NovelToon NovelToon
Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Syena Almira, gadis yang tanpa sengaja dinikahkan dengan seorang pria bernama Fian Aznand yang tidak dia ketahui sama sekali. Berawal dari sebuah fitnah keji yang meruntuhkan harga dirinya dan berakhir dengan pernikahan tak terduga hingga dirinya resmi di talak oleh sang suami dengan usia pernikahan yang kurang dari 24 jam.

"Aku tak akan bertanya pada-Mu Ya Allah mengenai semua ini, karena aku yakin kalau takdir-Mu adalah yang terbaik. Demi Engkau tuhan yang Maha pemberi cinta, tolong berikanlah ketabahan serta keikhlasan dalam hatiku untuk menjalani semua takdir dari-Mu." _ Syena Almira.

"Kenapa harus seperti ini jalan cintaku tuhan? Aku harus menjalani kehidupan dimana dua wanita harus tersakiti dengan kehadiranku? Aku ingin meratukan istriku, tapi kenapa ketidakberdayaan ku malah membuat istriku menderita?" _ Fian Aznand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehamilan Kedua

Assalamu'alaikum sahabat, selamat membaca

***

Fian mengatur waktunya antara Naima dan Syena, karena jarak dari rumah kedua istrinya lumayan jauh, Fian membagi waktu setiap hari kamis dan sabtu akan berada di rumah Syena. Dia membuat alasan pada Naima kalau setiap hari itu dia harus keluar mengurus restoran yang ada di luar kota.  Naima juga tidak keberatan dengan hal itu, karena dia tahu, bisnis suaminya sangat banyak, jadi alasan itu sangatlah tepat.

Naima keluar dari kamarnya, dia melihat Fian sedang bermain dengan Sofi di halaman depan bersama dengan Rayyan juga. Naima mendekati anak dan suaminya itu, karena sekarang hari minggu, jadi Fian berada di rumah, menghabiskan waktu bersama dengan anak dan istrinya, kemarin dia menghabiskan waktu bersama Syena dan Azad.

"Makanlah, aku buatkan cemilan manis untuk kita." Naima memberikan semangkuk bubur putih pada Fian dan Rayyan.

"Ummi, aku mau." Rayyan mendekati Naima, wanita itu menyuapi Fian dan Rayyan bubur putih tersebut.

"Enak sayang, kamu kenapa sudah memasak sih? Kan kamu masih belum kuat."

"Aku udah kuat, ini kan sudah tiga bulan aku habis melahirkan, jangan berlebihan memanjakan aku Fian."

"Aku tidak berlebihan sayang, aku hanya ingin istriku sehat dan baik-baik saja."

"Alhamdulillah, atas seizin Allah, aku sekarang sehat." Naima kembali menyuapi Fian dan Rayyan bubur yang ada di tangannya sambil sesekali merayu Sofi agar tertawa, bayi tiga bulan itu sangat menggemaskan, matanya yang terang, mengikuti warna mata Fian, menambah keindahan Sofi.

"Aku jadi kangen sama keluarga kamu, kapan ya kita bisa main ke Indonesia? Atau bisa berkumpul bersama seperti dulu?" Fian menatap Naima lalu tersenyum.

"Sebenarnya aku juga sangat merindukan mereka, tapi gimana kita mau ke sana sayang? Anak kita masih sangat kecil."

"Bukannya sebulan lagi Sonia akan menggelar doa bersama di rumahnya ya? Kita pergi saja bulan depan, bagaimana?"

"Aku akan pikirkan ya."

"Ayolah Fian, aku sudah ingin bertemu mereka."

"Oke baiklah sayang, kita akan ke sana." Naima tersenyum senang lalu memeluk Fian.

***

Fian memikirkan permintaan Naima untuk ke Indonesia bulan depan, apa dia harus membawa Syena juga atau meninggalkan Syena?

"Kamu kenapa dari tadi melamun terus? Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Naima yang baru saja memberi asi untuk Sofi.

"Aku hanya memikirkan keberangkatan kita ke Indonesia, aku sudah memberitahu mama kalau bulan depan kita akan ke sana." Naima tersenyum mendengar jawaban suaminya, dia juga tidak sabar untuk bisa berkumpul dengan keluarga besar Fian yang sangat baik.

Naima menidurkan Sofi di dalam box bayi, dia lalu merebahkan tubuhnya di samping Fian yang sedang menyandarkan punggungnya di headboard. Naima memeluk suaminya dan menduselkan hidungnya ke dada telanjang Fian, kebiasaan Fian jika akan tidur ya tidak mengenakan baju, paling hanya mengenakan celana panjang saja.

Fian sangat menyukai jika istrinya bermanja padanya, berbeda dengan Syena, Naima istri yang manja dan sangat bergantung pada Fian, dia paling tidak bisa jika harus jauh dari Fian, mungkin karena selama ini Naima selalu bersama dengan suaminya itu.

"Aku mau nanya sama kamu, boleh nggak?" Fian mengusap lembut kepala Naima yang berada di dadanya.

