NovelToon NovelToon
Kaisar Petarung : Perjalanan Zhang Yu

Kaisar Petarung : Perjalanan Zhang Yu

Status: tamat
Genre:Tamat / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan
Popularitas:15.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Zhang Yu. Dia anak seorang tetua klan di Kota Qian Gu yang memiliki cukup pengaruh. Akan tetapi karena dirinya terlahir berbeda, semua orang menganggapnya sebagai sampah.

Namun, tanpa diketahui banyak orang ternyata Zhang Yu memiliki tubuh spesial. Beruntung dia bertemu dengan seorang guru yang tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatannya. Mengubah dirinya dari seorang sampah menjadi genius berbakat mengerikan.

Ini adalah perjalanan Zhang Yu dalam membuktikan diri sebagai petarung terhebat. Mengemban nama kaisar petarung, mengguncang dunia dan membangun pondasi mencapai puncak keabadian.

Simak kisah lengkapnya dan jadilah saksi sebuah legenda tercipta. Kaisar Petarung!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter... 16 : Babak Final

Ketika Zhang Yu telah disahkan sebagai pemenang, sebagian penonton yang mendukungnya langsung bersorak. Seolah sudah menjagokannya sejak awal, mereka berseru bangga dengan menyebut namanya.

"Aku yakin sekali Zhang Yu akan memenangkan acara kedewasaan dan mendapat julukan sebagai generasi muda klan Zhang paling genius periode ini."

"Benar! Padahal sebelum ini aku mengira Zhang Feng akan mengikuti jejak kakaknya, Zhang Xiao, mendapat posisi pertama dalam acara kedewasaan. Tapi Zhang Yu tampil sangat menjanjikan."

Hampir separuh dari jumlah penonton yang menyaksikan acara kedewasaan sedang membahas Zhang Yu. Tidak ada yang menyadari, seorang pemuda yang duduk di tempat tunggu peserta menampilkan wajah kesal dan tampak menahan amarah.

Perhatian yang seharusnya hanya tertuju padanya, sekarang terbagi, bahkan lebih berpusat pada Zhang Yu.

Meski saat ini Zhang Yu telah berhasil melepas sebutan sampah yang disandangnya bertahun-tahun, tapi ia tidak mau mengakui Zhang Yu lebih hebat darinya. Tidak akan!

"Kakak Feng, apa kau baik-baik saja?" Seorang pemuda yang kebetulan berada di dekat Zhang Feng menepuk pundaknya sambil memanggil.

Zhang Feng perlahan memutar wajahnya memandang pada pemuda itu.

Walau tidak ada kata, tapi pemuda itu dapat merasakan kemarahan Zhang Feng. "Kakak Feng, Tetua Keempat telah memanggilmu naik ke atas panggung pertarungan."

Kening Zhang Feng mengerut. Dia hampir lupa jika masih memiliki pertarungan yang harus dimenangkan.

Bersama dengan itu, Zhang Yan berseru untuk yang kesekian kalinya memanggil nama Zhang Feng.

"Zhang Feng! Jika kau tidak naik sekarang juga, maka kau akan dipastikan tersingkir."

Zhang Feng bangkit dari tempat duduknya, lalu melompat ke atas panggung pertarungan.

"Aku pikir kau takut untuk bertarung hingga tak berani naik ke atas," cibir Zhang Hou.

Zhang Feng mengabaikan ucapan Zhang Hou dan melirik ke tempat Zhang Yan. "Kapan pertarungan ini dimulai? Tanganku gatal ingin mencari pelampiasan."

Mendengar ini, Zhang Hou yang beberapa detik sebelumnya masih tersenyum dengan cepat menjadi kesal. Tangannya terkepal dan pedang di tangannya telah diselimuti Qi yang memancar.

Zhang Yan mengangkat tangannya sebagai aba-aba. Melihat kedua peserta sudah siap, tanpa membuang waktu lebih lama memulai pertarungannya.

"Mulai!"

