NovelToon NovelToon
Sleep With Tuan CEO

Sleep With Tuan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Crazy Rich/Konglomerat / Idola sekolah
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Vincent tanpa sengaja bertemu dengan Valeska di sebuah bar. Niat awalnya hanya untuk menyelamatkan Val yang diganggu laki-laki, namun akhirnya malah mereka melakukan 'one night stand'.
Dan ketika paginya, Vincent baru sadar kalau gadis yang dia ambil keperawanannya tadi malam adalah seorang siswi SMA!
***
IG: @Ontelicious

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Tak Ada Maaf Untuk Selamanya

Satu jam sebelumnya…

Valeska menggeliat tak nyaman. Matanya ditutup kain hitam tebal, dan mulutnya dibekap sapu tangan yang hampir membuatnya sulit bernapas. Dia bahkan tidak tahu berapa lama sudah berada dalam kondisi ini. Hanya suara derap langkah dan desahan napas berat orang-orang di sekelilingnya yang bisa dia dengar.

Saat akhirnya penutup matanya dibuka, dunia di sekitarnya muncul perlahan. Awalnya buram, seperti foto lama yang usang. Namun beberapa detik kemudian, semuanya menjadi jelas.

Ruangan besar.

Kosong.

Hanya ada satu lampu tua yang menggantung di tengah, menerangi sebuah kursi tempat dia duduk. Tangannya diikat di belakang, pergelangan tangannya terasa ngilu karena tali yang terlalu kencang.

Di mana ini? batin Valeska.

Belum sempat dia berpikir lebih jauh, langkah angkuh seorang wanita menarik perhatiannya. Wanita itu mendekat perlahan, seperti diva yang baru turun dari panggung, hanya saja tanpa sorotan kamera.

Wanita yang sangat dingin.

Tatapannya tajam seperti belati, dan bibirnya melengkung dengan senyum tipis yang entah kenapa lebih terlihat seperti ejekan.

Ia memberikan perintahnya pada lelaki bertubuh besar di samping Valeska agar melepaskan kain yang membekap mulut gadis itu.

Tanpa banyak basa-basi, pria itu langsung membuka kain yang membekap mulut Valeska. Gadis itu menghirup napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Tapi ketakutannya justru makin meningkat saat pandangannya bertemu dengan wanita di hadapannya.

“Ka–kamu siapa?” tanya Valeska. Suaranya bergetar, mencoba terdengar tegar meski jantungnya seperti sedang lomba lari.

Wanita itu menyilangkan tangan di dada. “Saya? Saya orang yang sangat membencimu.”

Oke, creepy. Valeska menelan ludah, berusaha keras untuk tetap tenang. “A–apa salah saya?”

Wanita itu mendekat, langkahnya lambat dan terkesan arogan. “Salahmu?” Dia terkekeh kecil, tapi sama sekali tidak ada nada humor di sana. “Salahmu adalah… kamu berani-beraninya jadi benalu di hidup anak saya.”

Anak?

Valeska berusaha mencerna kata-kata itu. Tapi semuanya jadi lebih jelas ketika wanita itu menambahkan, “Vincent.”

Nama itu menghantam Valeska seperti ombak besar. Dia mendongak, menatap lebih dalam ke mata wanita itu. Dan sekarang dia tahu. Mata itu … matanya sama persis seperti Vincent. Tampak sombong dan angkuh.

Bedanya, mata Vincent punya kelembutan, sesuatu yang selalu membuat Valeska merasa nyaman. Tapi wanita ini? Mata itu seperti jurang yang gelap dan berbahaya.

“Anda ibunya Vincent?” tanya Valeska akhirnya. Suaranya nyaris tenggelam oleh rasa gugup yang mulai menyesakkan dada.

“Bagus kalau kamu sudah sadar sepenuhnya” Wanita itu tersenyum tipis, tapi ada kepuasan yang terlihat jelas di wajahnya. “Ternyata otakmu bekerja juga.”

Valeska menelan ludah lagi. “Tapi kenapa saya dibawa ke sini? Saya nggak ngapa-ngapain."

“Hmmm.” Wanita itu melangkah lebih dekat, membungkuk sedikit agar wajahnya sejajar dengan Valeska. “Kamu sudah melakukan sesuatu. Sesuatu yang sangat salah. Kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya mendekati Vincent, mengacaukan hidupnya, membuat dia seperti ini."

“Seperti apa?” tanya Valeska yang merasa tidak bersalah sama sekali.

“Seperti pria yang merasa bersalah!” Wanita itu menjawab dengan nada yang meledak-ledak. “Vincent itu anak saya. Dia seharusnya tidak pernah… dan tidak akan pernah… peduli pada perempuan seperti kamu.”

Perempuan seperti kamu. Kata-kata itu menusuk hati Valeska lebih dalam.

"Kamu itu harus tahu diri, tahu di mana tempatmu sebenarnya," kata Melani. Suaranya pelan, tapi nadanya tajam, cukup membuat Valeska menelan ludah.

"Saya dan Pak Vincent tidak punya hubungan apa-apa," balas Valeska akhirnya. "Saya hanya orang yang bekerja di bawahnya."

Melani mendengus pelan, lalu menyilangkan tangan di dada. "Astaga. Baru kali ini saya tahu kalau kamu ternyata ... sebodoh ini."

Alis Valeska mengernyit. "Maksud Ibu apa?"

Melani mendekat satu langkah. "Coba kamu pikirkan dengan baik. Kenapa Vincent Everleigh, seorang pengusaha kaya raya dan super sibuk, rela buang-buang waktu untuk hal-hal kecil yang berhubungan sama kamu? Apa kamu tidak pernah curiga?"

