John butuh gadis muda yang masih polos, biar bisa menciptakan kisah cinta klasik. Coba bayangin, bule ganteng dengan gadis Indonesia yang lugu.”

Teman-temannya tertawa mendengar ide itu, dan John mencoba tersenyum. Tapi sejujurnya, kata-kata Ello justru mengingatkannya pada Nadira. Nadira memang gadis muda yang polos dan penuh rasa ingin tahu, yang selalu membuatnya merasa ingin melindunginya.

Zion, yang biasanya tenang dan penuh perhatian, akhirnya berbicara. Dengan nada santai namun tajam, ia menatap John. “Akhir-akhir ini kamu sering galau, John. Jangan-jangan sudah ada hati yang tersangkut di suatu tempat, ya?”

John sedikit tersentak mendengar komentar Zion, namun ia berusaha menutupi kebingungannya. Ia merasa seluruh perhatian sahabat-sahabatnya kini tertuju padanya. Di satu sisi, ia ingin membantah, tapi di sisi lain, apa yang dikatakan Zion mungkin tidak sepenuhnya salah.

“Yah... kalian terlalu mendramatisir,” jawab John akhirnya, tertawa canggung. “Aku hanya fokus dengan pekerjaan, itu saja. Kalian tahu, proyek ini cukup menyita waktu.”

Meski berusaha mengalihkan perhatian mereka, John tahu bahwa mereka sudah menaruh kecurigaan. Bagaimana pun, ia hanya bisa berharap mereka tidak membaca terlalu dalam perubahan dalam dirinya, terutama soal hubungan rumit yang perlahan mulai terbentuk dengan Nadira.

Angga, dengan senyum lebarnya yang khas, menatap John dan menyikut lengannya. “Gimana kalau kita pergi ke klub malam buat minum, bro? Biar penatnya hilang. Siapa tahu, malah ketemu jodoh juga.”

John terkekeh, tapi sebelum ia sempat menjawab, Ello langsung bereaksi. “Ya ampun, jagan! Mau-mau aja ikut ide sesatnya si Angga ini,” ucapnya dengan nada bercanda, menggelengkan kepala seperti dokter yang prihatin.

Rian, yang juga berprofesi sebagai dokter, menambahkan dengan nada setengah serius, “Betul tuh, minum-minum nggak baik buat kesehatan. Ini kayak ngajak jantung buat nambah kerja ekstra.”

Angga hanya menatap mereka dengan pandangan protes, mengangkat tangan seolah menyerah dengan ceramah dari dua dokter di antara mereka.

Lalu, Zion, yang terkenal sebagai orang paling tenang di kelompok itu, tersenyum tipis dan berkata, “Kalau aku minum, bukannya hilang penat, malah diusir dari kamar sama istriku.”

Pengakuan Zion yang jujur namun santai itu sukses membuat yang lainnya meledak dalam tawa. Mereka semua tahu betapa Zion sebenarnya sangat takut pada istrinya dalam hal-hal tertentu, meskipun ia jarang mengakuinya dengan terang-terangan.

John menghela napas lega melihat suasana berubah lebih santai dan akrab. Meski ia tahu pertanyaan soal statusnya mungkin akan kembali diungkit, setidaknya untuk saat ini, mereka masih bisa bercanda tanpa terlalu banyak tekanan.

John pulang ke apartemennya agak larut malam. Berkumpul dengan orang-orang terdekat sering kali membuat waktu terasa begitu cepat berlalu. Begitu ia membuka pintu, pandangannya langsung tertuju pada sosok Nadira yang tertidur di sofa ruang tamu. Gadis itu bersandar dengan posisi yang tampak tidak nyaman, sementara laptop di atas meja masih menyala, menampilkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan tugasnya sebagai asisten dosen.

John mendekat dengan langkah perlahan, berniat membangunkannya agar ia pindah ke tempat tidur. Namun, ketika melihat wajah lelah Nadira yang terpejam, ia mengurungkan niatnya. "Gadis ini... Apa dia memaksakan diri untuk menyelamatkan tugasnya?" gumamnya lirih. Sesaat, rasa kasihan muncul dalam dirinya, dan tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk menutup laptopnya dengan hati-hati.

Dengan lembut, John mengangkat Nadira, menggendongnya ke kamarnya. Perlahan, ia membaringkannya di atas tempat tidur, memastikan agar Nadira tetap nyaman dan tidak terbangun. Setelah menyelimutinya, John sempat terdiam, memerhatikan wajah Nadira yang polos dalam tidurnya.

Ia bergumam pelan, “Kamu ini tidak pernah merawat diri, ya?” Pikirannya mulai berkelana, memperhatikan wajah Nadira yang terlihat sedikit kusam. “Begini saja sudah cantik… bagaimana kalau kamu mulai merawat dirimu sendiri?”

John tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya, sadar akan arah pikirannya. “Apa yang sedang aku pikirkan ini?” batinnya. Mengusap wajahnya sendiri, ia pun segera memutuskan untuk beranjak keluar dari kamar Nadira, mencoba menenangkan pikirannya yang terasa campur aduk.

John berbaring di tempat tidurnya, tetapi pikirannya terus melayang, kembali pada sosok Nadira. Ada sesuatu tentang gadis itu yang selalu berhasil membuatnya penasaran. Meski tampak sederhana, John menyadari ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang kehidupan Nadira. Wajah cantiknya memang tidak bisa disembunyikan, tetapi terlihat sedikit kusam, seperti seseorang yang terbiasa mengabaikan perawatan diri.

Ia memikirkan pakaian Nadira yang selalu sederhana dan tak pernah mencolok. Selama ini, ia tak pernah melihat Nadira mengenakan barang bermerek atau aksesori mahal. Bahkan laptop yang digunakan Nadira sudah terlihat usang, tetapi ia tetap menggunakannya tanpa pernah mengeluh. John tak bisa menahan rasa penasaran, bagaimana Nadira menjalani hidupnya selama ini.

Pikirannya pun terlintas pada kartu ATM yang pernah ia berikan padanya. John tahu bahwa Nadira tidak sering mengambil uang dari sana, bahkan hanya menggunakan secukupnya untuk kebutuhan apartemen. Ia bisa melihat bahwa Nadira bukan tipe wanita yang suka berfoya-foya atau memanfaatkan bantuan orang lain. Sikap itu membuat John merasa semakin kagum sekaligus bingung.

“Gadis ini… sebenarnya seperti apa kehidupannya?” gumam John pada dirinya sendiri. Ia tak bisa menahan rasa keinginannya untuk tahu lebih banyak tentang masa lalu dan latar belakang Nadira. Rasanya ada lebih banyak hal yang tersembunyi di balik sosok sederhana itu, dan entah bagaimana, ia mulai merasa ingin melindunginya lebih dari sekadar tanggung jawab biasa.

...🍁💦🍁...

To be continued

1
abimasta
astaga koq aku kelewat ya baca ini,ternyata sudah tamat,trimakasih thor sudah menyuguhkan cerita2 bagus,sukses di karyakarya selanjutnya
Anitha Ramto
ooh sudah End...happy ending
iroh hotijah
tamat /Sweat/ kutunggu karya selanjutnya thx kk moga ttp semangat berkarya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ditunggu karya selanjutnya kak💪😊
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jadi kisah ini sudah tamat? padahal masih belum rela... 😔😔😁😁
belum tau juga anak nadira laki atau perempuan.
Danang sulistyo: sama sependapat 😊😊
total 1 replies
Danang sulistyo
alhamdulillah....selesai...sukses sllu thor ditunggu up terbarunya
kaylla salsabella
terimakasih atas karya " kal Nana sehat selalu dan di murah kan Rizky nya🥰🥰
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Aamiin 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
akhirnya hancur mereka 😁😁
abimasta
akhirnya beno ditangkap
Anitha Ramto
akhirnya si Beno tertangkap juga...tinggal dua ular tuh yg lg di Villa blm tertsngkap
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semoga beno, Sandra, Sasha mendapat hukuman yg seadil-adilnya. bukan hanya 6,5 thn.
Anitha Ramto
Tegaang...kamulah yang akan kalah Beno...yg akan tertawa terakhir..

Tinggal tunggu kehancuran si Beno..dan akan menjadi gembel
kaylla salsabella
wah kira" bukti" udah di musnahkan belum ya
Dwi Winarni Wina
Siap2 aja beno tunggu aja kehancuranmu dan dijebloskan kepenjara biar jera dan kapok,,,

John yg skrg lbh kuat dan tanggung tidak mudah dihancurkan seperti dulu lagi beno....
sebentar lg jatuh miskin dan jd gembel dijalanan...

Lanjut thor......
Kadek Sri
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semua berlomba dengan waktu. bersiaplah kalah. beno.
Mira Hastati
ayo beno siapkan diri untuk karma yang sedang menantimu
kaylla salsabella
wah bentar lagi kamu bakal hancur beno
Dwi Winarni Wina
Nadira mendukung john menghancurkan beno dan rebut harta warisan ibunya yg dikuasai beno...

Siap2 beno akan mengalami kehancuran dan kebusukan akan terbongkar...
Beno dan duo ulet bulu sandra dan sasa akan jatuh miskin dan jd gembel dijalanan selama ini menikmati harta warisan ibunya nadira...
Anitha Ramto
semoga berhasil misinya Nadira,,dan Timnya untuk merebut kembali milik Nadira dan Ibuny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!