Gema suara itu masih tersisa, tapi tidak menunggu lebih lama Zhang Feng mengayunkan pedang naga api miliknya untuk menciptakan dua siluet tebasan.

Hanya sekali ayunan, siluet tebasan berwarna merah yang mengeluarkan energi panas itu meluncur dengan cepat ke tempat Zhang Hou.

Mata Zhang Hou berkedut. Berusaha memaksa tubuhnya untuk menghindar di antara dua siluet tebasan yang sejajar.

Walau harus berguling-guling tapi dia berhasil meloloskan diri tanpa menerima luka sedikitpun.

Zhang Feng mendengus. Detik berikutnya dia mencengkeram kuat pedang naga api lalu melesat seperti seorang pembunuh. Hawa tubuhnya sangat kelam, tatapan matanya begitu tajam.

Entah kenapa, Zhang Hou yang mulanya sangat berani dan memiliki kepercayaan diri tinggi, tiba-tiba merasakan kegelisahan tidak biasa. Dia mencoba untuk tenang, tapi tepat pada saat ini Zhang Feng tanpa diduga menambah kecepatan. Dalam sekejap dia sudah berada di depan matanya, melepaskan satu tebasan mengerahkan kekuatan penuhnya.

Blam!

Kekuatan serangan ini terlalu besar. Zhang Hou yang mencoba menahan malah membuatnya terpelanting hingga separuh tubuhnya melayang di tepi panggung pertarungan.

Beruntung dia masih sempat menahan dengan pedangnya, atau dapat dipastikan ia akan tersingkir saat itu juga.

Namun satu hal yang ia lewatkan, pertarungan ini tidak berhenti. Ketika Zhang Feng mengetahui sang lawan belum terjatuh, dia secepat kilat melepaskan energi kekuatan dari ujung pedangnya.

Ombak api yang lumayan besar, menerjang tubuh Zhang Hou dengan ganas. Zhang Hou terpaksa melepaskan pedangnya dan melompat berputar sambil menghindar.

Seharusnya itu sudah cukup. Tapi siapa yang menyangka, ketika baru saja mendaratkan kaki dengan selamat, Zhang Feng telah berada tepat di belakangnya.

Tidak ada ampun. Tidak ada belas kasihan!

Zhang Feng menggunakan bagian tumpul pedangnya, memberikan serangan dengan segenap kekuatannya.

Blam!

Tubuh Zhang Hou langsung terhempas dengan keras. Jatuh di sekitar penonton dengan jejak cekungan yang lumayan dalam. Tulang punggung bengkok, dan darah mengalir dari mulutnya. Sangat mengenaskan!

Tetua Keempat tidak bereaksi menyaksikan hal ini. Penonton tercengang dan menahan nafas melihat kondisi Zhang Hou yang memprihatinkan.

Tetua Kelima yang berada di tempat duduk langsung melompat ke tempat Zhang Hou ketika melihat tanda dari Patriark. Dia memeriksa dengan hati-hati dan ekspresi wajahnya terus berubah seolah memberitahu kondisi Zhang Hou yang lumayan parah. Tapi dia mengangkat jempolnya, menegaskan Zhang Hou tidak dalam bahaya.

"Tetua Kelima, bawa Zhang Hou kembali dan segera obati dia." Tetua Kelima, Zhang Lou mengangguk mendengar perintah Zhang Lei. Tanpa basa-basi membopong Zhang Hou meninggalkan kerumunan.

"Tetua Keempat, kau dapat mengakhiri pertarungan ini," kata Zhang Lei dari tempat duduknya.

Zhang Yan mengangguk sekilas, berdehem beberapa kali dengan suara nyaring dan menarik atensi penonton. "Dalam pertarungan selalu ada kalah dan menang. Terluka itu wajar, Tetua Kelima sudah memastikan keadaan Zhang Hou dan dia akan mengobatinya. Jadi tidak perlu tegang dan mari kita lanjutkan kompetisi ini."