"Boleh, tanya apa?"

"Bagaimana menurutmu perasaan seorang istri yang dimadu?" Naima melirik suaminya.

"Kenapa kamu bertanya mengenai hal itu?"

"Aku hanya ingin tau saja sayang."

"Kalau aku, ini menurutku ya, aku tidak mau dimadu, ya istri mana yang rela di madu coba? Setiap wanita pasti ingin menjadi ratu satu-satunya di hati suami, tidak ada wanita yang ikhlas untuk di madu dan rasanya akan sangat menyakitkan."

"Jika aku menikah lagi bagaimana?" Naima menatap tajam ke arah suaminya itu.

"Aku akan membunuhmu Fian, aku akan membawa anak-anak pergi sejauh mungkin dan aku tidak akan membiarkan kamu menemui kami lagi." Jawaban Naima membuat Fian takut, memang bukan langkah yang benar jika dia jujur pada Naima mengenai hubungannya dengan Syena, bisa-bisa Naima meninggalkannya.

"Apa kamu berniat untuk menikah lagi?" Fian tersenyum lalu mengecup bibir istrinya.

"Aku mencintaimu sayang, kau akan tetap menjadi ratu dalam hatiku, aku akan menjadikan kamu satu-satunya istri di rumah ini." Naima memeluk erat Fian dengan bahagia, dia sangat tahu kalau Fian sangat mencintai dia dan anak-anak mereka.

"Maafkan aku Naima, kamu memang ratu di rumah ini tapi ada ratu lain di rumah yang lain pula, aku harus apa? Keadaan membuat aku harus memadu mu, percayalah, aku mencintaimu, sangat mencintaimu tapi di sisi lain, aku juga mencintai Syena." Kata hati Fian sembari terus memeluk Naima.

Pada hari kamis, Fian pamit pada Naima untuk pergi, dia akan menemui Syena dan tidur di rumah Syena, karena memang jadwalnya saat ini harus ada di rumah Syena bersama dengan Azad.

Sesampainya di rumah, Fian tidak menemukan Syena, dia hanya melihat Azad sedang bermain dengan baby sitter nya.

"Mana umma nak?"

"Umma di kamar bi, umma sedang demam." Fian bergegas menemui Syena di kamar, dia tidak melihat Syena, dia mendengar Syena sedang muntah di dalam kamar mandi.

"Syena, kamu kenapa?" Syena hanya menggeleng lalu memuntahkan kembali apa yang dia makan tadi.

"Kamu sakit?" Syena tak menjawab pertanyaan Fian, tangannya terasa dingin dan wajahnya begitu pucat. Syena mencuci mulutnya lalu mencoba berdiri, dia pingsan, dengan cepat Fian menggendong Syena dan membawanya ke rumah sakit.

"Selamat Bapak Fian, Dokter Syena sedang hamil, usia kehamilannya sudah memasuki 3 minggu, tapi kondisi kandungan Dokter Syena sangat lemah jadi dia harus istirahat total dan tidak boleh melakukan aktifitas dulu sampai kandungannya membaik." Saran dokter kandungan itu pada Fian, antara bahagia dan sedih juga, Fian merasa dilema dengan kehamilan Syena kali ini.

"Terima kasih dokter."

"Saya akan berikan obat untuk dikonsumsi oleh Dokter Syena, semoga untuk tiga bulan ke depan kandungan Dokter Syena sudah lebih baik, harap untuk menjaganya." Fian mengangguk dan mengambil resep obat itu dari dokter yang memeriksa Syena tadi.

Fian menghampiri Syena yang masih tidur lemah di atas ranjang, dia begitu cemas melihat kondisi Syena saat ini. Jika Naima sangat sehat secara fisik ketika hamil, maka berbeda dengan Syena yang terlihat begitu lemah menghadapi kehamilannya.

Syena menatap Fian dengan mata sayu, kondisinya begitu lemah hingga untuk bicarapun Syena tidak mampu. Fian mendekati istrinya dan mengusap lembut kepala Syena.

"Kamu hamil sayang, usia kandungan kamu jalan 3 minggu, kamu banyak-banyak istirahat ya, karena kandungan kamu itu lemah dan kamu nggak boleh banyak beraktifitas dulu untuk saat ini." Syena mengeluarkan air mata ketika Fian mengatakan hal itu, Fian bingung entah itu air mata bahagia atau memang Syena tengah bersedih.

Fian menghapus air mata Syena yang mengalir ke dekat telinganya.

"Maaf, maafkan aku Fian." Suara Syena terdengar begitu lemah nyari tak terdengar.

"Kenapa minta maaf?" Syena yang tidak sanggup lagi bicara hanya bisa memejamkan matanya, air mata Syena semakin banyak mengalir yang membuat Fian semakin khawatir dengan kondisi istri nya itu.