Valeska diam, masih mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut perempuan ini.

Melani menarik napas panjang, lalu mendesis seperti orang kehabisan kesabaran. "Ya Tuhan, kamu benar-benar tidak mengerti, ya? Vincent itu merasa bersalah sama kamu. Itu saja."

"Bersalah?" Valeska makin bingung. "Tapi kenapa?"

Melani memutar bola mata, lalu memberi kode pada Zoey, perempuan tangguh di sebelahnya, untuk memberikan sesuatu. Zoey mendekat dengan beberapa lembar foto di tangannya.

"Lihat ini baik-baik," ujar Melani sambil menjatuhkan foto-foto itu di lantai, tepat di depan kaki Valeska.

Valeska langsung menunduk. Matanya melebar saat melihat foto-foto tersebut. Di sana terlihat jelas Vincent tengah menggendongnya di sebuah bar. Lalu, ada foto lainnya yang menunjukkan mereka memasuki sebuah ruangan yang Valeska ingat sebagai tempat di mana ia terbangun keesokan harinya.

Jantung Valeska berdetak kencang. Kepalanya mendadak penuh dengan pikiran-pikiran yang tak bisa ia kontrol. "Ini ... ini nggak mungkin ...," bisiknya, setengah tak percaya.

Melani tersenyum tipis, yang sangat sinis. "Apa itu masih membuatmu belum bisa percaya? Kalau begitu, kamu bisa dengar pengakuan langsung dari dia."

Melani lalu memberi isyarat pada seorang pria berbadan besar di pintu. Tanpa berkata apa-apa, pria itu menarik lengan Valeska, membawanya menuju sebuah ruangan lain.

......................

Di ruangan kecil itu, Valeska duduk diam. Hanya ada suara yang keluar dari speaker kecil di dinding. Suara itu ... suara Vincent. Suara yang biasanya terasa hangat, kini terdengar dingin dan penuh penyesalan.

"Semua ini salahku," kata Vincent dari speaker. "Aku melakukan itu cuma karena merasa bersalah aja."

Kata-kata itu terus menggema di kepala Valeska. Setiap kalimatnya seperti jarum yang menancap di hati.

Jadi, selama ini semua perhatian dia ... semua kebaikannya ... cuma karena rasa bersalah? pikir Valeska. Bukan karena dia benar-benar peduli sama aku?

Pintu ruangan terbuka. Dan di sanalah Vincent yang awalnya duduk langsung berdiri kaget. Lelaki itu bisa melihat wajah Valeska yang terlihat kusut, bahu naik turun karena menangis dan wajah yang basah karena airmata.

"Val," panggil Vincent dengan suara pelan.

Valeska hanya menggeleng. Ia membalas tatapan Vincent dengan nanar. "Jangan panggil saya seperti itu lagi."

Melani ikut berdiri di belakang Vincent. "Jadi bagaimana? Sudah puas dengar semuanya? Apa sekarang kamu paham di mana posisimu?"

Valeska tidak menjawab. Dia hanya berdiri dengan tubuh gemetar. Bahkan untuk menatap Melani, dia tak sanggup.

"Saya ... mau pulang," ucapnya akhirnya, suaranya serak karena terlalu banyak menangis.

Melani melambaikan tangan pada Zoey. "Antar dia pulang. Pastikan dia tidak ada drama lagi di jalan."

Vincent ingin meraih Valeska, ingin menjelaskan segalanya, tapi kakinya seperti tertahan. Dia tahu, tidak ada kata maaf yang cukup untuk memperbaiki semuanya.

Ketika Valeska berjalan melewatinya dengan lemas, Vincent hanya berdiri diam, menatap punggungnya yang perlahan menjauh. Hatinya terasa seperti dihantam batu besar.

Dia tahu, ini akhirnya. Valeska tidak akan pernah memaafkannya.

...****************...

1
Inay Febrie
ulerrr jngan percaya🤨
Inay Febrie
waadduuuhh tekdung🤰
Anne Soraya
lanjut
Inay Febrie
semangaaatt pak CEO mogaa makin lamaaaa dmaafin'y🤣🤣🤣

inget,Val!! jngan mudah melunaak 😎
Anne Soraya
lanjut
agen neptunus: siyaaapp!!
total 1 replies
Inay Febrie
kurang panjaaang😄✌
Inay Febrie
kurang panjaaang😄✌
agen neptunus: ngadi ngadi emang 🤣
total 1 replies
🌟
Kuranggg😬
agen neptunus: heh 🤣 udh double padahal
total 1 replies
🌟
2!
Inay Febrie
panjangin lg bab'a boleeehhh??👉👈
agen neptunus: mau nambah update? boleeeeeeh
total 1 replies
Inay Febrie
Sam kampreettt😠😠
udah lah Val emang paling bener tuh mnyendiri dulu,sembuhin dulu semuanya smpe bner" bs brdamai dg keadaan tp engga dg manusianya😊💪
Inay Febrie
selamat atas penyesalan utk seumur hidupmu,Vinchen☺
Inay Febrie
selamat Vin🤝😏
Anne Soraya
lanjut
🌟
Lahh🙂
🌟
Bjirrr lgsg ketahuann😂😭
Anne Soraya
lanjut
Inay Febrie
DUUAAARRRR,,mw jawab apa pak CEO??😏
Inay Febrie
dan akhirnya ktemu dahh sama si om" CEO🙂
Inay Febrie
belum pak
bpak mau daftar??🙂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!