"Sementara itu Zhang Feng telah mengalahkan Zhang Hou, dan sebagai pemenang pertarungan ini dia berhak menantang Zhang Yu dalam babak final. Kita akan masuk dalam waktu istirahat yang kedua. Memberi kesempatan bagi dua peserta terbaik periode ini untuk memulihkan kekuatan."

Setelah mengatakannya panjang lebar, Zhang Yan memberi tanda kepada Zhang Feng untuk kembali ke tempat tunggu.

Zhang Feng menyimpan pedangnya kemudian menuju ke tempat duduknya. Tempat yang sebelumnya diisi oleh tiga puluh orang, sekarang sangat sepi dengan hanya menyisakan dua orang saja.

"Selamat, akhirnya kau juga sampai di babak final."

Kening Zhang Feng mengerut mendengar ucapan ini. Dia menoleh ke belakang dan tatapannya menjadi tajam. "Kau bisa sampai di babak final tak lebih karena keberuntungan. Jika bukan karena pedangmu, apa kau bisa sampai sejauh ini?"

Zhang Yu tersenyum dingin. Tidak menjawab kalimat itu, dia melenggang pergi begitu saja.

Tentu saja hal ini membuat Zhang Feng merasa terhina. Wajahnya dengan segera menjadi merah padam. Namun dia masih bisa menahannya, menarik nafas dalam lalu mendengus sambil menarik pandangannya ke depan.

Cih!

"Kau bisa berlagak sampai saat ini. Tunggu beberapa saat lagi dan aku akan membuatmu babak belur!" batinnya.

...

Sementara itu di tempat tetua.

"Tetua Pertama, apakah menurutmu Zhang Feng dapat menang menghadapi Zhang Yu? Putra Tetua Kedua itu tidak disangka memiliki kemampuan yang lumayan dan dapat mengalahkan lawan-lawannya dengan menjanjikan." Zhang Wen bertanya pendapat Zhang Xu tentang babak final yang akan berlangsung.

"Tentu saja. Xiao Feng pasti menang! Putra Tetua Kedua itu tidak akan bisa berkutik dalam babak final. Kita lihat saja." Zhang Xu bangkit dari tempat duduknya. "Aku memiliki satu urusan yang sangat penting. Kau tunggu saja di sini."

1
Dody Margono
Lumayan
Yaswirno Mr
seru💪👍
Yaswirno Mr
seru
Yaswirno Mr
👍💪
Yaswirno Mr
Luar biasa
Yaswirno Mr
aduh ada cewek cakep
Yaswirno Mr
zangyu keren
Yaswirno Mr
ganteng😀
Yaswirno Mr
mantul👍
Herry Okonk'z
Luar biasa
Kota bengkulu
eh Zhang yu dan suan yin jadi suami istri kapan nikahnya ????
Kota bengkulu: nikahnya apa cukup wik wik sudah jadi istri??? Weh Weh mudah sekalai
total 1 replies
Kota bengkulu
aneh ya katanya dalam gua tapi kok ada temboknya siapa yang membangun ?
Kota bengkulu
perasaan lari tunggang langgang karena tehnik pengendali roh , kalau memang takut menyimpan kenapa tidak di kasih penolongnya malah dikasih musuhnya memang aneh, mungkin author nya biar pembaca jengkel.
Alexs Az
Luar biasa
Kota bengkulu
kok membaca kelakuan MC nya jadi jengkel, sudah tau di kandang musuh bertindak semaunya padahal kekuatan baru sak uprit dan juga nasehat dari gurunya mengenai klan kuno.
Kota bengkulu: tapi menurutku yang gak masuk akal ya penulisnya gak sesuai logika itu menurutku tapi entah kalau yang lain.
total 1 replies
Kota bengkulu
ini aneh prajurit dan komandan jendral ada mentri perdana masih bisa kabur
Kota bengkulu
hehehe aneh tinggal rampas cincin periksa sudah dapat kok maksa suruh menyerahkan kalau ada tinggal ambil kok perdana menterinya ribet kurang sat set
Joni Yolmanto
good
Madi Jetli
kawin...kaein...kawin....horeeee kawinnnnn
Hendri Yansah
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!