"Aku janji Syena, aku akan menjaga kamu selama kehamilanmu ini, aku tidak akan membiarkan kamu menjalani kehamilan kali ini seorang diri, aku akan menjaga kamu." Syena memalingkan wajahnya dari Fian yang membuat Fian semakin merasa aneh dengan sikap Syena.

Keesokan harinya, Syena sudah diperbolehkan pulang, kondisinya saat ini sudah lebih membaik dari kemarin. Selama di perjalanan, Syena hanya diam tak bicara sepatah kata pun hingga mereka sampai di rumah.

Syena berusaha bersikap hangat pada Azad, seolah tidak terjadi apa-apa, Fian semakin aneh dengan sikap istrinya, dari kemarin Syena tidak ingin bicara dengannya.

"Umma sakit apa? Kenapa umma sangat pucat begini?" Tanya Azad sambil meraba wajah Syena.

"Umma baik sayang, umma hanya butuh istirahat saja."

"Azad khawatir umma, Azad tidak mau kalau umma sakit."

"Umma sekarang sudah sehat, lihat, umma sudah di sini kan sama Azad." Azad memeluk Syena lalu mengantarkan Syena ke dalam kamar, Azad meninggalkan Syena berdua dengan Fian di dalam kamar.

"Kamu mau makan apa? Biar aku buatkan ya."

"Pergilah Fian, aku hanya mau kamu pergi dari sini." Fian mendekati Syena, lalu duduk di hadapan Syena.

"Kamu kenapa? Aku ada salah sama kamu?"

"Aku tidak ingin berdebat sama kamu, aku mohon Fian, pulanglah, aku baik-baik saja di sini."

"Ini rumahku juga, aku tidak akan pergi sebelum kamu menjelaskan kenapa kamu berubah padaku? Apa salahku?" Bukannya menjawab, Syena malah menangis, Fian membawa Syena ke dalam pelukannya, Syena memeluk erat Fian, dia sangat merindukan suaminya itu.

"Apa yang sudah kita bangun ini adalah suatu kesalahan Fian, aku tidak mau begini, aku tidak mau, tolong pergilah dan kembali pada istrimu, ceraikan saja aku, untuk data anak kita, kita sudah memiliki akta nikah, aku bisa melalui semua ini sendiri." Ucap Syena dalam pelukan Fian sambil menangis, Fian menghela nafasnya, dia paham dengan perasaan Syena yang saat ini tengah hamil.

"Syena, kamu juga istriku, jangan bahas cerai, aku menikah denganmu bukan untuk bercerai dan bukan juga hanya sekedar mendapatkan akta nikah, tapi aku menikahimu karena aku mencintaimu, aku ingin menjaga kamu dan Azad." Syena semakin menangis dalam pelukan Fian.

"Aku sudah menyakiti Naima, aku melukai hati seorang istri Fian, aku melukainya." Suara Syena terdengar semakin lemah dan tubuh Syena terasa berat, Fian menatap istrinya itu, ternyata Syena kembali pingsan.

Fian merebahkan Syena di atas kasur, dia mengusap tangan dan kaki Syena, dia juga memanggil dokter untuk memeriksa Syena.

"Dia tidak boleh memiliki beban pikiran yang berat, sebisa mungkin untuk menjaga pikiran Dokter Syena dengan baik agar kondisinya membaik, soalnya pikiran dia akan membuat keadaannya semakin memburuk." Fian mengangguk, dia mengerti karena saat Naima hamil dulu pun dokter menyarankan hal yang sama, namun kondisi Naima saat itu sangat kuat dan sehat, berbeda dengan Syena kali ini.

Setelah dokter pergi, dia menatap sendu wajah istri keduanya itu.

"Apa saat mengandung Azad dulu kamu juga seperti ini Syena? Jika iya, sungguh berdosa sekali aku padamu, membiarkan kamu menjalani hari-hari sulit sedangkan aku berbahagia dan bersenang hati dengan anak dan istriku. Maafkan aku, aku akan menjaga kamu semampuku, aku tidak akan membiarkan kamu sendiri menghadapi kehamilanmu ini." Fian mengatakan semua itu penuh dengan cinta dan kasih sayang, dia mencium kening dan bibir Syena lalu berbaring di samping Syena sambil memeluk wanita yang sedang mengandung benihnya.

***

1
dedeh kurniasih
betapa hati seorang wanita tersakiti tapi masih bisa mengatakan rasa cinta ke suami nya dunia ini tak sesempit pikiran mu syena
dedeh kurniasih
Kecewa
dedeh kurniasih
Buruk
dedeh kurniasih
saya seneng membaca nya dan alur ceritanya baik dan lembut
dedeh kurniasih
bismillahirrahmanirrahim masyaa Alloh terharu membaca cerita nya dan sedih
Vebi Gusriyeni: MasyaAllah terima kasih atas dukungannya kakak 💗
total 1 replies
Cevineine
Lanjut Thorr👍👍
Vebi Gusriyeni: iya 😊
Cevineine: Okeeey, mampir juga ya ke lapak akuuu❤️ salam kenal
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!